03.

1.3K 108 0
                                    

"Lihat ini detektif Lee" Jaemin menunjukkan lengan korban yang terdapat tanda yang sama dengan korban sebelumnya.

"Wah.. berapa tusukan?" Jaemin menyerahkan berkas yang berisi informasi korban tersebut.

"Total 66 tusukan seperti korban sebelum nya yang mempunyai luka tusuk juga. Di dada dan perut masing-masing 33 tusukan" Jaemin menjelaskan dengan menunjukkan luka tusuk korban.

Mark meringis saat melihatnya, dirinya beralih ke leher korban. Mark yakin di foto tadi terdapat sebuah kalung yang melingkar di leher korban.

"Dokter, kau melihat kalung di leher korban?"

"Tidak, tapi Chenle pasti memilikinya" Mark mengangguk.

"Suruh Chenle ke ruangan ku dan suruh dia bawa kalung kalung yang ditemukan pada leher korban" Mark menyuruh bawahannya yang menemaninya ke ruang forensik.

"Dr. Na aku akan menyelidiki sesuatu terlebih dahulu" Jaemin mengangguk dan menutup kembali mayat korban dengan kain.

_Chasing The Killer_

"Kak Mark, aku pikir kau tidak akan menyadarinya" Chenle masuk dengan membawa zipper bag yang berisi kalung kalung korban.

"Lebih teliti kuncinya, Le"

"Kau benar kak, Si sombong Park itu memberi ku ini katanya aku harus menyelidikinya. Jika ingin membahas ini lebih baik bersama 2 inspektur kesayangan kantor kita"

"Kau benar-benar, mereka masih atasan mu Chenle. Aku akan menelpon nya, sebentar"

Mark menelpon Jeno menyuruhnya untuk ke ruangannya menyelidiki kasus yang sedang mereka tangani. Tak lama setelah ini Jeno dan Jisung masuk ke ruangan Mark dan langsung menghampiri Mark yang sedang menempelkan foto-foto korban pembunuhan di board.

"Dapat clue Mark?" Mark mengangguk.

"Dari korban pertama hingga korban terakhir jika dilihat lebih teliti terdapat kalung dan juga cincin dengan simbol yang sama. Dari kalian ada yang tau simbol apa ini?"

"Simbol dari keturunan keluarga Choi. Ayah ku pernah bercerita sedikit tentang itu, mereka mengutamakan harta daripada jiwa kemanusiaan" Chenle berujar memberikan informasi yang ia tahu tentang simbol tersebut.

"Sebentar, jika semua korban adalah keturunan yang sama berarti bisa saja motif dari pelaku adalah balas dendam" Jeno berpendapat.

"Benar, sepertinya kita harus berbicara pada salah satu keturunan Choi. Detektif Zhong, kita membutuhkan mu dan ayahmu" Jisung menatap Chenle sedangkan Chenle hanya memutarkan matanya.

"Ya baiklah akan aku tanyakan"

"Terimakasih Chenle"

"No need, Kak Mark"

_Chasing The Killer_

12.02 AM

Seorang pria menggunakan topi terdiam didalam mobil taksi yang ia bawa, sedang mengamati seorang gadis yang masih membersihkan Cafe. Pandangannya beralih ke kantor polisi yang didalamnya masih ada beberapa polisi yang berjaga.

Mark keluar dari kantor polisi berniat untuk pulang, sepertinya ia terlalu larut hingga tidak ada taksi yang melintas hingga pandangan beralih pada mobil taksi yang terparkir di dekat cafe. Mark berniat menghampirinya menanyakan apakah dia masih bekerja atau tidak. Seseorang tersebut langsung memindahkan tubuh supir taksi yang asli ke tempat pengemudi.

Tok tok

Mark mengetuk jendela mobil tersebut. Mark beberapa kali mengetuk tetapi tidak ada jawaban alhasil Mark mengintip lewat jendela mobil dan melihat supir taksi yang sedang tertidur. Baiklah mungkin malam ini tidak memihak kepada nya jadi Mark kembali kantor saat ingin masuk tubuhnya bertabrakan dengan Jeno.

Bruk

"Astaga, maaf inspektur aku beneran tidak melihat" Mark memaki dirinya dalam hati bisa-bisa nya ia tidak fokus saat jalan.

"Tidak apa-apa, kenapa belum pulang?"

"Tidak ada taksi lewat seperti nya aku harus menginap di ruangan ku"

"Mau pulang bersama?"

"Eh boleh"

"Ayo"

Keduanya berjalan beriringan menuju mobil Jeno yang terparkir disana. Keduanya tidak lepas dari pandangan pria yang berada di mobil hingga mereka berdua pergi.

Pandangan pria tersebut beralih pada gadis yang sedari tadi ia intai. Pria tersebut menyalakan tanda taksi pada mobilnya dan langsung menyalakan mobilnya. Gadis tersebut yang melihat ada taksi melintas langsung melambaikan tangan. Pria tersebut memberhentikan mobilnya didepan gadis itu dan menunggu gadis itu masuk.

"Cluster Rose block M no 22"

"Baik nyonya"

Gadis itu merasa sedikit mengantuk karena pekerjaannya yang lumayan berat di hari ini pun memilih untuk tertidur sejenak. Pria tersebut mengintip lewat kaca dan menyeringai membelokkan mobilnya kearah bawah danau yang sepi.

Dirinya berpindah ke kursi belakang dan langsung membenturkan kepala gadis itu ke jendela mobil berkali-kali membuat gadis itu berteriak. Kesadaran gadis itu sudah diambang Kematian, pria tersebut membuka topinya dan samar samar terpampang mukanya.

"H-hyuck? A-apa ya-yang kau lakukan?"

"Diam lah sayang, aku hanya membalaskan dendam ku saja. Kau mengajakku berjalan-jalan bukan? Aku hanya menemani mu sampai sini, di neraka kau berjalan-jalan sendiri ya" Gadis yang dikenal dengan sebutan Hara itu menangis keras saat Donghyuck menyayat tangannya hingga bertanda full sun.

Hayo hayoo

Chasing The Killer | DongmarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang