♡07

289 32 12
                                    

Semua nama tokoh, lokasi, kelompok, insiden tempat kejadian ataupun cerita hanya fiksi. Murni dari pemikiran dan imajinasi Author

Selamat membaca ✌🏻
Maaf apabila ada typo...

Selamat membaca ✌🏻Maaf apabila ada typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

<Flashbackon>

Barang-barang terlempar hingga berantakan, seorang lelaki paruh baya mengambil stik Golfnya bahkan mengayunkan pada anak lelakinya yaitu Benny

"Dasar anak nggak tau diri!! Apa susahnya meneruskan perusahaan?!" teriaknya dan bahkan akan memukul Benny dengan stik Golf

"Aku punya cita-cita sendiri! Kenapa Papah selalu nyuruh aku buat mengabulkan semua permintaan Papah? Apa kurang semua yang aku lakuin buat Papah?" tanyanya dengan suara bergetar bahkan berusaha bertahan dihadapan Papahnya

Saat keributan antara anak dan orang tua ternyata Kakak Benny melihat keributan tersebut dari lantai 2 rumah mereka, tatapan matanya sama sekali tidak bisa diartikan. Bianca terus menatap Papahnya yang mengayunkan stik Golf pada adiknya, ia menyeringai lalu berbalik kembali masuk ke kamarnya.

Ia diam berdiri menatap dirinya didepan kaca "Nyusahin banget. Apakah gue nggak pantes buat Pimpin Perusahaan? Apa karena gue Wanita? HAHAHAHA Dasar si tua bangka yang sampe sekarang belum mati.... Tunggu aja, gue bakal ngehancurin perusahaan yang Papah rintis" ucapnya lalu menggores foto wajah Papahnya dengan silet

Tentu saja keributan masih terus berlanjut sampai Benny benar-benar mendapat pukulan di punggungnya "Emang kamu mau jadi apa? HAH?! APA SUSAHNYA NGELAKUIN YANG PAPAH MINTA?! JAWAB!!"

Bukannya menjawab Benny terus menahan pukulan yang bertubi-tubi Papahnya lakukan, sampai Mamah Benny menghentikan kelakuan Suaminya "BERHENTIIII!" teriaknya lalu memeluk anaknya "Ngapain kamu pukul anak saya?!"

"Terus aja belain anak yang nggak tau diri! Mau jadi apa dia? Pengangguran? Masih mending saya kasih perusahaan kedia. Tapi anak anda malah menolak dan lebih memilih kerja jadi Relawan? Dasar anak Bego!!"

"Apa salahnya jadi Relawan? Yang penting semuanya dari niat" jawabnya membela anaknya

Papahnya menyeringai lalu membanting stik Golf yang ia pegang dari tadi "Kenapa anak bodoh ini harus jadi anak saya. Relawan? Silahkan, jadilah Relawan dan mati dengan bahagia. Dasar anak bajingan!!" setelah mengumpat dan mendoakan anaknya mati, lelaki paruh baya itu menaiki anak tangga menuju ruang kerjanya

"Mana sini Mamah liat, mana yang sakit?" tanyanya dan memeriksa seluruh badan anaknya

"Aku nggak papa Mah" jawabnya dengan air mata membasahi pipinya

Ia memeluk anaknya dengan sangat erat dengan mengelus punggung yang berwarna kemerahan karena mendapat pukulan bahkan bajunya terkoyak sobek

L♥︎ve & First Kiss || [HaechanXGiselle]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang