Chapter 5

15 5 5
                                    


Satu bulan berlalu, Asena menjalani kehidupannya seperti biasa. Namun ia masih merasa gugup ketika tiba jam pelajaran yang diajar oleh pak Ezra.

Bukan apa hanya saja pak Ezra yang selalu memperhatikannya diam-diam membuatnya risih. Seperti sekarang ini, pak Ezra terlihat sedang mengamatinya dari tadi.

"Na, pak Ezra dari tadi liatin lo terus tuh" Ujar Achy menyenggol tangan Asena jangan lupakan mata genit yang ditunjukannya.

Asena mencoba fokus pada papan tulis menghiraukan Achy yang selalu menggodanya.

Terlihat pak Ezra menutup laptopnya tandanya kuliah hari ini berakhir.

"Oke baik hari ini saya tidak akan berikan tugas, tetapi minggu depan kita akan kuis" Ujar pak Ezra sebelum mengakhiri kuliahnya.

Definisi diajak terbang ke langit lalu dijatuhkan ke bumi, tidak memberi tugas tetapi akan kuis.

"Baik pak" Sahut semua mahasiswa

"Asena Beyza Mauhab, bisa ke ruangan saya sebentar?"

Asena yang merasa namanya disebut kaget sama halnya dengan teman-temannya yang lain. Kenapa pak Ezra menyuruhnya ke ruangannya.

"Apa aku buat kesalahan" Pikirnya.

"I iya pak" Jawabnya sedikit gugup.

Mahasiswa lain sudah pada keluar kelas termasuk pak Ezra tinggalah Asena dan Achy.

"Achy gimana nih, temenin gue yuk" Ujar Asena memohon.

"Apaan, pak Ezra manggilnya lo doang"

"Plissss temenin gue, masa lo gitu sama sahabat sendiri" Mohon Asena lagi. "Nanti gue masuk sendiri, lo tungguin depan pintu. Mau ya pliss".

Melihat sahabatnya memohon padanya membuat Achy mengiyakan permintaan Asena.

"Iya deh iya" Jawab Achy.

Tak ingin membuat pak Ezra menunggu mereka berdua pun berjalan keluar kelas menuju ruangan pak Ezra.

++++

Di ruangannya, Ezra saat ini sedang membereskan berkas-berkasnya yang berhamburan diatas mejanya.

Sebelumnya ia tadi menyuruh Asena ke ruangannya karena ada hal yang ingin ia bicarakan. Bisa saja ia tinggal menelfon atau mengirim pesan hanya saja ia ingin berbicara langsung pada Asena.

Ketukan pintu membuatnya menghentikan gerakannya.

"Masuk" Ucapnya.

Dilihatnya Asena yang masuk lalu menutup pintunya kembali.

"Permisi pak, tadi bapak panggil saya. Kalau boleh tau ada apa ya pak?" Tanya Asena sopan.

"Ehem, bisa kita bicara santai" Ujar pak Ezra "Sebenarnya saya panggil kamu bukan karena urusan kuliah" Lanjutnya.

Asena dengan muka bingungnya.

"Sebenarnya bunda mengundang kamu untuk makan malam?"

Asena tanpak heran dengan apa yang disampaikan pak Ezra.

"Maksud bapak apa ya?"

"Bunda saya mengundang kamu makan malam, apakah kamu mau?"

Asena terdiam, sudah lama sekali ia tidak bertemu dengan bunda raisa. Tapi kenapa tiba-tiba seperti ini.

"Ha. I iya pak, insha allah saya akan datang" Jawabnya.

"Jam 8 saya akan jemput kamu"

"Gak usah kok pak, saya bisa pergi sendiri"

"Saya tidak menerima penolakan" Ucap pak Ezra dingin.

"Hmm, baik pak. Kalau tidak ada yang mau dibahas lagi, saya izin keluar pak" Ujar Asena.

"Oke" Balas Pak Ezra singkat.

++++

Malam ini Asena sudah siap dengan dress syar'i berwarna coklat muda yang menutupi tubuhnya serta hijab yang ia padukan dengan warna bajunya. Dirasa sudah selesai, Asena berjalan menuruni tangga menuju ruang tamu, menunggu pak Ezra menjemputnya.

Asena sangat gugup kali ini, ini adalah pertama kali baginya makan malam se formal ini di rumah mantannya sendiri.

Terdengar suara deru mobil. Asena langsung membuka pintu, terlihat pak Ezra dengan balutan baju santainya yang membuat dia terlihat lebih tampan.

"Berangkat sekarang" Ucap asena mengawali.

"Saya, harus izin dulu sama orangtuamu" Ujar pak Ezra sopan.

"Tidak perlu. Orangtuaku sedang diluar kota"

Tak ingin memakan waktu, pak Ezra pun langsung membukakan pintu mobil kepada Asena.

Selama perjalanan tak ada percakapan antara mereka berdua. Kurang lebih 20 menitan mobil mereka tiba di perumahan keluarga Gibson.

Asena berjalan di samping Ezra. Kali ini gugupnya semakin menjadi.

"Asena. Masha allah kamu tambah cantik" Ujar bunda Raisa memeluk Asena.

Asena reflek memeluk bunda Raisa juga.

"Bunda juga tambah cantik"

"Ayok sebaiknya kita makan dulu, nanti lagi peluk pelukkannya" Saut papa Ezra tiba-tiba.

++++

Sebenarnya bunda Raisa mengundang Asena makan malam agar Ezra dan Asena semakin dekat kembali. Karena bunda Raisa merasa ada yang belum selesai dengan hubungan mereka kemarin.

Disinilah Asena duduk di pinggir kolam bersama Ezra. Setelah makan malam tadi, Ezra ingin berbicara serius dengannya.

"Ehem. Asena, apakah kamu sudah punya pacar?" Tanya Ezra serius.

"Selama putus dengan pak Ezra, aku memutuskan untuk fokus dengan sekolahku hingga masuk kuliah sekarang ini" Ujar asena jujur.

"Kenapa?"

"Mungkin karena aku suka belajar, jadi tidak sempat lagi memikirkan cowo"

"Kalau balikan dengan saya, apakah kamu bersedia?"

Ditatapnya mata Ezra yang memandangnya serius serta tulus.

"Jujur saja saya masih mencintai kamu hingga sekarang, bertemu dengan kamu di kampus membuat hati saya tenang. Setelah sekian lama akhirnya saya bertemu kamu lagi walaupun dengan keadaan yang berbeda" Lanjutnya lagi.

Asena terdiam, jujur saja ia juga sangat merindukan pria yang berada di depannya ini.

"Kenapa pak Ezra masih menyukai saya, padahal saya sudah memutuskan pak Ezra lama"

"Saya tidak tau kenapa saya bisa seperti ini, tapi saya tidak bisa melupakan kamu sampai sekarang" Ujar Ezra, tangannya menggenggam tangan Asena.

"Asena, apakah kamu mau menikah dengan saya".




Balikan Paling Serius (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang