13

560 107 2
                                    

Cahaya matahari memasuki kamar kedua pengantin baru itu, membuat yang lebih kecil merasa terganggu dan pada akhirnya membuka matanya secara perlahan. Saat matanya terbuka dengan sempurna diapun melotot karena sangat kaget dengan posisi tidurnya yang berada di pelukan jaemin selaku suaminya saat ini.

Renjun lantas melepaskan pelukan jaemin secara perlahan dan diapun beranjak dari atas tempat tidur lalu masuk kedalam toilet. Tepat disaat pintu tertutup, jaemin membuka matanya dan diapun melihat kearah pintu toilet.

"Aku harap dia tak terlalu bersedih lagi. Aku tak suka melihat wajah sedihnya." Monolog jaemin lalu melihat kearah jendela kamarnya yang mana gorden telah terbuka dan dia yakin kalau itu adalah ulah ibunya.

"Rey aku harap kau tidak membuat adikmu sedih lagi, kau harus bahagia diatas sana. Dan terimakasih karena membuat aku bersatu dengan orang yang selama ini aku cari, aku janji akan menjaganya dan aku pasti akan mengatakan semuanya padanya Rey." Ucap jaemin.

Di toilet.

Renjun menatap dirinya pada pantulan cermin, dimana dia bahkan masih memakai kemeja yang sama, padahal dia berharap apa yang terjadi kemarin adalah mimpi, tapi ternyata semuanya bukanlah mimpi melainkan kenyataan saat ini. Dan seketika airmata jatuh dari mata indah serupa rubah miliknya itu.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang gege hikss.... Aku bahkan tidak tahu harus bertindak seperti apa pada jaemin ge hiksss... Bahkan sekarang aku sudah menjadi istrinya hikss... Apa aku bisa menjalani ini semua hiks..." Renjun hampir saja mengeluarkan suaranya tapi dia langsung membekap mulutnya agar sang suami tak mendengar suara tangisannya saat ini. Padahal tanpa disadari oleh renjun, jaemin sudah mendengarkan semuanya dari balik pintu.


Dilantai bawah, terlihat taeyong yang menyiapkan sarapan khusus untuk hari ini, dibantu oleh bibi kwon karena dia ingin membuat suasana hati menantunya membaik setelah apa yang dia alami kemarin, hal berat yang tak semua orang bisa menjalani nya dengan baik.

"Imo?/mommy?" Ucap sungchan dan sion bersamaan.

"Ah, kalian berdua sudah turun, duduklah." Ucap taeyong tersenyum.

"Kenapa imo sampai membuat sarapan seperti ini? Ini adalah hal yang langka." Ucap sungchan.

"Ini untuk menyambut kedatangan menantuku. Kenapa? Apa kau keberatan?" Ucap taeyong ketus.

"Tentu saja tidak imo, itu adalah hak imo." Ucap sungchan lalu duduk.

"Tapi walaupun mommy menerima nya sebagai menantu mommy, belum tentu jaemin Hyung menerimanya sebagai istrinya kan?" Ucap sion datar.

"Jangan menghancurkan moodku pagi ini." Ucap taeyong kesal pada anak bungsunya itu.

"Terserah mommy saja." Ucap sion datar lalu diapun ikut duduk tanpa memperdulikan sungchan yang menatapnya.

Tak lama jaehyun pun turun dengan setelan kantornya dan bergabung dengan mereka.

"Kau yang memasak khusus hari ini sayang?" Ucap jaehyun.

"Hmm, untuk menyambut menantu kita." Ucap taeyong tersenyum dan jaehyun hanya tersenyum menanggapi perkataan istrinya itu.

Disaat bersamaan mereka melihat kearah jaemin dan renjun yang berada di belakangnya mendekat kearah meja makan.

"Pagi renjun, apa tidurmu nyenyak tadi malam? Kau terlihat sangat lelah tadi." Ucap taeyong.

"Ne." Angguk renjun.

*Baiklah, kalian berdua duduklah." Ucap taeyong tersenyum lalu keduanya duduk bersebelahan.

"Makanlah yang banyak menantu mommy, kau terlihat sangat kurus." Ucap taeyong memberikan beberapa makanan ke piring renjun dan renjun hanya mengangguk sedangkan jaemin hanya berwajah datar saja.

"Mommy? Daddy?"

"Kenapa renjun?"

"Aku mau izin ke rumah Mama dan otusan." Ucap renjun.

"Hmm, tak masalah. Kalau kau mau pergi." Ucap jaehyun.

"Apa ingin mommy temani?" Ucap taeyong.

*Aku akan mengantarkan nya mom." Ucap jaemin datar.

"Aaa baiklah." Ucap taeyong mengerti.




At. Mansion utama Nakamoto.

Renjun dan jaemin sampai di mansion itu lalu keduanya pun masuk setelah maid membukakan pintu.

"Apa Mama dan otusan ada dirumah?'

"Nyonya ada dirumah, kalau tuan sedang keluar sebentar." Ucap maid dan renjun hanya mengangguk lalu menuju ruang tengah. Disana renjun melihat sang ibu memandang foto milik kakaknya itu.

"Mama?" Winwin lantas mengalihkan pandangannya pada renjun lalu diapun beranjak dan memeluk anak sematawayang nya saat ini.

"Kamu baik-baik saja kan?" Ucap winwin melonggarkan pelukannya.

"Hmm." Angguk renjun sembari tersenyum karena bagaimanapun dia tak mau terlihat sedih dihadapan ibunya yang juga lebih sedih darinya.

"Ayo duduk kalau gitu, jaemin juga." Ucap winwin tersenyum.

"Tidak usah ma, aku harus segera ke kantor, renjun saya kekantor dulu. Nanti saya jemput lagi." Ucap jaemin melihat istrinya dan renjun hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Jaemin pamit ma." Ucap jaemin membungkuk lalu pergi sedangkan renjun hanya menatap punggung lebar suaminya yang semakin menghilang itu.

"Renjun?" Sang empu lantas mengalihkan pandangannya kembali pada winwin.

"Jadilah seorang istri yang baik bagi jaemin, walaupun awal kalian menikah tanpa cinta sekalipun nak." Ucap winwin tapi renjun hanya diam saja karena dia tahu juga hal itu, hanya saja dia masih belum menerima semua yang terjadi dalam sekejap mata padanya saat ini.























😄😄😄😄😄

Somebody (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang