( 15 ) !

6.5K 279 8
                                    

Bibir cantik itu sedikit terbuka, menganga keatas, mengeluarkan suara-suara lirih yang indah dan nyaman masuk telinga. "ahh!" Kenzie mendesah tak karuan, lubangnya yang ketat itu menelan dua jari panjang hingga tidak tampak lagi.

"mass! ahhh!"

Kenzie tersentak saat jari panjang Devven benar-benar menyentuh tepat titik manisnya setelah dihujam beberapa kali. Devven mengamati lubang ketat yang sebentar lagi akan memanjakan penisnya, mengeluarkan jarinya karena dirasa sudah siap.

Perasaan Kenzie tidak karuan, takut dan gugup menjadi satu. Keringatnya mulai turun bercucuran, menghiasi wajah merah nya yang seperti tomat. Ibu jari Devven mengusap pelan bibir tipisnya, sebelum mencium dalam-dalam.

"mmpphh! dev!" Bentaknya.

Devven tidak memperdulikannya, meneruskan aksi liarnya dalam mencumbu bibir manis itu. Ciuman Devven semakin menuntut lebih hingga Kenzie terengah-engah akibat tidak sanggup mengimbangi.

Semakin menarik tengkuk laki-laki manis itu, menindihnya, mengunci semua pergerakannya. Pangutan mereka terlepas ketika dengan sengaja Kenzie menggigit bibir Devven, membuat pria itu mengaduh kesakitan. Ia menatap tajam kearah Kenzie.

Kenzie kikuk ditatap seperti ini oleh Devven, tubuhnya bak beku seperti es. Kenzie berusaha membuka suara, mengeluarkan kata-kata yang ia ingin diucap. "lepas ini dev." Pintanya dengan suara lirih, menggerakkan tangannya yang berada dibelakang.

"Enggak." Jawabnya singkat. Devven dengan sergap menyesap puting susu nya, meremas gemas, dan merabanya sensual, tak memberikan waktu pada Kenzie untuk mengatakan sepatah dua patah.

"aku akan menurut..." Devven menghentikan aksinya, netra hitam nya kembali menatap Kenzie yang kini berada dalam kungkungan nya. Berpikir sejenak, haruskah dirinya menuruti dan melepasnya?

"Ngelanggar, besok gak bisa jalan." Tekannya memperingat kan. Kemudian membuka borgol pada kedua tangan Kenzie. Usai dilepas borgol pada pergelangan tangannya, Kenzie merasa bebas, bebas memeluk apapun yang ada didepannya. Contohnya Devven.

Devven terkejut dengan hal yang baru saja Kenzie lakukan, anak ini memeluknya?

"bentar aja..." Kenzie memeluk erat badan kekar yang ada didepannya dengan jari jemari cantiknya yang terasa lembut saat bersentuhan dengan sesama kulit. Perlahan tangan kecil nan cantik itu turun menyentuh perut Devven yang ternyata memiliki kotak-kotak sangat jelas disana.

"mas, ajarin biar kayak gini." Ucapnya sambil menunjuk satu kotak yang sangat jelas bentuknya. Devven spontan melihat kebawah, mengamati dari atas seluruh bagian rinci tiap tubuh Kenzie. Ia berpikir sejenak, ini bukan seperti Kenzie yang biasanya. Kenapa mendadak berubah dengan sangat drastis? Devven terheran-heran, tapi suka juga melihat Kenzie bertingkah seperti ini.

"Olahraga tiap hari."

"kapan?" Sahut nya antusias.

"Tengah malem." Jawaban iseng dari Devven berakhir mendapat sentilan kecil dari Kenzie. Devven terkekeh, Kenzie hanya memutar malas bola matanya.

Disela-sela lengahnya Devven karena hal itu, dengan cepat Kenzie memajukan wajahnya hingga tidak ada lima senti jarak keduanya. Kenzie dengan berani menyatukan bibirnya, melumat lembut dan mengecupnya. Kenzie terdiam sejenak dengan kejadian yang ia lakukan barusan, sebenarnya ada apa dengan dirinya?

"Ken?" Tanya ragu pria itu.

"maaf! lupakan!" paniknya gelagapan.

Devven tersenyum miring, membalikkan posisi mereka. Kenzie diatas dengan Devven dibawah. Kenzie meneguk ludahnya kasar, ia tak nyaman dengan posisi seperti ini. Kedua kakinya mengangkang menduduki paha Devven, atensi nya tidak sengaja beralih pada benda yang berada didepannya adalah benda pusaka Devven yang besar dan mengerikan tengah menegang.

ONLY STATUS ( MarkNo )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang