Chapter 6 : Higanbana, or blood, the only hope

200 18 1
                                    

- aku tidak tahu bagaimana kehidupan pertamaku hingga aku terus-menerus bertemu denganmu -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- aku tidak tahu bagaimana kehidupan pertamaku hingga aku terus-menerus bertemu denganmu -












pagi harinya, namjoon terbangun dan dia menyesal telah membuka matanya ketika dia bangun di ranjang yang bukan miliknya. semalam dia tidak bermimpi bahkan meskipun dia bermimpi sakit dan luka itu sangat nyata terasa di hatinya. namjoon melihat ke samping tempat tidur tidak ada seokjin di sana lalu pandangan dia mengarah pada bajunya yang robek tergeletak di lantai namjoon memikirkan bagaimana dia akan pulang jika pakaian dia sudah tidak layak di pakai. namjoon menutup tubuhnya dengan selimut sampai leher ketika mendengar suara pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan seokjin.

" pakailah baju itu aku membelikannya untukmu jangan kau sia-siakan uangku " seokjin menunjuk sebuah paper bag di nakas samping ranjang, seokjin melirik namjoon yang semakin menutup diri ke selimut seokjin menghela napas dan keluar dari kamar tersebut.

setelah kepergian seokjin, namjoon berjalan perlahan menuju kamar mandi dengan menahan rasa sakit yang ada di bawah selangkangannya. air yang membasahi tubuhnya ikut serta membawa air matanya. terkadang hidup hanya adil bagi mereka yang mempunyai uang dan kekuasaan.

setelah membersihkan diri dan mengenakan pakaian yang di belikan oleh seokjin. namjoon berjalan keluar kamar berpamitan dengan seokjin dan pulang jimin dan taehyung pasti mengkhawatirkan dia yang sejak kemarin belum pulang mungkin seperti itu yang ada dalam pikiran namjoon dia akan pulang sebelum matahari semakin merangkak naik. namun apa yang ada di pikiran namjoon berbeda dengan faktanya namjoon menghela napas seokjin masih menahannya di penthouse ini.

" tuan, aku harus pulang adikku pasti mencari dan mengkhawatirkan diriku "

" duduk dan diam " ujar datar seokjin yang sibuk dengan masakannya, namjoon bahkan heran penthouse sebesar ini hanya pria itu sendirian tanpa seorang pelayan. sesungguhnya seokjin kurang menyukai dengan kehadiran orang asing

setelah itu namjoon hanya diam dengan pikiran yang terus memikirkan keadaan jimin dan taehyung belum lagi dia yang harus segera ke tempat kerja. sampai makanan di meja tempat makan tersaji di hadapan namjoon namun dia masih diam dengan pikiran itu dan masih belum menghilang dari kepala namjoon

" makan dan setelah itu kau boleh pulang "

tidak banyak kata-kata namjoon menuruti perintah dari seokjin sungguh namjoon tidak ingin memperpanjang dan memperumit permasalahan seokjin bukan orang yang suka di bantah

" kenapa kau tak memberi pesan saja pada adikmu jika kau tak ingin mereka cemas dengan keadaanmu. apa kau tak tahu apa kegunaan ponsel? "

Devil's Ginkgo || JinnamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang