(3)

6.5K 447 6
                                    

Setelah acara selesai, mereka memutuskan pergi ke rumah yang baru saja dibeli 3 hari yang lalu oleh Jeff, sungguh mertua yang idaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah acara selesai, mereka memutuskan pergi ke rumah yang baru saja dibeli 3 hari yang lalu oleh Jeff, sungguh mertua yang idaman. Usai tiba pada kediamannya, mereka langsung disibukkan dengan beberes barang-barangnya sendiri. Hening, tidak ada percakapan diantara pasangan baru itu.

Hingga pada akhirnya, salah satu dari mereka membuka suara.

"Pisah kamar, gue gak mau tidur bareng Lo." suara Devven berhasil memecah keheningan.

Kukira setelah menikah akan ada adegan romantis yang menyelimuti, nyatanya malah seperti ini. Tapi, perlu diingat lagi jika pernikahan mereka ini tidak didasari benih cinta.

Kenzie yang mendengar nada bicaranya seperti itu, tentu saja dirinya tidak ingin kalah. "dih, gue juga ogah sama Lo" cetus Kenzie menyaingi nada Devven.

Devven menghentikan aktivitas nya, beralih menatap Kenzie dan membalas perkataannya.

"Kalo ogah sama gue, kenapa Lo terima?"

Misal Devven bisa memilih ingin menikah dengan siapa. Pria itu sudah pasti akan menikahi cewek cantik nan semok atau lelaki imut yang binal. Lebih menggoda, daripada harus menikah dengan pemuda ini. Cih!

"Tanya sendiri ke bokap Lo sono!" Kenzie pergi meninggalkan Devven yang sudah siap menunggu jawaban darinya.

-------★-------

Malam telah tiba, diikuti sejuknya angin malam yang dingin, membuat bulu kuduk merinding. Tidak ada bunyi klakson disana, yang ada hanya suara motor atau mobil yang sesekali lewat. Tidak heran, karena jam dinding menunjukkan pukul 10 malam.

Lelaki manis itu sudah siap dengan padu-padan outfit yang dipakainya, berkaca didepan cermin besar soal penampilannya sambil menyemprotkan banyak parfum pada dirinya. Usai dirasa rapi sudah penampilan nya, ia merogoh ponsel pada saku kanan celananya, mengetikkan sesuatu.

"Mau kemana?" Devven tiba-tiba bersuara, membuat Kenzie sedikit kaget dibuatnya.

"main." ucapnya santai, melanjutkan aksinya memakai jaket tebal kesayangan nya dan terakhir memasang helm pada kepala nya.

"Besok, ini udah malam." tegasnya.

"ngatur banget sih" jawab enteng lelaki.

Seperti yang Bara ucap di awal, kalo adiknya ini memiliki sikap yang bikin geleng-geleng kepala saat menghadapi nya. Ternyata itu benar adanya. Sifatnya yang keras kepala ini menyebabkan otak lawan bicaranya menjadi berasap dan panas.

Ayolah, Devven tidak ingin di cap aneh oleh tetangga sekitarnya. Masa baru nikah sehari sudah keluyuran. Tolong siapapun, beritahu lelaki keras kepala yang bernama Kenzie ini untuk mengerti alasan Devven melarangnya. Astaga, Devven pening!

"Ken-"

belum sempat meneruskan kalimatnya, Kenzie dengan label keras kepalanya itu sudah terlebih dahulu memotong kalimat Devven. Mengakibatkan pria yang lebih tua tujuh tahun darinya ini mau tidak mau harus mengalah.

"Bacot, suka-suka gue."

Kenzie keluar menutup pintu rumah, membelakangi dan meninggalkan Devven yang masih senantiasa berdiri menatap kepergiannya. Lelaki itu menyalakan, kemudian mengendarai motornya.

-------★-------

Dad

Jaga dan didik dia
dengan baik Dev.

Ya.

Jangan kasar, ingat itu.
Dia anak teman baik Papa.

Ya.


Devven melempar hp nya ke sembarang arah, membaca pesan yang dikirim ayahnya itu sukses membuat mood nya berantakan. Hidup Devven yang mula nya tenang, seperti nya akan dihantui berbagai macam masalah yang akan bertubi-tubi menghampirinya, tidak lain ya karena bocah ingusan keras kepala dan tidak tahu tata krama yang masuk dalam dunianya.

"Nambahin kerjaan aja." ujarnya sebal.

.

.

.

.

Tbc.

See u in the next chap!
-Jey

ONLY STATUS ( MarkNo )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang