𓍼 🕊️🌿 CHAPTER : 041

948 34 7
                                    

✿ Chapter 41 ( Kembalinya Masa Lalu ) ✿
Haii semua, molly kembali dengan membawa part yang kalian tunggu-tunggu nih! Yuk bantu kasih semangat molly dengan vote dan komen. Thank u and Happy Reading💐🩵

-

Pagi-pagi ini, Gevan rela bangun pagi hanya untuk membantu istrinya mengerjakan pekerjaan rumah. Supaya nanti jika Gevan tidak ada di rumah, Nara bisa bersantai dan tidak perlu mengerjakan tugas rumah lainnya.

Nara memasak makanan untuk sarapan, sementara Gevan menyapu dan juga mengepel lantai.

"Van, sarapan dulu sini. Itu kamu tinggal aja, biar nanti aku lanjutin sendiri." Ujar Nara.

"Gak usah. Tinggal dikit lagi, nanggung kalo gak diterusin."

"Oh yaudah, terserah kamu. Aku mau ke kamar dulu sebentar."

Setelah menyelesaikan urusannya di kamar. Nara kembali turun untuk sarapan. "Jangan naik turun bisa? Itu kaki lo bengkak, pasti lo keseringan jalan itu."

Nara melihat kakinya sejenak, memang benar bengkak. Seperti kaki gajah pikirnya. "Enggak kok, ini udah biasa buat ibu hamil."

Wanita itu menyiapkan makanan untuk suaminya terlebih dahulu, lalu kemudian duduk dan mulai memakan sarapannya.

Saat makan, mereka tidak berbicara dan hanya saling bertatap-tatapan berulang kali. Suara dentingan sendok dan piring memecah keheningan diantara mereka.

"Nanti setelah dari kampus, gue langsung ke kantor." Ucap Gevan membuka suara.

Nara yang semula menatap makanan yang disantap,kini beralih melihat Gevan yang duduk berhadapan dengan nya.

"Iya. Itu luka kamu, udah dikasih salep belum?"

Gevan menggeleng. "Belum, nanti aja kalo udah mandi."

Setelah itu mereka kembali diam dan sibuk menyantap makanan makanan masing-masing.

......

"Kamu nanti pulang jam berapa?" Tanya Nara sambil merapikan rambut suaminya didepan cermin meja rias.

"Pulang dari kantor?" Jawab Gevan.

"Iya."

"Kayak biasanya lah nar, gatau lagi kalo lembur."

"Oh. Pokoknya kamu kalo pulang malam kabarin ya?"

"Iya sayang..."

"Nah udah ganteng."

Gevan melihat dirinya sejenak di cermin, di dalam hatinya ia tak berhenti memuji wajah tampan nya. Hanya saja luka memar akibat tinjuan dari Andre masih terlihat jelas di wajah itu. Akan tetapi, itu sama sekali tidak mengurangi ketampanan dari lelaki tersebut.

Ia kemudian menekuk lutut nya dan mensejajarkan wajahnya dengan perut buncit istrinya. Gevan mengelus lembut perut itu tanda ia sedang menyapa sang jabang bayi.

Perasaan hangat mulai menyelimuti Nara. Dirinya tersenyum haru setiap kali Gevan berinteraksi dengan bayi di dalam kandungannya. Jantungnya berdegup kencang kala Gevan mencium lama perutnya.

GEVANDRA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang