5. The Star's Rockin the Stage

1.3K 239 27
                                    

Next update 90 votes or 30 comment 😊👌 Enjoy the story

✈️✈️✈️

Terhitung sudah satu minggu lamanya Nabila berada di pulau Dewata. Kini, waktunya ia kembali ke realita menghadapi pekerjaan yang cukup menguras tenaganya sebagai introvert. Seusai liburan, kesibukannya akan kembali seperti sedia kala, berbagai kegiatan baik on air maupun off air di berbagai tempat sudah memanggilnya.

Keriuhan sosial media soal Nabila dan siluet Paul yang banyak diasumsikan sebagai gimmick guna meningkatkan popularitas sudah kian mereda. Memang benar yang Anggis katakan, jika ada isu miring yang menyangkut pautkan namanya tanpa dasar kebenaran baiknya tidak perlu ditanggapi. Toh nantinya gosip tersebut akan luntur seiring dengan mencuatnya berita lain yang lebih digandrungi.

Omong-omong soal Paul, pria itu sudah lama tidak saling komunikasi dengan Nabila. Ntah mungkin memang jadwal terbangnya yang padat atau memang sudah enggan berbicara dengan Nabila. Tunggu, kenapa Nabila jadi memikirkan pria itu. Paul dan dirinya tidak ada hubungan apapun, jadi terserahlah apa yang Paul lakukan dengan kehidupannya.

"Nabila jadwal kamu" terdengar suara sang Manager yang memanggilnya seraya berjalan ke arahnya yang sedang duduk menikmati secangkir teh panas buatan ummah Nelli. Pagi-pagi sekali bang Rajib sudah mendatangi hunian Nabila untuk memberitahukan agendanya seminggu ke depan.

"Besok Tangerang jam 8 malem jangan lupa. Ada 2 lagu baru, nanti latihan dulu sama homeband abis maghrib" Bang Rajib mengambil tempat duduk di sebelah Nabila yang terlihat enggan untuk mengeluarkan suara. "hm" hanya deheman yang menandakan bahwa ia mengiyakan penjabaran Bang Rajib barusan.

Nabila tampak lesu, mungkin dampak dari jetlag perjalanan Bali-Jakarta. Kantung mata terlihat sedikit menghitam di areal bawah matanya. Maklum, ia baru sampai Jakarta tepat tengah hari. Harusnya dia memilih untuk merebahkan diri dan tenggelam dalam ranjang empuk yang berada di kamar tidurnya. Tapi, demi menghargai sang manager yang lebih tua 20 tahun darinya, ia harus bersedia mendengar tugas-tugasnya yang terbengkalai selama liburan.

"eh dekku sudah pulang rupanya, ih ga kangen kau sama abang" Rony, kakak Nabila sepertinya baru bangun dari tidurnya langsung merangkul leher sang adik dengan lengan kanannya.

"kak Rony ah gausa peluk-peluk, bauk, mandi sana" usir Nabila menyingkirkan lengan Rony semampunya

"ih galak kali lo dekku ini" tangannya mulai menyingkir dari leher Nabila dan beralih mengambil pie susu di hadapan bang Rajib yang tak lain adalah buah tangan untuk manager Nabila itu. "Bang makan Bang" tawar Rony enteng.

"punya gua itu Ron wah gantiin lu. Nab abang lu gada sopan sopannya nih" Nabila memutarkan bola matanya pertanda jengah akan hal sepele yang diributkan kedua orang di depannya.

"kak Ron itu punya bang Rajib, punya kakak di belakang ada 5 box khusus"

"nah gitu dong Nab, cakep bet dah dekku ini"

"ada mau aja manis" cibir Nabila yang ditanggapi dengan cengiran dari kakaknya itu. Rony berlalu meninggalkan Nabila dan sang manager yang masih memiliki urusan pekerjaan.

✈️✈️✈️

Lampu-lampu sorot mulai menyinari bagian tengah panggung. Suara lengkingan khas master of ceremony, yang berupaya menghidupkan suasana saat bercengkraman dengan penonton mulai menggema ke seluruh penjuru. Seperti yang sudah diagendakan kemarin, malam ini, Nabila ditunjuk menjadi pengisi acara pada festival musik bertajuk perayaan ulang tahun salah satu bank konvensional di daerah Tangerang.

Sekumpulan anak sekolah menengah atas yang menyebut nama bandnya The rockerok tampil di urutan pertama sebagai pembuka acara. Nabila masih asyik dengan headphone yang mengitari atas kepalanya mendengarkan lagu Sorai milik Nadin Amizah, song list terbarunya yang akan ia bawakan nantinya. Ia masih memiliki waktu yang cukup panjang, setidaknya terdapat 2 penampil lagi hingga gilirannya untuk menggemparkan panggung dimulai.

Sky and HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang