✿ Chapter 85 ( Ngidam ) ✿
Haii semua, molly kembali dengan membawa part yang kalian tunggu-tunggu nih! Yuk bantu kasih semangat molly dengan vote dan komen. Thank u and Happy Reading💐🩵-
Beberapa minggu kemudian, mereka kedatangan pembantu rumah tangga yang beberapa tahun lalu sempat pulang kampung karena mengurus suaminya yang sakit. Kini, Bi Endah kembali bekerja di rumah Nara dengan suaminya sebagai tukang kebun.
"Kenapa nggak cari pembantu lain aja non? Kasian non Nara kalo harus nungguin saya berminggu-minggu."
"Saya nggak mau bi, mau nya sama bibi aja."
Bi endah tersenyum sambil memotong sayur-sayuran dibantu dengan Nara.
"Lama nggak disini, rumah nya makin bagus aja ya non?"
"Iya bi, saya juga kaget waktu balik lagi kesini. Tau-tau udah bagus aja."
"Loh? Emangnya non kemana? Kok nggak tau waktu rumahnya di renovasi?"
"Bibi nggak tau ya? Saya dulu sama Gevan kan cerai."
Mendengar hal itu wanita paruh baya tersebut menghentikan aktifitasnya kemudian menoleh ke arah majikannya itu.
"Ah yang bener non? Kok bisa?"
"Ya bisa dong bi. Tapi, kami berdua akhirnya memutuskan buat rujuk demi Kiana. Aku juga udah maafin kesalahan dia yang dulu-dulu. Bibi tau sendiri kan Gevan dulu kerasnya kaya apa? Sekarang dia beda bi, Gevan jarang ngomong sama aku pake nada tinggi. Dia bener-bener buktiin ucapannya waktu itu kalo dia mau berubah."
"Itu yang buat saya akhirnya mau buat kembali bersama."
"Saya ikut seneng dengernya, itu berarti non sama tuan emang ditakdirkan berjodoh."
Nara tersenyum, "Ah bibi bisa aja."
...........
"Kiana, mama minta tolong panggilin papa ya. Bilang kalo makan malemnya udah mateng, oke?"
"Siap, mama!" Kiana kemudia berlari memanggil Gevan yang berada di Gazebo bersama Pak edi suami bi endah yang sekarang menjadi tukang kebun dan pak Wayan satpam yang menjaga rumah. Mereka bertiga dari tadi asyik bermain kartu Remi.
"Papa!" Teriak Kiana.
"Papa dipanggil sama mama."
"Iya, sebentar ya ki? Bentar lagi selesai ini."
"Ayo papa! Pelut kiana lapal!" Rengeknya sambil menarik-narik tangan Gevan agar mau berdiri.
"Yaudah, ayo. Pak, ayo makan dulu di dalem!" Ajak Gevan.
"Kita mah gampang pak, bapak makan aja dulu gapapa. Saya sama pak Wayan mau lanjut main."
"Kalo gitu saya tinggal ke dalem dulu ya pak."
Gevan lalu masuk ke dalam rumah dengan membawa kiana di gendongannya. Gadis kecil itu tampak semangat karena dia sangat tidak sabar mencicipi makanan yang dimasak oleh mamanya malam ini.
"Laper banget, hm?"
"Iya, pelut kia bunyi telus tadi."
***
Beberapa bulan kemudian.
Ceklek!
"Kiana bangunin mama pelan-pelan ya? Papa mau buka tirai nya dulu biar sinar matahari nya masuk."
"Oke, papa."
Gevan menurunkan Kiana di sebelah Nara yang masih tertidur, sedangkan dia ingin membuka tirai kamar mereka terlebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVANDRA [On Going]
Ficção AdolescenteDijodohin sama cowok kasar ? Siapa yang ga mau kalo yang dimaksud adalah Gevan Bagaskara, most wanted di SMA Tunas Bangsa sekaligus ketua dari geng motor disekolahnya, Braizer. * "Kenapa, Gevan?" tanya Nara akhirnya, suaranya bergetar. "Kenapa kamu...