Suara berisik di dapur sudah sejak pagi memenuhi tempat favorit Yoongi. Masak untuk sang detektif yang selalu menolak makanannya. Apa itu menyerah? Yoongi bahkan belum memulai.
"Hah," Yoongi menyeka keringat yang hampir menetes di pelipisnya.
Kali ini Yoongi memasak kalguksu, Mi yang disajikan dengan kuah dan daging dengan berbagai side dish lainnya. Yoongi yakin kali ini tidak akan gagal. Karena beberapa sebelum percobaan ke 10 kali ini Namjoon berulang kali bertukar catatan untuk Yoongi.
Seperti waktu percobaan ke-tiga Yoongi. Namjoon melihat kotak makan dengan spaghetti seafood yang membuatnya ingin menangis. Akhirnya dia meletakkan sebuah kertas untuk Yoongi dengan maksud tidak perlu lagi mengirimkannya makanan. Tapi Yoongi justru lebih bersemangat karena mendapat respon dari Namjoon.
"Aku tidak bisa makan seafood. Tolong berhenti memberikanku seafood!"
Tulisan di kertas kecil itu membuat Yoongi tersenyum. Dengan senyum merekah Yoongi menulis balasan dan diletakkannya didalam tas makan.
"Baiklah. Hari ini aku membawakan sup ayam <3"
Namjoon menghembuskan nafasnya pelan setelah membaca catatan dari Yoongi. Frustasi karena ia tidak bisa berkata langsung, kenapa harus bertukar surat begini?
"Maaf, tapi aku tidak suka sup ayam. Aku bisa memberi tahu makanan kesukaanku. Jangan membuat rumit!"
Namjoon kesal.
Tapi tentu saja berbeda dengan Yoongi yang akan selalu tersenyum setelah membaca pesan itu.
Keduanya terus bertukar surat selama beberapa hari hingga hari ini tiba. Hari dimana Yoongi menyiapkan masakan spesialnya. Mungkin semesta sedang baik, Yoongi bertemu dengan Namjoon yang hendak mencari makan siang.
"Oh, Namjoon!" Seru Yoongi.
Namjoon melihat ke sekitar lalu mendatangi lelaki berkulit pucat itu.
"Ada perlu apa lagi?"
"Sudah tau pasti lah. Aku bawain makanan yang sesuai selera kamu," kata Yoongi sembari mengangkat kotak makanan.
"Kenapa harus bolak-balik terus sih? Padahal bisa tanya aku makanan yang bisa aku makan apa."
"Biar aku ada alasan buat ketemu kamu, tapi malah nggak pernah ketemu."
"Kabarin dulu kan bisa,"
Lalu Yoongi memberikan ponselnya, "minta nomor kamu kalau begitu."
Dengan sedikit gusar Namjoon mengetik nomornya di ponsel Yoongi tanpa menyimpannya.
Yoongi tersenyum melihat rangkaian nomor di ponselnya, lalu menekan tombol hijau untuk memanggil. Namjoon merogoh kantong celananya, melihat ponselnya berdering dan Yoongi secara bergantian.
"Kamu yang telepon?" Tanya Namjoon.
"Angkat dong. Aku cuma nggak mau kamu ngasih nomer yang salah."
Namjoon menggeser layar ponselnya ke tombol merah lalu kembali mengantongi benda pipih itu. "Aku harus buru-buru." Katanya.
"Mau makan siang?" Tanya Yoongi.
Namjoon mengangguk pelan.
"Ayo makan sama aku," sambungnya, dengan tangan yang mengayunkan kotak makanan yang diangkat didepan mukanya.
Keduanya kini duduk di tempat biasa para polisi atau detektif beristirahat. Mata Yoongi sesekali melirik ke arah Namjoon yang terlihat lahap memakan masakannya, sedangkan tangannya dengan terus memasukkan cemilan rasa kejunya kedalam mulut tanpa henti.
"Enak ya? Atau lapar?" Tanya Yoongi masih tersenyum.
"Kalo nggak aku makan, aku nggak enak sama kamu." Jawab Namjoon seadanya.
Yoongi bergumam pelan. "Yaudah, lain kali kalo aku kasih makanan sekalian aku tungguin." Katanya. Wajahnya melengos ke sembarang arah.
"Hm? Kamu mau kirimin aku makanan lagi?"
Yoongi mengangguk yakin. "Kamu tau nggak. Kalo perut kenyang, pasti otak mikirin siapa yang bikin masak."
Namjoon tidak menanggapi, namun gerak tangannya terlihat penasaran maksud dari lelaki dihadapannya.
"Maksudnya, itu salah satu trik pendekatan biar kamu mikirin aku." Ucapnya yakin.
Menatap mata sipit sang detektif yang juga menatapnya tidak ramah. Entah apa yang dipikirkan, namun Yoongi yakin, mendekati Namjoon bukan hal yang mudah.
Aksi tatap menatap itu akhirnya berhenti ketika ponsel Yoongi berdering. "Aku tau muka kamu manis, tapi aku harus angkat dulu. Sebentar."
Yoongi berjalan menjauh dan mulai berbicara dengan serius. Tidak tahu apa yang dibicarakan, namun Namjoon yakin yang dibicarakan cukup serius walau hanya melihat raut wajah lelaki berkulit pucat itu.
"Aku harus pergi. Kayanya besok nggak ketemu, tapi aku janji bakalan kirim makanan lagi. Babay!" Seru Yoongi tanpa mendekat.
"Hm? Kenapa nggak dateng? Emangnya mau kemana?" Namjoon berbicara dengan dirinya sendiri. Menatap punggung lelaki yang lebih tua dengan nanar.
"Hm? Apaan sih. Aku mikir apa sih!?" Serunya pada diri sendiri.
"If you been waiting for falling in love,
Babe you don't have to wait on me,"-Sanctuary by Joji.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASK [YoonNam]
FanfictionNamjoon tidak akan percaya apapun kecuali ia melihatnya sendiri. Maka Yoongi akan memperlihatkan apapun yang hanya ingin ia perlihatkan.