Part 2. Kue soes dan Gosip

502 27 1
                                    

"Farrel!." Teriak seseorang memanggil.

Yang merasa dirinya dipanggil lantas menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat siapa yang memanggil namanya.

"Woi! Lagi apa lo?."

"Sapuin aspal." Jawab Farrel asal sambil terus berjalan menuju ke arah ruang kelasnya setelah acara di lapangan tadi baru saja selesai sekitar 5 menit yang lalu.

"Yee, yang bener."

"Ya, menurut lo gue lagi apa?." Yang dilempar pertanyaan hanya menggaruk lehernya yang tak gatal dengan menampilkan deretan giginya.

"Lo udah ngerjain tugas Bahasa belum? Kalau udah, gue boleh salin gak? Tadi malam gue ketiduran, ini mah gue serius, gak bohong."

"No pict, hoax."

"Rel, please lah."

"Win, lo itu ya, kalau sekali gak gue kasih contekan tantrum lo kumat, ya?."

Benar, yang tadi manggil nama Farrel dengan lantang adalah Windra, temannya yang sekelas dengannya. Kerjaan dia setiap hari kalau bukan ke kamar mandi mulu, ya, bikin hidup Farrel gak tenang. Seperti inilah salah satu contohnya, merepotkan memang. Tapi tenang, Farrel biasanya akan mengubah hal merepotkan seperti ini menjadi Simbiosis Mutualisme untuknya.

"Janji deh, kalau lo ngasih gue contekan gue beliin kue soes Mbak Ratna di kantin selama 2 hari." Sip, mangsa sudah masuk ke dalam perangkap, saatnya Farrel beraksi.

"Seminggu."

"3 Hari deh."

"Seminggu."

"5 deh, 5 hari."

Windra terus mencoba bernegoisasi dengan Farrel. Tapi kalian harus tahu, Windra akan kalah kalau Farrel sudah mengeluarkan kalimat andalannya, yaitu, "Seminggu atau gak gue kasih lo sama sekali?." Lalu menjulurkan tangannya-membuat kesepakatan.

Windra terdiam cukup lama karna mencerna perkataan Farrel sebelum akhirnya ia menjawab, "Deal, seminggu." Dengan muka pasrahnya dan menyambut uluran tangan Farrel terpaksa.

Farrel tentu tersenyum penuh kemenangan mendengar jawaban dari Windra. Halo kue soes kesayangan Farrel, he's coming~

🌻

"Gue emang tau lo suka kue soes, apalagi ini dibayarin sama Windra, tapi gak sebanyak ini juga lo makan kali, Rel." Omel Falan ketika melihat Farrel memakan keempat kue soes-nya hasil dari bernegoisasi dengan Windra yang terpaksa untuk melakukan itu.

"Awas jangan kekenyangan." Ucap Satya ikut mengomeli Farrel.

Melihat Farrel yang berdiri dari tempat duduknya Windra bertanya, "Mau ke mana?."

"Mhahu ngwambil laghi." Jawab Farrel dengan mulut penuh dan kembali mengambil kue soes di Mbak Ratna.

"Duh, sudah dong, Rel. Masih ada 6 hari lagi nih, lo apa gak mau nyimpen buat besok-besok?." Pinta Windra.

"Kasian Windra, Rel. Nanti jatuh miskin dia. Makannya jangan banyak-banyak, kalau lo muntah di sini gue gak mau bertemen sama lo lagi, ya."

Panca dan Falan menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Satya barusan.

Farrel diam menatap semua temannya, "Oke, ini yang terakhir."

Mereka kini tengah di kantin. Seperti suasana kantin sekolah pada umumnya, ramai akan manusia kelaparan dan berisik. Tapi itu bukan menjadi alasan Farrel yang sedang asyik memakan makanan kesukaannya akan terganggu. Bahkan teman-temannya sudah muak sendiri melihat Farrel yang telah menghabiskan banyak kue soes.

ASMARALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang