My Type

301 27 0
                                    

"To, coba nengok bentar arah jarum panjang sekarang"

Jarum panjang di jam tangan milik Haruto kini ber arah ke angka 2, berarti ia harus menengok ke belakang bangku yang di duduki Jeongwoo sekarang.

Hm, tidak ada yang aneh selain hanya kumpulan cewek-cewek yang sedang bergosip.

"Ada Wonyoung, cantik, rambutnya lebat lurus, tinggi juga, rada alay si. Sampingnya, lo gak mungkin gak tau, Hanni si anak sultan, gak pernah pelit, friendly pake banget. Sampingnya lagi ada Ryunjin, rada tomboy tapi kece parah si, minusnya galak be―"

"Hikmahnya lo spill sifat cewek-cewek gitu apa coba?"

Jeongwoo berdecak nyaring sambil menggosok-gosok wajahnya sendiri "Lo ini bener-bener yak?! Gue cuma mau kenalin lu ke cewek-cewek dengan nyebutin sifat-sifat mereka. Kali aja ada yang satu tipe sama lo"

"Dih, orang gue tau mereka kok ngapain susah-susah di sebutin"

"Lah, lo udah kenal? Kok gue gak pernah liat lu ngobrol sama mereka?"

Karna gemas Haruto menekan dahi Jeongwoo dengan satu jarinya. "kenal sama tau itu beda ya!"

Jeongwoo menghela nafas "Lo ini susah banget setuju sama omongan gue"

"Ya lagian ngapain lu susah-susah ngomongin tentang mereka kan gue bilang"

"Denger ya To, gue itu sering kasian sama lo. Kalo lagi nongkrong sama temen bang Jaehyuk lo sering ngelamun sambil liatin orang pacaran. Gue sebagai sahabat yang baik pengen cariin lo pacar atau setidaknya gebetan kek biar gak keliatan ngenes amat"

Haruto hanya mendengarkan dan kembali memakan baksonya yang belum habis. Ia menganggap suara Jeongwoo hanya angin lalu.

"Lagian gue berani taruhan cewek spek kaya mereka, gitu gitu juga banyak yang ngincar kan yak" lanjut Jeongwoo. Haruto hanya mengikuti arah pandang Jeongwoo dengan malas dan membalas dengan singkat "Not my type"

"AAAAKKKHHHH GUE NYERAH!"

"Makanya kalo bang Yoshi nyuruh yang enggak enggak gak usah di ladenin, emang elo nya yang kurang kerjaan"

Jeongwoo tak menjawab dan tetap menenggelamkan wajahnya dalam lipatan tangan. Terlalu gak habis pikir sama Haruto dan terlalu malu karna Haruto malah mengetahui rencananya dengan kakak Haruto sendiri.

Lagipula Haruto juga tak habis pikir akan Jeongwoo dengan ke-randomannya yang kadang-kadang membuatnya pusing sendiri. Apakah se-kurang kerjaan itu Jeongwoo sampai bersusah payah mencarikannya pacar―maksud Haruto, setidak peka itukah Jeongwoo selama ini?

Well, seharusnya Haruto tak perlu heran. Jeongwoo memang bodoh.

"Okey ini salah gue, seharusnya gue nanya dulu. Emang tipe ideal lo yang kek apa To?"

See? Anaknya masih belum menyerah. Haruto menghela nafas lelah sambil berpikir, haruskah ia beritahu? Kedengarannya tidak buruk. Well, mungkin Jeongwoo akan peka setelah ini.

"Tipe gue ya? Gue suka rambutnya hitam yang acakan, tingginya hampir sama kaya gue, kulitnya lebih coklat dari gue, terus punya mata tajem dan orangnya bodoh pake banget. Yah kurleb gitu" kurang apalagi kode dari Haruto kali ini.

Jeongwoo nampak berpikir sambil mengunyah bakso yang ia curi dari mangkuk Haruto. Haruto sendiri tak bisa bertahan menatap Jeongwoo karna ekspresi wajah yang seperti itu membuatnya gugup sendiri.

"Hmm dipikir-pikir itu semua kayak gue(?) Ya tapi gue bukan cewek si. Okelah" ucap Jeongwoo lalu kembali mengunyah.

Sip. Haruto tak punya mood lagi untuk menghabiskan sisa baksonya. Memang salah ia berharap Jeongwoo akan paham.

"Emang gue ada bilang itu cewek?"

"Ha?"

Haruto tak menanggapinya dan mendorong mangkuk bakso kehadapannya "Nih abisin aja cepetan, gue mau ke toilet bentar" kemudian beranjak dari mejanya. Meninggalkan Jeongwoo yang kebingungan dengan bakso yang mulai ia makan dengan lahap "Yah, semoga lu cepetan dapet orang yang lu maksud deh"

Haruto yang memang belum terlalu jauh dari mejanya hanya menghela nafas frustasi "Dasar tolol! Dan anehnya gue suka sama orang tolol kayak lo"


📌📌📌

°You, me, heaven and earth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang