01

916 153 6
                                    

Haechan dan renjun saat ini berada di ruangan dokter dengan nama Huang Lucas itu, dan dokter itupun menghela nafasnya karena renjun adalah salah satu pasiennya yang sangat sering mangkir.

"Jangan menghela nafas terus dokter, aku kan sudah datang." Ketus renjun.

"Tapi kau selalu datang tidak tepat waktu renjun. Kau membuat pimpinan memarahiku."

"Hanya memarahi mu bukan membunuhmu dok" Ucap renjun ketus dan Lucas hanya bisa menggelengkan kepalanya lalu memberikan resep vitamin yang baru.

"Kau harus meminumnya dengan teratur. Mengerti tuan muda Nakamoto?"

"Baiklah." Ucap renjun ketus lalu diapun keluar lebih dulu.

"Dokter Lucas, jangan terlalu sering menghela nafas nanti kau bisa cepat tua." Ucap Haechan lalu pergi begitu saja membuat Lucas hanya bisa menggelengkan kepalanya karena kelakuan sahabat dari pasiennya yang sangat ajaib sekali.

















At. Korea, Samsung hospital.

Jaemin masih berada didalam ruang rawat tunangannya itu.

"Jaemin?"

"Kenapa sayang?"

"Bagaimana adikku menurutmu?"

"Aku tidak tahu."

"Akukan sudah memperlihatkan fotonya padamu, menurutmu bagaimana?"

"Sepertinya dia sangat baik dan menyayangimu."

"Kau benar jaemin, dia sangat baik. Dia juga terlalu cepat dewasa dari pada umurnya. Aku sangat menyesal karena sejak umurnya 5 tahun dia harus tinggal dengan nai nai dan yeye, kalau saja aku tak sakit pasti dia akan tinggal dengan kami."

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri sayang. Dia pasti mengerti."

"Karena itulah, aku merasa renjun jauh lebih dewasa dari pada aku jaemin. Dia bahkan mendahulukan kepentingan orang lain dari pada dirinya sendiri." Ucap Rey.

"Walaupun begitu, aku sangat yakin dia sangat menyayangimu dan kedua orangtuamu."

"Hmm, kau benar. Aku tak sabar ingin bertemu dengannya."

"Kau pasti akan segera bertemu dengannya. Bukankah kau pernah bilang dia akan segera wisuda?"

"Hmm." Angguk Rey.

"Aku yakin kau bisa segera bertemu dengannya dan dia juga bisa berkumpul denganmu dan keluargamu disini." Ucap jaemin sembari mengelus kepala Rey.

"Hmm." Angguk Rey sembari tersenyum.

"Jangan mencemaskan hal apapun lagi."

"Aku mengerti jaemin, tapi ntah kenapa aku merasa ada yang dia sembunyikan darimu."

"Itu hanya perasaanmu saja sayang." Ucap jaemin dan rey mencoba mempercayai hal itu.

Ting!

Jaeminpun melihat ponselnya dan diapun melihat ayahnya mengirimkan pesan padanya.

Daddy.

Segera ke perusahaan, kita akan rapat penting.

Jaemin mematikan ponselnya lalu menatap tunangannya itu.

"Kau harus bekerja bukan? Pergilah. Aku baik-baik saja, sebentar lagi mama dan baba akan sampai." Ucap Rey tersenyum.

"Baiklah aku pergi dulu. Jika terjadi sesuatu langsung menghubungiku mengerti?"

"Ne." Ucap Rey menganggukkan kepalanya lalu jaeminpun segera pergi begitu saja. Walaupun dia berat hati meninggalkan tunangannya dia harus melakukannya agar sang ayah tak marah padanya.



Somebody (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang