Part 11. Happy birthday, Farrel

412 30 2
                                    

Tuk tuk tuk

Gibran mengetuk pintu rumah kekasihnya dengan tangan kirinya memegang pesanan si pemilik rumah.

Pintu terbuka, muncul-lah seorang pria kecil dari balik pintu.

"Halo! Hehe." Ucapnya ketika melihat Gibran berdiri didepan pintu rumah.

Tak tahan dengan rasa gemasnya, diusaknya rambut halus Farrel yang membuat si pemilik tersenyum lebar sembari memperlihatkan gigi rapihnya.

"Ayo, masuk." Ajak Farrel sambil membuka lebar pintu, dan Gibran dengan senang hati masuk ke dalam rumah prianya.

"Papa sama bunda belum pulang?."

"Belum. Padahal mereka keluar dari siang lho."

"Emangnya papa sama bunda ke mana?."

"Ke rumah tante Adel. Soalnya tante Adel kan lagi hamil 7 bulan, jadi bikin acara 7 bulanan gitu lah."

Gibran mengangguk mengerti, "Kamu gak ikut?."

"Tadinya mau ikut, tapi sama bunda dilarang."

"Lho, kenapa?."

"Katanya gini, 'Gak gak, gak boleh. Bunda tau ini alasan kamu doang kan supaya gak sekolah. Sudah bosan sekolah kamu?.' gitu."

Gibran tertawa mendengar cerita dari Farrel yang logat suaranya dimiripkan dengan bundanya.

"Aku kayak langsung, 'Yahhh. Ketauan deh, hehehe.'." Lanjutnya lagi dan mendapat cubitan pelan dipipinya. "Oh, ya. Kamu ngapain mau ke sini? Tumben banget."

"Emang gak boleh kalau kangen pacar sendiri?

Semburat warna merah muda hadir menghiasi kedua pipi Farrel, "Y-ya gak gitu. Maksudnya udah jam segini, kan besok pagi masih masuk sekolah."

"Nih, thai tea rasa ovaltine pesanan kamu."

"Waw! Makasihh." Disambutnya uluran tangan Gibran yang mengasih pesanannya.

"Kamu masih nonton film?."

Farrel menjawab dengan anggukan kepala karna mulutnya sudah penuh dengan minuman.

"Nonton apa kamu?."

"Nonton film 30 days of Night, film zombie gitu, disepanjang film kayaknya isi reaction aku cuma deg-degan sambil nutupin muka pakai bantal doang. Mau nonton bareng? Atau mau ganti film aja?."

"Nonton ini aja, aku temani sampai selesai film."

"Tapi aku bosen. Apa mau main lain aja? Eh, aku baru aja beli ini kemarin, wait." Farrel pergi menuju kamarnya dan meninggalkan Gibran sendiri di ruang tamu yang sedang mengunyah cemilan milik Farrel.

"TARAA!." Ucapnya dengan memajukan tangannya ketika sudah kembali dihadapan Gibran.

"Apa itu?." Tanya Gibran.

"Kartu Truth or Dare. Ayo kita main ini!." Ajak Farrel dengan semangat.

Gibran tersenyum, "Boleh. Kamu duluan."

"Aku mau Truth."

Gibran mengambil satu kartu bertuliskan Truth dan mulai membaca kalimat diatas kertas tipis itu, "Jujur, kapan terakhir kali kamu berbohong? Dan apa kebohongan tersebut!."

"Hm, kayaknya tadi waktu bunda ngechat aku nanyain aku udah cuci piring atau belum, terus aku jawab udah padahal belum, hahaha."

"Dasar."

"Soalnya aku males, jadi ya gitu deh. Sekarang kamu!."

"Dare."

"Uwii, suka tantangan ya berarti, aw." Gibran yang mendengar hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Rekam suaramu saat kamu sedang bernyanyi lagu kesukaan kemudian unggah di Instagram tanpa di edit secara langsung." Lanjut Farrel membaca kartu yang dipilih Gibran.

ASMARALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang