04.

295 37 10
                                    

Tumpukan dokumen memenuhi meja kerja Kwon soonyoung pagi ini, sesekali pria itu akan beranjak dari kursi hanya untuk sekedar meregangkan otot-otot di tubuhnya, setelah selesai dia akan kembali berkerja. lelah tentu saja, apalagi sekertaris nya Choi seungcheol tak henti-hentinya mengantar setumpuk dokumen lainnya pada Kwon soonyoung, seperti selesai satu datang seribu.

Tidak ada yang istimewa dari kegiatan seorang putra mahkota, terlebih lagi jika ia sedang berkerja. Tumpukan dokumen serta secangkir teh lah yang menjadi teman hari-hari nya, maka dari itulah sang raja meminta Kwon soonyoung untuk segera mencari pendamping hidupnya , agar kelak, ketika ia telah di kukuhkan untuk menjadi raja selanjutnya, soonyoung telah memiliki pendamping hidup yang siap menemaninya ketika ia sibuk berkerja.

" Lagi ? "

Soonyoung menatap jengah saat seungcheol lagi-lagi membawa setumpuk dokumen lainnya, pria itu dengan santai melenggang masuk ke dalam ruangan dan meletakkan dokumen itu ke atas meja kerja soonyoung.

" Selamat berkerja putra mahkota, semangat " Ucapnya lalu hendak melangkah pergi, namun begitu ia berada di ambang pintu pemuda itu pun berbalik kembali." Oh ada sesuatu yang ingin aku sampaikan kepadamu putra mahkota," lanjut seungcheol.

Soonyoung melayangkan tatapan tajam ke arah seungcheol.

" Jangan memanggilku seperti itu seungcheol, apa Kau ingin mati ? "

Seungcheol terkekeh.

Soonyoung adalah teman masa kecil seungcheol, mereka tumbuh di lingkungan yang sama. soonyoung selalu memperingati seungcheol untuk tidak memanggil nya dengan embel-embel putra mahkota terlebih lagi jika mereka hanya berdua, namun yang namanya seungcheol, pemuda jahil dengan segala keanehan nya, tidak akan pernah membuat soonyoung tenang, kekesalan putra mahkota menjadi sebuah hiburan tersendiri bagi seungcheol.

" Apa yang ingin kau katakan ? " Tanya soonyoung.

Seungcheol mendudukkan dirinya di sofa ruang kerja soonyoung, menatap putra mahkota itu yang kini sibuk membuka tiap-tiap dokumen yang berada di atas mejanya.

" Kau ingat Lee jihoon, soonyoung ? Pria yang selalu mengirimi mu surat "

Soonyoung menghentikan kegiatan nya sebentar, menatap pria yang duduk tak jauh darinya itu sebelum mengangguk,lalu kembali berkutat pada dokumennya

" Ya aku ingat," jawab nya tanpa melihat ke arah seungcheol.

" Ku dengar-dengar dia mengalami kecelakaan, dan koma selama lima bulan," cerita seungcheol.

Soonyoung mengernyit, kenapa dia tidak tahu cerita semacam ini, padahal kecelakaan termasuk cerita besar di kerjaan terlebih lagi jihoon anak dari salah satu bangsawan terpandang di kerajaan nya.

" Pantas saja," jawab soonyoung santai.

" Kenapa ? "

Pantas saja selama ini hidup soonyoung cukup tenang, tanpa ada yang menganggu dan mengiriminya surat-surat konyol itu. ternyata jihoon mengalami kecelakaan ya, sebenarnya ini berita bagus untuk soonyoung, sungguh, karena ia sempat berharap pemuda itu tidak pernah bangun dari koma nya.

" Tidak apa-apa, lalu apa dia masih koma ? Jika demikian bukankah dia akan di diskualifikasi dari kandidat calon istri putra mahkota ? " Tanya soonyoung dengan mata berbinar-binar.

Seungcheol refleks memukul meja. Membuat soonyoung sempat terkejut.

" Nah itu dia masalahnya, sekarang jihoon sudah sadar, tuan Lee Yoon dan nyonya jiun sedang menghadap raja membahas tentang Jihoon sebagai kandidat calon istri mu," jelas seungcheol dengan nafas menggebu-gebu.

" Apa jihoon didiskualifikasi ? "

Seungcheol menggeleng.

Soonyoung menghela nafas lelah, kenapa pula ia harus bertemu dengan seorang pemuda seperti jihoon yang terkenal memiliki sifat angkuh dan juga egois, dulu ia hampir mencelakai putri rose saat wanita itu sedang menemani soonyoung jalan-jalan dan sekarang apa yang akan ia lakukan pada semua kandidat saat soonyoung mendekati mereka, membunuh ?

Seakan paham dengan apa yang tengah di pikirkan oleh pangeran nya, seungcheol kembali berbicara.

" Tapi kau tenang saja, jihoon mengalami amnesia parah, dia tidak mengingat apapun saat ini ? "

" Untuk saat ini, bagaimana ke depannya ? "

Seungcheol menggeleng, tentu saja ia tidak tahu.

Soonyoung mengusak rambut nya kasar, masalah di kehidupan nya tak jauh berbeda dengan tumpukan dokumen yang tengah ia kerjakan, selesai satu datang seribu.

" Soonyoung-ah ," panggilan seungcheol dengan nada yang di buat-buat manja.

" Jangan memanggilku seperti itu seungcheol, kau membuat ku merinding bodoh "

Seungcheol tertawa, puas melihat kekesalan sahabatnya," Aku harap kau tidak lupa dengan jadwal mu hari ini ? "

" Jadwal apa ? "

" Berkeliling desa, masih ada tiga desa yang belum kau kunjungi,"

Soonyoung memejamkan matanya, berusaha merendam emosi yang kini telah sampai ke ubun-ubun dan siap meledak kapan saja.

" Fuck ! "

Kwon soonyoung si pangeran

Choi seungcheol si sekertaris menyebalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Choi seungcheol si sekertaris menyebalkan

Choi seungcheol si sekertaris menyebalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.

.

.

Next

My Queen is a Knight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang