💠2💠

29 7 0
                                    

Ketemu lagi, kalian apa kabar?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ketemu lagi, kalian apa kabar?

Terimakasih sudah membaca cerita di bab sebelumnya 😊

--------•÷•💠•÷•--------

[Mundur beberapa hari sebelum Mama Ine ke kantor Abin]


Bagi Harry si anak rumahan yang jomblo semasa lahir hingga menginjak pertengahan dua puluh usianya, pasangan adalah list kesekian dari rentetan keinginan yang ingin ia lakukan sebelum usianya menginjak kepala tiga.

Menurutnya yang hobi travelling sendiri, akan sangat merepotkan jika ia memiliki pasangan. Itu akan menghambatnya dalam menekuni salah satu hobinya itu. Katanya nanti ribet kalo harus tambah pengajuan izin ke satu orang lagi.

Sudah cukup merepotkan Harry yang harus membuat proposal dan presentasi terlebih dahulu kepada sang Bapak Herman tercinta, kalau ia akan melakukan hobinya itu.

Belum lagi Ibu Inggit yang terkadang minta ikut segala, padahal sudah punya suami. Toh orangtuanya itu bisa pergi sendiri, tanpa harus mengajak Harry juga tidak masalah.

Tapi julukan anak baik Ibu Inggit yang di sematkan Renja dan Haikal memang teramatlah pas untuknya.

Seperti yang dibilang Ibu Inggit itu suka bepergian, dan itu menurun ke Harry. Beda cerita dengan bapak Herman yang lebih memilih menetap di satu tempat yang lama jika itu membuat nyaman.

Nah oleh karena bapak Herman yang terlalu bucin Ibu Inggit, jadilah terkadang jika Ibu Inggit meminta untuk ikut Harry berpetualang jauh, Bapak Herman tak masalah selagi itu membuat Ibu Inggit bahagia. Toh Harry tak akan pergi jauh, dan Bapak Herman juga bisa mengawasi Harry melalui Ibu Inggit.

Dan Harry si anak baik, tak akan tega menolak permintaan ikut oleh Ibu Inggit.

Nah balik ke topik soal pasangan. Ada seorang perempuan paru baya yang beberapa tahun terakhir Harry kenal sebagai teman SD dari sang Ibu.


Tante Ine namanya. Beliau pertama kali Haje kenal dari acara amal yang di adakan Ibu Inggit dan teman arisan nya.

Waktu itu Harry diminta menjadi volunteer bagian seksi dokumentasi. Kebetulan Harry menyukai fotografi dan Bapak Herman yang sayang anak, selalu memfasilitasi hobi dari anaknya dengan memberikan kamera dan beberapa lensa.

Dari perkenalan yang tak sengaja itu, yang bermula saat Harry sedang menjalankan sesi dokumentasi saat acara amal, Tiba-tiba dirinya dipanggil Ibu Inggit, menyuruh Harry untuk menghampiri Ibu Inggit yang sedang bersama seorang wanita lain seusianya.

"Ini loh Mbak anak saya, dia emang paling jarang di rumah hobinya kelayapan terus. Makanya kamu tahunya cuma si Fuji aja."papar Ibu Inggit saat Harry sudah berada ditengah dua Ibu rumah tangga itu.

Ceritanya Kita | ChangJin |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang