Chapter 4

30 22 61
                                    


Asena menggerutu kesal pada ponselnya yang bergetar dari tadi. Hari ini adalah hari sabtu, sudah pasti Asena akan bangun kesiangan di hari libur, namun nampak ponselnya seperti tidak menginginkan Asena untuk tidur dengan nyaman.

Diraihnya ponselnya yang berada diatas nakas, melihat siapa yang menghubunginya di pagi hari buta.

Asena mengernyitkan keningnya bingung melihat nomor baru.

+6208...........

"Pagi Asena"

"Apakah kamu sudah baikkan?"

"Maaf mengganggu tidurmu, saya hanya

memastikan mahasiswi saya baik-baik saja."

"Saya Ezra"

Asena dibuat melongo sekaligus kaget. Ini bukan mimpi kan, dicubitnya pipinya keras untuk memastikan bahwa ini bukanlah mimpi.

"Awwww" Ringisnya.

"Emangnya dosen harus banget nanyain kabar mahasiswanya. Kayanya gak deh" Monolognya.

"Dari mana pak Ezra bisa dapat nomorku? Atau mungkin pak Ezra belum menghapusnya. Secara aku belum ganti-ganti nomor" Pikirnya.

"Apakah pak Ezra masih menyukaiku" Ucapnya dalam hati.

Asena menahan senyumnya. Dilempar ponselnya asal di kasur, tangannya menutupi wajahnya menahan dirinya untuk tidak berteriak. Asena masih tidak percaya, diraihnya kembali ponselnya hendak membalas pesan dari pak Ezra.

"Aduhh balas apa ya?"

Jemarinya dengan lincah membalas pesan dari pak Ezra tadi.

"Pagi juga pak"

"Alhamdulillah saya sudah mendingan kok pak"

"Terimakasih sudah mengkhawatirkan saya pak"

Belum lama Asena membalasnya. Ponselnya kembali berdering.

"Alhamdulillah"

"Saya hanya tidak ingin mahasiswi saya ketinggalan pelajaran saya"

Asena nampak kesal dengan balasan dari pak Ezra maksudnya apa coba, ia pun tak berniat untuk membalasnya. Lebih baik ia mandi dan sarapan.

++++

Berbeda dengan Ezra yang menunggu balasan dari Asena. Matanya terus melirik ponselnya berharap ada pesan masuk.

"Kamu kenapa dari tadi liatin Hp kamu terus" Tanya bunda Ezra.

"Ha, gak kok bund"

"Jadi itu tadi gimana, Asenanya baik-baik saja?"

Hari ini Ezra hanya bersantai di rumah bersama bundanya. Jadinya Ezra menceritakan kalau ia bertemu dengan Asena di kampus hingga kejadian kemarin. Bunda Ezra memang sudah mengenal Asena lama jauh sebelum Ezra dan Asena pacaran, karena Asena pernah menolong bunda Ezra waktu Asena masih SMP.

Waktu itu bunda Ezra pergi ke supermarket hendak membeli sesuatu, ketika ingin pulang tiba-tiba hujan turun, mobilnya ia parkirkan di pinggir jalan karena ia pikir tidak akan lama. Namun seorang remaja perempuan tak lain adalah Asena, masih menggunakan seragam sekolah menghampiri bunda Ezra dan menolongnya dengan mengantar bunda Ezra ke mobilnya menggunakan payung yang dimilikinya.

"Katanya sih udah mendingan"

"Sudah lama bunda tidak bertemu dengan Asena. Terakhir waktu kalian masih pacaran dulu"

"Tinggal diajak aja, kan bunda punya nomornya"

"Bunda merasa tidak enak bertemu dengannya lagi karena kalian berdua sudah putus"

"Ceritanya bunda mau aku balikan dengan Asena?"

"Boleh, sepertinya itu ide yang bagus" Jawab bunda Ezra antusias "Kamu juga kan masih cinta sama Asena?" Lanjutnya lagi penasaran.

"Hmm, gak semudah itu bund. Siapa tau Asena sudah punya pacar"

"Percaya sama bunda kamu pasti bisa balikan dengan Asena" Ujarnya dengan penuh semangat sekaligus menyemangati putranya.

Ezra melihat bundanya yang semangat ia semakin yakin lagi untuk balikan dengan Asena. Kalau dipikir-pikir hubungan mereka dulu renggang dikarenakan jarak dan perbedaan waktu. Dia dan Asena pacaran ketika Asena memasuki bangku SMA kelas 2 sedangkan Ezra kuliah semester 6 di luar negeri. Kenapa mereka bisa pacaran itu semua karena Ezra yang diam-diam menyukai Asena ketika bundanya sering membawanya ke rumah.

Awalnya hubungan mereka sangat baik, namun Asena yang tidak kuat dengan jarak dan waktu antara mereka. Akhirnya dia memutuskan untuk putus.

Ezra sendiri kembali ke Indonesia setelah selesai dengan S2nya dan memutuskan menjadi dosen. Takdir seakan tau ia sangat merindukan sosok perempuan yang selama ini sudah tidak ditemuinya kini mereka bertemu kembali dengan keadaan yang berbeda.

++++

Minggu ini Asena akan pergi ke mall bersama Achy, suntuk juga berlama lama di rumah sendirian akhirnya ia memutuskan mengajak Achy ke mall.

"Achy, lo masih ingat ga. Cerita tentang mantan gue!" Ujar Asena. Saat ini mereka sedang makan di restoran yang berada di mall.

"Ingat. Emangnya kenapa?"

"Gue mau jujur, tapi lo jangan kaget"

"Apaan?"

"Sejujurnya mantan gue itu pak Ezra" Ucap Asena cepat

"Ha" "Uhuk uhuk" Batuk Achy tersedak minumannya.

"Jadi mantan lo dulu itu Pak ezra" Lanjutnya lagi penasaran.

Asena menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Terjadilah percakapan panjang antara mereka berdua, Asena menceritakan semua mengenai dia dan pak Ezra dari awal bertemu hingga putus. Dulu Asena hanya menceritakan pada Achy namun tidak spesifik.





Balikan Paling Serius (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang