04. Kembalinya sang Cahaya

374 54 67
                                    

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

♧♧♧【Karena kehadiranmu lebih istimewa dari hal apa pun itu. Terimakasih untuk Sang Pencipta telah mengembalikan dia yg begitu berharga untuk kami semua.】♧♧♧

(Padjajaran family)

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Happy reading
☆☆☆☆☆☆☆☆

【「Balairung istana pajajaran」】

Siang ini di istana pajajaran, semua orang sibuk untuk menyambut kembalinya Kesayangan mereka, bahkan raden surawisesa sudah berkali kali bolak balik keluar masuk istana, membuat saudaranya yg lain hanya menggelengkan kepala mereka melihat tingkahnya.

"Rayi surawisesa duduk saja ditempat dudukmu, kau membuat kami semua pusing melihatmu bolak balik seperti itu!."ujar raden banyak catra yg sudah kepalang pusing saat melihat rayi sambungnya surawisesa mondar mandir ditengah balairung istana.

"Raka kau duduk saja, mungkin sebentar lagi Raka kian santang akan sampai."ujar rayinya, raden surosowan yg juga mulai jengah akan tingkah rakanya itu.

"Putraku surawisesa duduklah ditempatmu!." ujar gusti prabu siliwangi dengan tersenyum, dirinya memahami apa yg putranya surawisesa rasakan. Rasa rindu yg mendalam untuk seseorang yg begitu berharga.

"Hufhhh baiklah Ayahanda, maaf membuat kalian semua pusing, aku hanya sudah tidak sabar bertemu dengan raka kian santang."ujar surawisesa saat sudah duduk ditempat duduknya.

"Kami mengerti rayi bukan hanya kau saja yg merindukannya, kami semua juga sama sama merindukannya, jadi bersabarlah rayi surawisesa." ujar raden walangsungsang saat melihat bahwa rayi seayahnya itu telah duduk ditempat duduknya

"Maaf sebelumnya Ayahanda, Ibunda, Raka, dan Rayi, bisakah kalian menceritakan sedikit tentang rayi kian santang kepada kami?," pinta raden jaka purana putra tunggal gusti prabu siliwangi bersama gusti ratu dewati.

"Benar kami juga ingin tahu tentang raka kian santang, seperti apa dirinya Ayahanda." ucap nyimas dyah sawitri diangguki dua kembar rara kandita dan dewana.

Semua orang yg mendengar pertanyaan dari kedua saudara mereka tersenyum maklum. Mereka paham bahwa kelauarga baru mereka belum pernah sekalipun bertemu dengan saudara kesayangan mereka raden kian santang.

"Izinkan aku yg menjelaskannya Ayahanda, Ibunda, Raka dan Rayi sekalian" ujar raden walangsungsang setelah mendapat anggukan dari mereka semua.

Raden walangsungsang berdiri dan mulai bercerita tentang rayi kesayangannya itu. Dari kehebatannya dalam bertarung, kearifannya dalam menyiarkan agama, kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan, kemasyurannya dalam mengayomi rakyatnya dan masih banyak lagi.

Lima belas menit lamanya raden walangsungsang bercerita tentang rayinya kian santang, para anggota baru keluarga pajajaran mereka semua semakin penasaran dengan sosok dari raden kian santang, yg selalu diagung agungkan oleh keluarga maupun rakyatnya.

Seorang pangeran berhati putih, berkarisma, tangguh, bertanggungjawab dalam mengemban amanat, bijaksana dan kerendahan hatinya yg mampu membuat semua orang terpanah.

The Life of Prince & Princess Padjadjaran Kingdom {Prahara Padjajaran}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang