00

1.5K 161 1
                                    

Pria cantik yang tengah berada disebuah ranjang rumah sakit tengah melihat kearah luar jendela dengan senyuman yang tak luntur dari wajahnya itu. Dia benar-benar merasa sangat senang sekali.

Ceklek.

Dia mengalihkan pandangannya pada pintu ruangan rawatnya yang terbuka dan menampilkan seorang suster yang datang untuk menyuntikan obat pada infusnya.

"Selamat pagi tuan Nakamoto Rey."

"Pagi suster."

"Apa ada keluhan tuan?"

"Tidak suster." Ucap pria bernama Nakamoto Rey itu sembari tersenyum.

"Kata dokter kalau ada yang anda rasakan tolong katakan tuan."

"Ne." Angguk Rey sembari tersenyum lalu suster itupun menyuntikkan obat seperti biasanya dan keluar. Bagi Rey ini sudah biasa dalam hidupnya karena dia memang sudah terlahir dengan penyakit yang ada didalam tubuhnya ini. Penyakit leukimia stadium 4, dia sebenarnya sudah sanksi untuk sembuh tapi dia mendapatkan dukungan dari tunangannya, ayah, ibu, juga adiknya. Mengenai calon mertuanya mereka terpaksa menerima karena semua itu untuk kebahagiaan anak mereka. Tidak ada hal yang lebih, kalaupun ada itu semua karena rasa segan mereka pada orangtuanya karena mereka bersahabat. Tidak lebih sama sekali. Lagian Rey tidak bodoh kalau mereka keberatan dengan Rey yang penyakitan seperti ini. Dan rey sangat mengerti soal itu.

Drrtt...Drrtt...Drrtt...

Diapun mengambil ponselnya yang berbunyi dan diapun tersenyum karena itu adalah video call dari ayahnya yang sudah pasti bersama dengan sang ibu.

"Hallo ma otusan"

"Kamu mau sesuatu sayang? Katakan saja pada otusan dan mama. Nanti kami akan mampir sebentar sebelum kerumah sakit."

"Aku mau cake di toko biasa ba. Stroberi cake."

"Itu makanan kesukaan adikmu sayang."

"Aku menyukainya juga belakangan ini Mama." Senyum Rey.

"Baiklah otusan akan membelikannya."

"Kau tak merasakan sesuatu pada tubuhmu lagi kan sayang?"

"Tidak ma, aku baik-baik saja. Mama dan otusan cepat kemari ya."

"Oke sayang. See you."

Panggilan itu berakhir begitu saja, rey benar-benar merasa sangat bersyukur karena memiliki keluarga sehangat keluarganya saat ini.

Drrtt...drrtt...Drrtt...

Rey semakin tersenyum lebar karena sang adik melakukan video call padanya. Berarti adiknya sedang tak sibuk sama sekali.

"Hallo?"

"Hallo Gege!" Ucap seseorang yang Rey sangat kenal itu adalah sahabat adiknya yang ikut bersekolah di China karena mereka tak pernah bisa dipisahkan sejak mereka lahir, aneh memang tapi itu kenyataannya.

"Gege maafkan Haechan. Gege tahulah dia seperti apa."

"Hmm, kau sedang tak sibuk injunie?"

"Tidak Gege, lagian akukan tinggal menunggu sidang saja lalu lulus. Tidak tau Haechan."

"Apa maksudmu Nakamoto Renjun, aku juga sama sepertimu."

"Sudah jangan berkelahi lagi."

"Haechqn menyebalkan Gege." Adu sang adik yang dipanggil Huang Renjun dan injunie oleh orang-orang terdekatnya.

Somebody (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang