Saat kembali ke ruangan dengan membawa sampanye pesanan sang client, Taeyong dikejutkan oleh adegan dimana Yuta tengah ditodong hand-gun oleh beberapa pria bertubuh besar yang sepertinya adalah kaki-tangan Jaehyun, mengingat tidak ada client lain yang berada di ruangan ini sebelumnya.
Kendati scene seperti ini bukan lagi hal yang baru bagi Taeyong, mengingat borok didalam kasino tersebut, namun tampaknya si kecil itu masih tak terbiasa.
aku tak biasa bila ku tidur tanpa belaianmu~ eh? maap2 salah backsound :p
"ehem!"
Yuta berdehem dan menatap Taeyong yang masih memasang wajah bingung, seakan hendak bertanya, apa yang terjadi pada si boss selama ia turun mengambil sampanye pesanan client mereka?
"Lee Taeyong,─" Suara Yuta terdengar bergetar, pria itu juga terlihat sedang meneguk ludahnya sendiri, membuat Taeyong semakin kebingungan.
"Lee, tuan Jeong sudah menunggu sampanye-nya didalam ruangan." Yuta kembali bersuara dan membuat Taeyong akhirnya mengangguk mengerti.
Taeyong mengetuk dan tak lama kemudian pintu itu pun terbuka, menampilkan Jaehyun yang sudah berganti pakaian dengan bathrobe; ah- sepertinya pria itu baru saja selesai mandi.
"Masuk dan letakkan itu diatas nakas." Dan suara bass Jaehyun tersebut nyaris membuat Taeyong terkena serangan jantung akibat terlalu terkejut.
Taeyong menunduk dan memasuki ruangan tersebut untuk melaksanakan perintah Jaehyun sebelum suara pintu dikunci mengalihkan atensi-nya.
"Tu-tuan Jeong?" Si mungil bersuara; gugup,─ saat Jaehyun terus mendekat dan memotong sisa jarak tubuh mereka.
Devanno Aldebaran password-nya..?
"Hm?" Jaehyun menyahut.
Ruang diantara keduanya menyempit dan Taeyong menemukan dirinya seperti terbius oleh aroma maskulin yang menguar dari tubuh Jaehyun. Aroma sea salt yang berpadu dengan wood sage menciptakan rona mewah segar yang mengusik indra penciuman Taeyong.
Kendati demikian, ternyata naluri Taeyong masih berjalan dengan baik. Maka dengan sisa-sisa kesadaran yang tertinggal, si mungil itu buru-buru membungkuk, hendak meninggalkan ruangan tersebut.
"Sa-saya permisi tuan."
Dan Jaehyun mengabaikannya. Pria itu sibuk menikmati sampanye-nya, beberapa detik sebelum Taeyong terduduk akibat terkejut setelah membuka pintu ruangan.
Tepat didepan matanya, Taeyong bisa menyaksikan boss-nya tengah meregang nyawa dengan kondisi wajah babak belur.
"Tu-tuan!" Mungil itu hendak bangkit, mencoba menghampiri pria yang sekarat tersebut, sebelum sebuah tangan menarik bahu dan mencengkram dagu-nya.
"Ap─" Dan Taeyong tidak seberapa terkejut saat menemukan bahwa Jaehyun-lah yang tengah mencoba menghentikannya.
Jaehyun mengukung tubuh Taeyong dari belakang dan mencengkram dagu-nya, memaksa sang pelayan untuk memperhatikan detail dari wajah Na Yuta yang berada diambang kematian.
"Ku harap kau tidak bertindak bodoh seperti boss-mu itu, Lee. Karena aku tidak akan segan melubangi leher jenjang-mu ini." Ancam Jaehyun sembari menempelkan hand-gun ke leher Taeyong.
Lalu di detik itu juga, Taeyong tau bahwa Jaehyun bukanlah pelanggan vvip biasa.
Situasi ini bukanlah yang pertama kali dan Taeyong hanya harus mengikuti alur yang diciptakan oleh Jaehyun, setidaknya sampai bantuan yang dibutuhkan datang.
Namun, hal yang tidak Taeyong ketahui adalah Jaehyun tidak hanya memiliki kepentingan dengan Yuta, sebagaimana pelaku kejadian-kejadian sebelum-nya. Pria itu juga menginginkan dirinya dan Taeyong terlambat menyadarinya.
Sampai pada akhirnya, sang dominan menghempaskan tubuh mungil itu ke atas ranjang secara tiba-tiba dan menindih-nya, membuat Taeyong tidak bisa bergerak lantaran kedua tangannya juga ikut ditahan diatas kepala oleh Jaehyun.
Taeyong sempat memberontak beberapa kali, namun semakin keras penolakan Taeyong, semakin kasar pula Jaehyun padanya. Pria itu bahkan dengan mudah merobek kemeja seragam kerja Taeyong hanya menggunakan sebelah tangannya.
"hiks~ tu-tuan Jeong, tolong jangan lakukan ini. Saya mohon." Taeyong sudah terisak saat Jaehyun melepas celana jeans yang dia kenakan dan merasakan milik pria itu menyentuh sela paha-nya.
Tapi isakan Taeyong itu hanya menjadi angin lalu bagi Jaehyun. Pria itu tersenyum puas saat menemukan tubuh polos Taeyong dibawahnya. Kulit putih mulus, pinggang kecil ramping dan berlekuk, serta dua titik kembar menggemaskan di dada-nya yang berwarna merah muda, serasi dengan benda kecil lucu yang menggantung dibawah sana.
Isakan Taeyong kembali terdengar saat Jaehyun memainkan kepala penisnya. Tangisan itu kemudian berubah menjadi jerit kesakitan saat Jaehyun melakukan penetrasi dengan sekali hentakan.
Jaehyun menggeram saat merasakan otot anal Taeyong membungkus miliknya dengan sempurna. Ia menggerakkan pinggulnya semakin dalam dan menabrak prostat Taeyong hingga menghasilkan pekikan dari anak itu. Tak lama, jeritan Taeyong terdengar semakin lantang saat Jaehyun berhasil menemukan serviks-nya lalu menelusup masuk ke dalam rahim.
Jaehyun terus bergerak setelah menemukan apa yang dia cari, enggan untuk sekedar memperhatikan rintih kesakitan maupun ekspresi tidak menikmati dari si pemilik tubuh ringkih yang terus menangis di bawah-nya.
Hingga geraman kepuasan itu menggema bersamaan dengan Taeyong yang pingsan dan suara tembakan dari luar ruangan.
Dan ya─ Jeong Jaehyun yang saat itu masih menjabat sebagai co─president dari Jung Inc. telah melampiaskan hasratnya pada sosok bocah lelaki malang yang bahkan belum berusia legal.
─ to be continued
bininya pak jeyun canci bgt yaa wkwk
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
anw buat yg sering komen, ini cerita masih lanjut ga sih? iya masih. tgguin aja Ngel dan agenda slow-updatenya itu ya awokawok
selamat malam dan selamat menyongsong hari senin semuanya 💚