Kesamaan latar, tokoh, ataupun isi cerita
Adalah murni ketidak sengajaan.
Tidak ada unsur menjiplak ataupun remake dari cerita manapun.
Isi cerita tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh visualisasi ❗❗Marvin dibuat terkejut saat baru saja memasuki rumah besarnya. Disana, di sofa ruang tamu yang berhadapan langsung dengan pintu masuk rumah. Duduk si ibu negara beserta satu adik manisnya, di sisi nya juga terdapat kedua teman seperjuangannya menunduk lesu seperti tak punya semangat lagi untuk hidup.
Si sulung Jameson itu melirik papanya di belakang yang juga sedang melirik kikuk ke arahnya.
Kok jadi awkward begini bjirr.
Akhirnya Marvin memilih untuk tersenyum lebar ke arah mamanya untuk mencairkan suasana, " Eh mama, assalamu'alaikum hehe " Ia menggaruk tengkuknya merasa tidak nyaman.
Kan bener firasat aing tadi.
" Waalaikumsalam " Jawab mama nya dengan pandangan menelisik ke belakang. Mengarah ke beberapa kantong belanja yang ada di tangan sang suami.
" Itu apa pa? "
Si papa agaknya juga merasakan hal yang sama dengan yang Marvin rasakan.
" Ini? " papa menaikkan 2 kantong belanjaan yang ada di tangannya.
Suasana menjadi hening, papa yang tidak tau apa-apa hanya diam sambil memangku anak bungsunya. Janu, sibungsu Jameson itu. masih saja sibuk menggigiti satu biskuit yang tak kunjung habis dari beberapa menit lalu.
Jarak 3 meter dari tempat duduk mereka, ada 3 bocil kematian yang sedang duduk berdampingan dengan raut wajah yang tak jauh berbeda. Di depan mereka, ada mama zera. Yang sedang serius melakukan interogasi pada bocil-bocil nakal ini.
" Sekarang jawab, siapa yang ngide bikin acara camping di hutan Amazon di cuaca dingin gini? "
Ketiganya diam membisu.
" Wab!! " Suara cicitan itu berasal dari bibir kecil di bungsu Jameson.
Marvin yang melihatnya menunjuk janu, kemudian dirinya, dan membuat gerakan menggores lehernya dengan ibu jarinya.
" Ma ma ma, bang bang " Janu ribut menunjuk sang kakak sambil memanggil-manggil ibunya bermaksud mengadu.
Tch, tukang ngadu. Batin Marvin.
" Ayook, ada yang bisa jawab? Hmn? " Mama menepuk-nepuk rotan di tangan kanannya pada satu tangannya yang lain.
Di belakangnya, si papa diam-diam meledek mereka dengan sedikit menahan tawa. Namun ketiganya tak sadar.
" Abang ma.. " Akhirnya Marvin mengalah dan mengangkat tangannya.
Padahal pada kenyataannya, itu ide mereka bertiga. Tapi yang pertama kali mencetuskan nya itu memang Marvin, kemudian naresh dan juno bagian mengembangkan ide tersebut.
" Emang abang tau? Hutan Amazon itu di mana? "
" Naresh yang tau " Jawabnya polos.
Mama beralih menatap anak tetangganya itu.
" Naresh tau tempatnya? "
Empunya mengangguk semangat.
" Dimana? "
" Naresh belum pernah kesana sih, tapi udah sering liat di youtube sama film-film "
Dari belakang terdengar suara tepukan Kepala yang kemudian disusul suara tawa. Pelaku nya sudah jelas, si kepala keluarga dan bungsu Jameson tentu saja.
Si mama memijit Kepala nya yang mendadak pening. Benar-benar tidak habis pikir.
" Terus kalo blum pernah kesana, gimana mau pergi sayangkuu? Emang udah tau jalanannya mau lewat mana? "
" Kan ada Google maps tantee, masa tante nggak tau sih. Nggak gaul deh " Cibir naresh yang membuat kedua temannya memelototinya.
Naresh salah ambil langkah, fiks bakal terjadi bencana.
Mama tiba-tiba berdiri dengan raut kesalnya.
Tubuh mama mendadak terlihat lebih tinggi dari biasanya. Aura nya juga gelap sekali, Marvin jadi takut jika tiba-tiba mamanya mengutuk nya menjadi Marvin kundang. Memikirkan nya benar-benar sangat mengerikan.
" Nggak boleh! Nggak ada camping-camping. Kalo mau camping, camping aja sana belakang rumah. Kalian mau? Dihap Jaguar? Terus pulang tinggal nama?, sebelum diri in tenda udah abis dulu kalian sama penghuni Amazon "
" Papa, bawa sini belanjaanya. Kamu pasti jajanin abang sembarangan kan? "
Meh, kena juga kan, rese si. Batin Marvin kembali.
" Padahal aku udah siap sama semua konsekuensi nya loh, udah cape-cape kabur dari rumah. Udah bikin surat wasiat jugaan " Lesu juno.
" Heumm, aku juga udah pamit sama adekku malahan. Udah banyak-banyak minta maaf dan bilang kalo gatau bakal pulang lagi atau nggak "
" Marvin sii, katanya udah ijin. Udah dibolehin "
" Ya maaf, tapi kalian kan sebelum nya juga ngga bilang kalo hutan Amazon se berbahaya itu. Aku pikir hutan biasa kaya yang dibelakang sekolah "
" Hadehh, makanya kalo mau bikin acara tuh disiapin dulu yang bener. Komunikasi nya jangan putus sedikit pun. Ini om rugi banyak tau, udah mana kena semprot mamanya Marvin " Ucap papa Marvin yang tiba-tiba menimbrung. Jangan lupakan janu yang setia berada di tangan kanannya. karena ibu negara yang sedang murka dan dia pun terlibat.
Cape-cape cari duit, baru pulang dimarahin. Ngajak berantem?
Gitu kali kalo papa nggak sesayang itu sama mama.
" Maaf.. " Cicit ketiganya.
Tingnung...
Bel rumah beberapa kali di pencet secara tidak sabaran. Papa akhirnya beranjak dari duduknya berniat membukakan pintu. Kepo dengan siapa kiranya tamu tidak sopan itu, tidak sabaran sekali sih.
Begitu pintu dibuka..
Taraa mak jrengg...
Tetangga nya ternyata, tepatnya orang tua naresh dan juno yang terlihat begitu khawatir menanyakan dimana buah hati mereka berada.
27/09/2023
KAMU SEDANG MEMBACA
MARJAN🍾
Short StorySebelumnya Marvin berniat membuang calon adiknya karena berpikir punya adik itu akan merepotkan. Tapi setelah bayi itu lahir. Eh, kok malah jadi bucin.