Tidak membutuhkan waktu lama, hasil forensik keluar dan menyatakan bahwa itu darah ikan. Bahkan sidik jari pun tidak ada milik Yoongi. Pihak forensik menyatakan mungkin saja karena terendah air atau karena pengguna menggunakan sarung tangan. Yang jelas tidak ada DNA korban di pemantik tersebut.
Seminggu setelah kejadian di kontainer, Namjoon dan juniornya Jimin yang biasa di panggil detektif Park makin gencar mencari sang pelaku. Kehilangan pelaku, bahkan salah sasaran kerap terjadi. Hingga beberapa minggu berlalu tanpa adanya titik terang kerap membuatnya frustasi.
"Makan," ucap Yoongi untuk kesekian kalinya.
"Kamu masih sanggup bawakan aku makanan setelah kejadian itu? Bahkan aku menodongkan senjata dan menuduhmu."
Setelah malam di pelabuhan itu, Yoongi masih sama. Membawakannya bekal makan siang dan menemaninya menghabiskan. Walaupun tidak setiap hari- dengan alasan harus memasok bahan karena restoran mulai buka. Tapi Yoongi cukup bisa dibilang sering datang. Sehingga membuat Namjoon selalu memikirkannya ketika lapar. Yoongi berhasil.
"Badan capek, pikiran butek, obatnya memang cuma makanan enak. Biar kamu makin semangat ngeluhnya," sindir Yoongi dengan senyuman jail.
"Ngeluh?" Pekik Namjoon tidak terima. "Aku nggak pernah ngeluh tuh. Jadi detektif udah kaya rutinitas, kenapa harus mengeluh."
"Nggak ngeluh sih. Cuma menyalurkan kekesalan ke aku." Yoongi masih tersenyum meledek.
Mendengarkan dengusan sang detektif atau hanya sekedar menggodanya setiap kali makan sudah menjadi rutinitas bagi Yoongi. Dan hari ini ia melihat sisi frustasi Namjoon yang masih tetap lahap menyantap makanannya.
"Emangnya pelaku abis beraksi lagi?" Tanya Yoongi masih dengan cemilan yang selalu ia bawa ditangan kirinya.
"Nggak tau. Mau bilang dia psikopat juga dia nggak kaya psikopat tapi juga kaya psikopat. Hih," Namjoon mengacak rambutnya kesal.
"Udah.. udah.. Makan dulu biar punya tenaga lagi," ucap Yoongi meraih tangan Namjoon yang menjambak rambutnya sendiri. "Namjoon, kamu punya waktu senggang nggak sih?"
Namjoon melirik Yoongi sekilas. "Tergantung," jawabnya asal.
"Pengen ngajak kamu jalan soalnya. Biar nggak pusing sama kerjaan terus."
"Mana bisa sih!? Ini orang udah bertahun-tahun nggak ketangkep. Aku kesel banget." Bibir Namjoon terus mengoceh kesal, mengutuk sang pelaku yang licin seperti belut.
Yoongi terkekeh kecil, tangannya ia ulurkan mengacak rambut Namjoon gemas. "Lucunya,"
Sang pemilik rambut langsung diam. Tubuhnya seperti disihir seakan-akan membeku, bahkan ia merasakan suatu getaran di dalam dadanya yang lebih kuat daripada berlari memburu pelaku kejahatan yang sudah seperti tujuan hidupnya.
"Hm? Apa ini?" Tanyanya dalam hati.
"Namjoon? Namjoon!?"
"Hm? Ya?"
"Bengong," Yoongi terkekeh kecil. Tangannya ia ulurkan untuk mengusap ujung bibir sang detektif. "Ada nasi." Ucapnya dengan sebutir nasi di jarinya yang langsung ia makan.
"Jorok," desis Namjoon. Dahinya mengkerut menandakan ketidaksetujuannya dengan aksi Yoongi yang memakan nasi bekas di pipinya.
Sedangkan Yoongi hanya menggerakkan hidungnya sekilas dengan senyuman yang masih terlihat menyebalkan di mata Namjoon.
"Namjoon,"
Yang dipanggil hanya bergumam tanpa menoleh.
"Kayanya beberapa hari kedepan aku nggak bisa kirim makanan dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MASK [YoonNam]
FanfictionNamjoon tidak akan percaya apapun kecuali ia melihatnya sendiri. Maka Yoongi akan memperlihatkan apapun yang hanya ingin ia perlihatkan.