Part 1. Gibran Kenneth

827 31 3
                                    

Pagi ini, entah mengapa sinar matahari terasa begitu terik seperti membakar kulit para siswa yang sedang berbaris rapih di lapangan.

Mereka semua sudah seperti cacing kepanasan. Ada yang badannya tidak bisa diam, tangannya sibuk mengipasi badan serta wajah mereka, atau yang marah-marah tidak jelas karna acara tak kunjung dimulai.

Tuk Tuk Tuk

Suara ketukan berasal dari microphone berhasil membuat suasana gaduh dari siswa-siswi seketika senyap dan berganti suara menjadi satu orang yang berbicara di depan lapangan.

"Semuanya, mohon untuk tenang sebentar. Sesi Penyambutan Kepala Sekolah Baru akan segera dimulai. Dimohon pula untuk tidak membuat kegaduhan selama acara dimulai. Jika ada yang melanggar, maka saya akan turun tangan langsung. Terima kasih."

Yang baru saja berbicara didepan seluruh angkatan dengan nada tegasnya adalah Gibran Kenneth, atau biasa dikenal dengan panggilan Si Pria Berdarah Dingin, sudah menyelesaikan pidato singkat, padat dan jelasnya kini telah pergi meninggalkan tempat di mana ia berdiri tadi.

Mereka semua tentu saja langsung menuruti apa kata si pemegang jabatan ketua osis itu selama acara diberlangsungkan. Mereka tidak mau berurusan dengan pria berdarah dingin tersebut, urusannya bisa jadi akan sangat rumit nantinya.

Sepanjang acara dimulai, dengan wajah tak berekspresinya serta mata elang yang terus melihat ke arah para siswa dengan tajam-seperti predator yang sedang mengintai korbannya untuk disantap, itu juga yang menjadi salah satu alasan beberapa atau bahkan hampir semua siswa pada takut terhadapnya.

Padahal ekspresi itu adalah ekspresi sehari-hari Gibran. Namun tetap saja masih banyak yang takut. Apalagi jika ditatap olehnya, mungkin yang ditatap akan langsung jatuh pingsan karna tiba-tiba jantung mereka berhenti berdetak detik itu juga.

Gibran juga merupakan salah satu topik terhangat bagi para siswa disetiap pembuka percakapan. Setiap harinya ada saja berita apapun yang menyangkut tentang diri dari seorang Gibran. Entah itu tentang gaya berpakaiannya, ekspresi wajahnya, dia yang datang ke sekolah naik ojek online, atau bahkan lebih parahnya mereka pun membicarakan tentang casing hp terbarunya Gibran.

Ck, apa gunanya sih mereka membicarakan seseorang yang tidak ada manfaatnya sama sekali? Apakah mereka tidak lelah karna melakukan aktivitas itu setiap hari? Bukankah itu hanya menghabiskan waktu dan energi mereka saja?

Gibran tentu saja tahu tentang itu semua. Tentang dirinya yang selalu dibicarakan oleh para siswa. Tapi ia tak ambil pusing dengan memikirkan hal itu siang dan malam. Karna ia tahu, bahwa dirinya tidak akan bisa menahan seseorang agar tidak melakukan hal tersebut. Selama masih biasa saja dan tidak membuatnya marah, ia akan membiarkan mereka untuk terus membicarakan dirinya dibelakangnya.

Tapi jika mereka sudah membicarakan hal yang sensitif baginya dan mengganggu orang-orang terdekatnya, maka Gibran tak akan segan-segan membuat orang tersebut menghadap dirinya langsung dan meminta maaf hingga orang tersebut tidak ada keberanian lagi untuk berhadapan dengan dirinya.

_

Gibran Kenneth

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gibran Kenneth

ASMARALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang