05.

1.6K 138 19
                                    

"Aku sudah memanggil beberapa saksi yang melihat mobil taksi tersebut pergi. dari cafe, sebelumnya apa yang kau lihat saat mengintip di kaca mobil taksi itu Mark?"

"Aku hanya melihat supir taksi yang aku pikir sedang tertidur jadi aku berniat kembali ke kantor"

Mark memberikan kesaksiannya pada Jeno. Mark tidak menyangka jika supir taksi yang ia lihat sedang tertidur itu sudah terbunuh.

"Aku juga masih melihatnya siang tadi, saat aku izin ke cafe" Jeno mengangguk mendengarkan ucapan Mark, ia tahu Mark tidak akan berbohong.

"Baik terimakasih, Detective. Sebelumnya apakah ada yang mencurigakan di cafe"

Mark terlihat berpikir, sebenarnya ia sedikit tidak nyaman dengan tatapan salah satu barista di cafe tersebut. Tetapi Mark memilih memendamnya.

"Tidak ada" Jeno mengangguk.

"Sebentar aku akan memanggil saksi pertama" Mark mengangguk dirinya diam menunggu Jeno kembali masuk ke ruang interogasi.

Mark memikirkan apa yang tergambar di pikirannya tadi. Mark memang berasal dari panti asuhan sebelum orang tuanya mengangkat nya sebagai anak, sepertinya Mark harus menanyakan hal ini dengan orangtuanya.

Jeno akhirnya masuk kembali ke ruang interogasi dengan barista yang . Sia maksud sedikit menakutkan. Jeno duduk disebelahnya dengan barista tersebut duduk didepan mereka berdua, sedangkan Jisung mengamati mereka dari kaca.

"Perkenalkan dirimu"

"Ah baiklah, saya Lee Donghyuck. Saya sendiri hanya teman kerja Hara"

"Donghyuck-ssi, kapan terakhir kau melihat Hara?" Jeno bertanya dengan raut muka sangat serius.

"Pukul 8 malam, saat jam kerja ku telah selesai" Jeno mengangguk

"Dengan kendaraan apa kau kembali ke rumah?"

"Motor ku, aku bisa saja menunggu Hara selesai tetapi ibu ku akan marah jika aku pulang telat"

"Bagaimana personaliti Hara yang kamu ketahui?"

"Dia baik, sangat baik aku tidak menyangka ada orang yang membunuhnya seperti itu"

Mark mengernyitkan dahinya saat melihat Donghyuck yang berbicara dengan nada datar dan juga mereka tidak mengatakan bagaimana Hara terbunuh malam ini.

"Baiklah terimakasih donghyuck-ssi, kami akan mengirim hasilnya nanti" Donghyuck mengangguk dan pergi keluar dari ruangan interogasi.

Mark pamit buru-buru untuk mengejar Donghyuck yang baru saja pergi, ia harus meluruskan sesuatu yang menurutnya sangat janggal. Mark berlari keluar kantor polisi dan melihat ke kanan-kiri mencari keberadaan Donghyuck. Dirinya dikagetkan dengan tepukan dari belakangnya.

"Mencari sesuatu, Detektif?" Donghyuck bertanya dengan datar sambil meminum minuman energi ditangannya.

"Astaga, kau mengagetkanku. Aku mencari mu, ikut aku" Mark menarik tangan Donghyuck pergi ke taman di dekat kantor polisi.

Donghyuck tersenyum tipis melihat tangannya yang digenggam Mark. Halus, itu yang Donghyuck rasakan. Tangan Mark seperti tangan wanita yang halus dan kecil di bandingkan dengan tangan miliknya.

"Apa yang ingin kau katakan?"

"Apa yang kau ketahui tentang pembunuhan ini?"

Donghyuck menaikkan sebelah alisnya, Mark ternyata memang menyadarinya. Donghyuck tersenyum manis membuat Mark terpaku melihat senyumnya.

"Apa maksud mu, detektif?" Donghyuck menarik pinggang ramping Mark mendekat padanya, lalu membisikkan sesuatu padanya. "Aku hanya barista biasa tidak mungkin bisa membunuhnya sesadis itu, lagi pula dia tidak menarik, Minhyung" Setelah mengucapkan itu Donghyuck pergi begitu saja menimbulkan Mark yang pusing setelah mendengar Donghyuck memanggilnya Minhyung.

Chasing The Killer | DongmarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang