chapter 6

319 24 5
                                    

Assalamualaikum semua nya maap ya baru up soalnya ana lagi aga mager hehe yadah kalau gitu

Selamat membaca.....

Ketika kian Santang sedang menikmati angin pagi, tiba² dia terfikir dengan racun yang ada di dalam tubuh nya saat ini.

"Bagi mana jika ibunda dan yang lain tau" ucap khawatir kian Santang

"Aku tidak ingin membuat mereka sedih" ucap kian Santang

Kian Santang merenung bagaimana jika keluarga nya tau dengan keadaan nya saat ini.

Karna terlalu larut dalam pikiran nya kian Santang tidak menyadarinya ada seorang emban yang sedang memanggil nya.

"Sampurasun Reden?" Panggil Emban tapi tidak ada jawaban dari Kian Santang emban pun memanggilnya nya sekali lagi

"Raden!" Panggil Emban lagi tapi masih belum ada jawaban dari sang pangeran

"Raden!!" Panggil Emban untuk terakhir kalinya Akhirnya.

"A ah iya emban" jawab Kian Santang tersadar dari lamunannya

"Maaf Raden, Raden di panggil kek ruang makan untuk sarapan" ucap emban

"Baik emban terima kasih kau boleh pergi" ucap kian Santang setelah emban pergi Kian Santang ingin pergi ke ruang makan tapi ketika ingin bangkit dari duduknya dia merasakan sakit di kepala nya.

"Ya Allah sakit sekali rasa nya kepalaku ini pasti efek racunnya" ucap kian Santang sambil memegang kepalanya.

"Aku harus kuat" ucap Kian Santang mencoba menahan rasa sakit di kepala dan Kian Santang pergi menuju ruang makan.

Di perjalanan menuju ruang makan kian Santang merasakan sakit di kepalanya sedikit mereda dan itu membuat kian Santang sedikit bernafas lega.

Setelah sampai di ruang makan kian Santang langsung duduk di tempat nya.
Tapi kian Santang bingung kenapa para saudaranya menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

Tanpa berbicara apa² mereka semua sarapan pagi dengan hidmat.

Skip

Setelah selesai sarapan mereka semua pergi melakukan aktivitas masing-masing kali ini kian Santang sedang berkumpul bersama para saudara/i nya kecuali Surosowan.

"Rayi apa yang terjadi pada mu kenapa kau begitu pucat" ucap Rara Santang membuat kian Santang terkejut karena dia sama sekali tidak menyadarinya.

"Iya Rayi sebenarnya apa yang terjadi pada mu" ucap  banyak catra yang membuat kian Santang kebingungan.

"Apa yang harus aku katakan pada mereka apa aku harus jujur tapi jika aku jujur mereka pasti akan khawatir" batin kian Santang bingung

"Raka kenapa malah melamun?" Ucap surawisesa menyadarkan kian Santang dari lamunannya.

"Jawab pertanyaan kami Rayi" ucap layang Kusuma

"Sebenarnya A aku...." Belum sempat kian Santang menjelaskan tiba-tiba saja datang seorang prajurit

"Ampun Gusti Raden nyimas hamba ingin memberikan kabar bahwa Raden gagak ngampar dan Raden Abikara sudah kembali ke istana Pajajaran" ucap prajurit membuat mereka yang di Sanah terkejut juga bahagia karena Raka yang mereka rindukan telah kembali.

Kian Santang pun langsung pergi menuju gerbang istana untuk menemui kedua Raka nya tapi di tengah perjalanan Kian Santang merasakan lagi rasa sakit di kepalanya kali ini sangat sakit dari biasanya.

Tapi kian Santang menghiraukan rasa sakitnya dia lebih memilih melanjutkannya kan berlari menuju gerbang istana  Pajajaran.

Setelah sampai di gerbang istana Pajajaran kian Santang melihat sudah ada para ibunda, ayahanda dan juga para saudaranya di Sanah.

Cahaya PajajaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang