Chapter 6

13 4 4
                                    

"Asena, apakah kamu mau menikah dengan saya"

Ucapan Ezra barusan membuat jantung Asena berdetak lebih kencang. Dilihatnya tangannya yang digenggam erat sebelum kembali menatap mata elang seorang pria di depannya.

"Apakah pak Ezra baru saja melamar saya?" Tanya Asena memastikan.

Mendengar pertanyaan Asena, Ezra sedikit tersenyum. Jarinya mengelus pelan telapak tangan Asena.

"Saya hanya ingin menjalin hubungan yang serius dengan kamu. Apa kamu bersedia?"

Asena terdiam, ia tidak tahu harus merespon bagaimana. Dalam benaknya tidak pernah terfikirkan untuk bisa balikan dengan Ezra apa lagi sekarang pria ini malah melamarnya. Sungguh ia sangat tidak percaya bisa bertemu dengan Ezra lagi.

"Kita baru ketemu lagi loh pak, setelah bertahun tahun lamanya. Kenapa bapak bisa seyakin itu melamar saya?"

"Selain karena sudah mengenalmu lama, saya rasa kamu adalah wanita yang tepat untuk menjadi pendamping hidup saya"

Asena mengulum bibirnya pelan. "Tapi saya masih kuliah loh pak"

"Saya tau akan hal itu dan saya akan menunggu kamu sampai kamu menyelesaikan kuliahmu"

Bagaimana bisa ada laki-laki setulus Ezra dan Asena dengan bodohnya malah menyia-nyiakannya.

Ditatapnya Ezra dalam, lalu menganggukan kepalanya sebagai tanda ia menerima lamaran Ezra.

"Iya. Aku mau" Jawab Asena.

Dari balik pintu kedua orangtua Ezra tiba-tiba mengampiri mereka berdua.

"Ehem ehem sepertinya ada yang baru balikan nih" Ujar bunda Raisa menggoda Asena dan Ezra. Raisa sangat senang dan tidak menyangka jika anaknya bisa balikan lagi bersama Asena.

"Jadi kapan kita ke rumah Asena bertemu orangtuanya" Lanjutnya lagi.

"Harusnya sih secepatnya ya bund" Ucap ayah Ezra.

Kedua pasangan yang baru saja digoda hanya bisa tersenyum malu.

++++

Seperti halnya orang yang baru pertama kali jatuh cinta. Kini Asena nampak seperti seorang yang sedang kasmaran, dari semalam Asena tidak berhenti tersenyum.

Asena menuruni tangga dengan riang. Kakinya melangkah menuju kulkas, ia ingin membuat susu tak lupa roti tawar untuk sarapannya pagi ini. Tangannya sibuk mengoleskan coklat pada roti tawar sambil bersenandung kecil.

"Sepertinya ada yang bahagia sekali pagi ini"

Asena menoleh, ia kaget melihat mamanya yang baru saja keluar dari kamar menggunakan baju santai.

"Mama"

"Mama kapan datang?"

"Tadi subuh"

"Kok mama gak ngabarin Asena"

"Mama sama papa gak mau ganggu tidur kamu"

"Terus papa mana?"

"Papa udah ke kantor dari tadi"

"Baru juga datang udah ke kantor aja. Emangnya papa gak kangen sama Asena"

"Tentu saja papa dan mama kangen sama anaknya yang cantik ini" Ucap mama Meisha memeluk Asena.

"Kamu gimana kabarnya ditinggal mama sama papa di rumah sendiri"

"Gak gimana-gimana, Asena udah biasa. Tapi mama harus tau satu hal, Asena sangat rindu masakan mama" Ucap Asena manja kembali memeluk erat mamanya.

"Kalo gitu mama buatin kamu nasi goreng dulu" Asena tersenyum senang dan mencium pipi mamanya.

++++

Kini Asena sudah bersiap ke kampus. Dilihat dirinya kembali pada pantulan cermin untuk memastikan penampilannya apakah sudah rapi.

Saat sedang memperbaiki hijabnya, ponselnya berdering menandakan panggilan masuk. Asena tersenyum melihat siapa yang menghubunginya.

"Assalamualaikum. Pagi Na"

"Walaikumsalam. Pagi juga pak" Jawab Asena lembut. Walaupun mereka sudah balikan lagi, Asena tetap memanggil Ezra menggunakan Pak bagaimanapun juga dia adalah dosennya.

"Siang ini ada jadwal kamu ke kampus kan?"

"Iya"

"Saya akan mengantarmu ke kampus"

"Gak usah, aku bisa bawa mobil sendiri kok"

"Saya di depan rumah kamu sekarang"

"Ha" Beo Asena. Tangannya membuka cepat horden jendela kamarnya, matanya membulat melihat mobil pak Ezra yang terparkir depan rumahnya. Tak ingin berlama lama, kaki Asena membawanya ke lantai satu.

Asena melirik ke arah dapur dan sekitarnya untuk memastikan mamanya tidak berada di sana. Di rasa sudah aman, Asena pun berjalan membukakan pintu untuk pak Ezra.

"Pak Ezra udah lama di depan pintu?" Tanya Asena dan dibalas gelengan oleh pak Ezra.

"Baru lima menit yang lalu" Jawabnya

"Kenapa pak Ezra gak ngabarin aku dulu sih"

"Saya sudah menelponmu kan"

"Iya, tapikan" Ucapan Asena terpotong ketika mamanya datang menghampiri mereka berdua.

"Eh ada tamu, kenapa gak di suruh masuk Na." Meisha menatap Ezra sedikit lama. "Kamu Ezra kan?" Selidik Meisha.

"Iya tante saya Ezra. Pacar Asena" Ucap Ezra jujur. Mendengar ucapan Ezra barusan membuat kerutan dikening meisha.

"Bukannya kalian sudah putus dulu?"

Mulut Ezra yang sudah siap untuk menjawab pertanyaan Meisha lagi terpaksa diam karena didahului Asena.

"Udah ya mah, nanti Asena jelasin. Sekarang ini Asena mau ke kampus dulu" Ujar Asena cepat sebelum mamanya memberikan banyak pertanyaan lagi pada Ezra. Diraihnya tangan mamanya untuk dicium.

"By mah. Assalamualaikum" Ujarnya lagi lalu menarik tangan Ezra untuk jalan menuju mobilnya namun sebelum itu Ezra meminta izin terlebih dahulu.

"Kalau begitu saya izin pamit dulu tante. Assalamualaikum" Ucap Ezra sopan.

"Walaikumsalam" Jawab Meisha dengan rautan muka yang bingung melihat sikap anaknya. 






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Balikan Paling Serius (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang