February 2008
Let's get married"C'mon you dragon! Aku akan mengalahkan mu".
Haechan melompat mengayunkan pedang plastik dengan baju khas ala kerajaan dan sebuah mahkota mengkilap di kepalanya.
Jeno hanya pasrah mengikuti, ia mengenakan kostum dino yang tampak lucu untuk nya, haechan akan marah jika ia hanya diam saja, jadi meraung keras sudah ia coba.
"Rauuuurr".
Jeno menerkam haechan dengan keras sampai mereka berdua jatuh berguling.
"Ihhh Jeno! Aku bilang raja yang harus menang!". Haechan kesal kemudian mendorong Jeno yang menimpa dirinya.
"Ya baiklah"
"Ah tidak tidak, Jeno sekarang jadi kuda ku! Seorang raja membutuhkan kuda"
"Ku pikir raja lebih membutuhkan ratu"
"Ah benar juga tapi siapa ya ratunya?"
Mereka berbaring sambil memandang langit-langit kamar, dua-duanya masih terjebak dalam imajinasi masing-masing.
"Aku bisa jadi ratu mu, aku bisa jadi kuda untuk mu, aku bisa jadi naga juga lalu menjadi pelindung mu"
"Oh iya hahahah, jeno kamu serba bisa ya"
"Hahaha I can be everything you want"
Mereka saling tatap, anak kecil polos yang belum mengerti banyak hal itu saling tersenyum penuh kasih sayang, sepertinya haechan mulai berfikir Jeno adalah terman terbaiknya.
"Jeno! Haechan sayang sekali"
Dengan gemas haechan memeluk sahabat nya itu erat kemudian mencubit kedua pipi Jeno kencang, Jeno juga memberikan senyuman terindah yang ia punya.
"Ayo Jeno sekarang jadi ratu ku"
Haechan bangun lalu merapikan pakaian dan mahkotanya yang berantakan, mengajak Jeno untuk berganti pakaian dan meletakkan mahkota satu lagi untuknya.
"Bukankah mereka perlu menikah sebelum menjadi raja dan ratu?"
"Eh benarkah? Kalau begitu ayo kita menikah jeno!". Ujarnya penuh semangat.
"Bagaimana caranya?". Tanya Jeno dengan bingung.
"Eum saat aunty tern menikah, seharusnya aku mecium mu"
Wajah bingung nya berganti dengan senyum sumringah kemudian menggenggam kedua tangan jeno, kepalanya ia dekatkan perlahan lalu mengecup manis bibir anak seumuran di depannya.
Anak kecil itu lugu sedangkan meniru adalah keahliannya, tidak tau itu benar atau salah, tapi haechan tidak ragu dan Jeno yang memerah malu, mungkin jika daddy nya tau maka suasana nya pasti berbeda.
"Nah sekarang kita sudah menikah"
"Ya"
Masih saling menatap dan bergandengan tangan, keduanya masih terlarut dalam imajinasi kreatif anak-anak. Yang satu penuh semangat yang satu masih menunduk menahan malu. Mereka anak yang lucu.
"Setelah menikah bukankah raja ada prince and princess?"
"Ah kalau itu aku tidak tau"
"Bagaimana cara nya ada prince and princess?"
"Entahlah"
"Mereka membuatnya dengan apa?"
"Aku tidak tau"
"Jeno! Kamu murid terpintar di sekolah tapi tidak tau!?"
Dengan jengkel dan kesal haechan menatap Jeno tidak percaya, anak di depannya ini benar tidak tau atau bodoh ya.
"Jeno kamu banyak tidak tau ya, kamu harus rajin belajar!"
"Aku selalu belajar, haechan yang tidak pernah belajar"
"Jeno selalu membuat kesal, udahan saja mainnya"
Haechan pergi dengan menghentakkan kaki nya berjalan menuju pintu kemudian membanting keras pedangan yang ada di tangannya, Jeno tersadar ia menatap haechan bingung tak percaya, ada apa sebenarnya dengan anak itu.
"Jeno! Mae suruh makan!"
Suara teriakan haechan yang menggema itu menyadarkan Jeno dari melamun nya dengan segera ia menuju lantai dasar.
"Mae ada puding mangga, wahh terimakasih maee"Haechan senang sekali saat melihat puding mangga di atas meja, warnanya kuning berbau sedap dan penuh toping mangga di atasnya, yang haechan tau semua orang itu suka puding mangga!.
"Okey now let's go eat"
Mereka duduk di bangku Masing-masing, untuk menu makan siang hari ini ten tidak terlalu banyak memasak, agak malas sebenarnya tapi ia selalu menyediakan makanan cepat saji jika diperlukan. Beberapa yang tersaji di atas meja ada ayam goreng, salad, bacon, dan telur rebus saja.
Anak-anak itu makan dengan lahap mungkin karena kelelahan setelah setengah hari bermain.
"Jeno, bubu dan papa menelfon mereka bilang tidak bisa pulang karena cuaca yang tidak memungkinkan, tidak apa kan jika bermalam disini". Ucap ten sambil mengelap sudut bibir Jeno yang terdapat Mayo disana.
Jeno mengalihkan atensinya pada ten kemudian tersenyum.
"Tentu aunty"
"Nah anak pintar" Ucap ten senang kemudian menepuk pelan kepala Jeno yang duduk disamping nya.
"Yeyyy Jeno akan tidur dengan haechan ya Mae". Ucap haechan senang
"Iya tapi berjanji jangan tidur terlalu larut"
"Hahaha tentu saja mae"
"Ok sekarang habiskan lalu pergi tidur siang"
"Baikkk!"
"Baik"
———
Tbc
210923
KAMU SEDANG MEMBACA
(Discontinued) We Grow Together
Fanfictionhanya cerita tentang dua sahabat bertetangga Haechan dan Jeno. . . . Be Smart Reader this story contains lgbt! do not copy! (bxb) pic :Pinterest begins : 180923