3. Senja di Segara

1.2K 207 19
                                    

Jarum jam masih menunjukkan angka 1 dengan jarum panjangnya di angka 10. Entah mengapa Nabila merasa hari ini waktu bergulir lebih lambat. Padahal biasanya hari terlalu cepat berlalu hingga Nabila selalu sampai di rumah pada sisa hari-malam.

Tidak banyak yang Nabila lakukan selain rebahan sembari menunggu waktu berjalan tepat pada jam yang ia nantikan. Sedangkan Anggis, wanita itu banyak melakukan aktivitas mulai dari mengabari sang pacar yang blasteran Indonesia-Thailand, membuat vlog, dan berakhir melakukan self record untuk endorsement yang mengontraknya demi mempromosikan dagangannya.

"huh" hembusan nafas berat mulai keluar dari bibir mungilnya yang merasa bosan. Sebuah ide muncul dibenaknya untuk scrolling aplikasi tiktok. 'OOTD Pantai' ketiknya lincah untuk mencari refrensi baju-baju yang pas dikenakan saat pergi ke pantai. Sungguh kegiatan yang tidak biasanya ia lakukan. Sebagai public figure melakukan mix and match pakaian yang akan ia kenakan bukan lagi hal asing bagi dunianya. Namun entah kenapa sekarang ia menjadi bimbang menentukan baju apa yang harus ia kenakan sore nanti.

Nabila merubah posisi tidurnya menjadi berdiri. Langkahnya beranjak menuju koper cokelat yang berisi perlengkapannya selama seminggu di Bali. Hingga setelahnya keadaan koper cokelat tersebut kehilangan kerapian. Bagaimana tidak, baju-baju yang seharusnya sudah disiapkan sesuai dengan padanannya justru ia bongkar demi berpenampilan terbaik untuk ke pantai nanti.

"Astaga Nabila, ini kenapa pada berantakan gini?" suara Anggis yang rupanya sudah selesai dengan urusan endorsementnya ikut terkejut dengan keadaan ranjang tidur mereka yang lebih tepat disebut kapal pecah.

"Nggis nanti pake apa ya mantai, ah bingung kali aku lo we" keluh Nabila karena tidak kunjung menemukan outfit yang cocok untuk ia kenakan.

"baju kamu itu bagus-bagus semua loh, kenapa bingung si"

"ah nggis, nanti kalo jomplang sama look captnya, dia pake baju bagus trus mahal gimana, eh" seketika mata Nabila membola dengan mulut yang ia lipat serapat mungkin. Merutuki kelepasannya berbicara tentang keikut sertaan captain pilot yang dimaksud. Sudah pasti detik berikutnya, temannya Anggis itu akan menagih penjelasan padanya.

"capt? capt siapa Nabila? Oh pilot yang kemarin di lift itu ngajak kita mantai bareng?" sungguh dugaan yang bisa ditebak. Anggis justru terlihat lebih excited dengan kemungkinan bahwa pilot yang mereka temui kemarin akan ikut bersamanya melihat sunset di Bali

"boleh ya nggis? Dia maksa ikut"

"boleh lah nab, jadi kamu bingung outfit gara-gara dia? Kasmaran ni ye"

"Anggis kita cuma saling kenal dari DM ga lebih"

"eh bahkan udah DMan? Aa susantiku udah gede, udah punya gebetan"

"Anggiss"

Semburat merah tercetak jelas di wajah Nabila. Dari mimiknya saja terlihat bahwa ia sedang salah tingkah dan malu atas godaan dari temannya yang justru sedang menertawakan penampakan Nabila. Benarkah ia sedang kasmaran, bukankah ia sendiri yang mengatakan Paul adalah pria dewasa yang kemungkinan besar telah berumah tangga.

✈️✈️✈️

Pantulan diri Nabila di cermin sedang berpose mengikuti sang nyata yang bergerak bak peraga busana. Satu jam yang telah ia habiskan hanya untuk memilih outfit pada akhirnya memilih melabuhkan pilihannya pada dress cream dengan balutan jaket berwarna senada serta pashmina army menutupi bagian mahkotanya.

 Satu jam yang telah ia habiskan hanya untuk memilih outfit pada akhirnya memilih melabuhkan pilihannya pada dress cream dengan balutan jaket berwarna senada serta pashmina army menutupi bagian mahkotanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sky and HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang