Love and War | BIBLEBUILD [END]

16

"Tenanglah, kita tidak akan membiarkanya terjadi"
Ucap raffen

Saat ini mereka berdua sedang berada didalam mobil menuju kerumah , pertemuan tidak terduga tadi benar benar membuat bible terbakar emosi.

"Kita harus membicarakan ini bersama yang lain juga"

Bible mengangguk lalu ia merogoh sakunya mengambil handphone untuk menelfon juan

"Bagaimana orang itu? "

"Aman, kita udah ngirim dia ke tujuan"

"Hem jangan balik dulu, ajak yang lain ke markas sekarang"

"Ada apa? "

"Penting"

Setelah mengatakn itu bible langsung menutup telfonya

Markas 22.45

Bible dan raffen sudh berada dimarkas begitupun juan dan yang lain

"Ada masalah? " Tnya rian

"Pria itu,dia ngeliat kita semua pas di acara tadi" Balas bible

Juan rian galaxi saling menatap

"Kalian harus hati hati"  raffen mulai ikut bersuara

"Gaada jaminan kalo salah satu dari kita gak bakal jadi korban" Celetuk juan

Yang ia katakan benar, kini semua kepala tertoleh menunduk memikirkan isi kepalanya masing masing

"Cukup waspada, kalau bisa ajak seseorang saat keluar, aku yakin pria itu juga tidak akan gegabah dalam bertindak" Timpal raffen

Mereka semua mengangguk

"Gua balik dulu, kasian biu" Ucap bible yang langsung mendapat cekalan dari sang kakak

"Ingat apa yang kita bahas tadi" Setelah mengucapkan itu bible hanya berdehem lalu keluar dari sana

"Kalau gitu gua juga balik, juan lu mau bareng siapa? " Tnya rian

"Bar-"

Baru saja mau menjawab tiba tiba suara orang lain menghentikan ucapan juan

"Bareng saya" Tau kan ini siapa

Juan sontak menoleh ke arah raffen lalu menatap rian dan galaxi

"Gua sama pak raffen kalo gitu, kalian hati hati" Ucap juan yang langsung mendapat anggukan dari rian dan galaxi kemudian keluar menyusul kepergian bible. Kini hanya tersisa juan dan pria yang menjabat sbg dosennya

"Saya pulang sendiri aja pak, sya bilng mau juga karna saya pengn mereka berdua pdkt"

"Gak. Kamu sama saya ayo"

Raffen menarik tangan juan keluar dari markas menuju mobilnya

Keheningan melanda di dalam kendaraan beroda empat tsb, masing masing bingung ingin memulai percakapan dari mana dan pada akhirnya sampai ke tujuan pun tetap tidak ada pembicaraan.

"Makasih pak udah nganterin saya"

"Iya sama sama, besok kelas kamu jam berapa"

"Siang kayanya pak"

"Saya jemput"

Juan melotot tidak percaya
Whatdehelll, nih orang gampang banget ngomongnya.

"Eh jangan pak, saya bawa motor"

"Saya tidak menerima penolakan,kalo gitu saya balik dulu"

Belum sempat  membalas mobil itu sudah menancap gas meninggalkan  juan yang masih melongo atas perkataan dosennya itu. Badan udah loyo pengn rebahan juan udah capek akhirnya dia mutusin buat kedalem. Bodoamat lah besok fikirnya