Bab 7

132 18 0
                                    

🐶♥️🦊

Sejak bangun tidur Renjun sudah menunjukan bahwa dia tidak suka.

Selesai acara makan malam itu Jeno menariknya untuk ikut dengan Jeno, Renjun menolak berkali-kali tapi Jeno tetaplah Jeno, dia melakukan segala cara agar Renjun ikut dengan dia dan berakhir Renjun ikut.

Mereka berdua berada di apartemen minimalis milik Jeno. Apartemen yang sangat jarang Jeno kunjungi, memiliki 2 kamar tapi hanya ada satu tempat tidur.

Jika kamu berfikir Jeno memperkosanya?, Jawabannya TIDAK, Jeno hanya mengajak Renjun dan tidur bersama tanpa melakukan apapun selain Jeno memeluk Renjun, menyalurkan rasa rindunya kepada Renjun.

" Mau sarapan apa?" Renjun menoleh ke arah suara, dimana ada Jeno yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya, dan itu terlihat sexy menurut Renjun.

"Kamu mau sarapan apa sayang, jangan hanya melihat ku saja" Jeno duduk di samping Renjun.

"Aku ingin pulang" jawabnya dengan lesu.

"Haaaah, ini sudah di rumah"

"Aku ingin ke baba dan papa ku bukan disini"

"Iya nanti aku antarkan, tapi kita sarapan dulu"

Renjun hanya duduk terdiam melihat Jeno mengotak gantik ponselnya.

'dasar Jeno bajingan, tapi bisa-bisa nya juga aku hanya ngikutin perintah Jeno, bahkan cincin nya pun tak aku lepas, apa aku masih menyimpan cinta yang dulu?'

🐶♥️🦊

Renjun menghubungi kedua orang tuanya, dia meminta untuk menjemputnya. Namun kedua orang tua Renjun tidak ada tanda-tanda untuk menjemput Renjun sampai Jeno pulang dari kantor.

"Kenapa cemberut?" Jeno mendekat ke Renjun yang sedang duduk termenung di ruang tengah. Sore tadi Jeno meminta untuk pulang lebih awal, dan Mark memperbolehkan dia pulang awal atau jam empat sore.

Jeno juga tak lupa mengirimkan makan siang dan beberapa cemilan untuk Renjun, Jeno juga sadar jika Renjun pasti kesepian berada di apartemennya.

"Kamu pikir saja oleh mu dasar bodoh" teriak Renjun tepat di wajah Jeno, Jeno hanya bisa tertawa, lalu duduk disampingnya, menatap tubuh pria yang lebih kurus yang ada disampingnya.

"Aku tau, maafkan aku, setelah mandi aku akan mengantarkan mu ke rumah" sambil mengusap punggung Renjun. Ada rasa yang berbeda saat tangan kasar Jeno mengusap punggungnya Renjun menoleh, melihat senyuman merkah Jeno, mata Jeno seperti bulan sabit.

'aaakkkhhhh jantung sialan' batin Renjun karena jujur saja tidak bisa di pungkiri jika jantung Renjun berdekat lebih kencang saat melihat Jeno seperti itu.

"Apa kamu makan siang dengan baik?" Tanya Jeno sambil berdiri, ia ingin segera mengantarkan Renjun ke rumah orang tua Renjun, dan meminta maaf. Jeno serasa menculik anak orang tapi hatinya berkata jika Renjun memang harus berada disini tak perlu diantarkan pulang.

"Tentu saja aku memakannya, kamu pikir aku tidak akan kelaparan" Renjun menatap punggung Jeno yang sudah menyempit mulai masuk ke kamar Jeno.

"Dasar hati sialan masih saja seperti itu" ucap Renjun sangat pelan, hanya bisa di dengar oleh dirinya sendiri.

🦊❤️🐶

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang