09.

374 45 18
                                    

Hari ini adalah hari pertama jihoon tinggal di kerajaan, suasana yang awalnya sunyi dan menenangkan kini  sudah digantikan dengan suara berisik dari dentingan pedang, pemuda itu mengintip dari celah jendela kamar lalu mendapati puluhan ksatria sudah berkumpul di lapangan dan saling beradu pedang satu sama lain.

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, jihoon dengan segera turun dari ranjangnya menuju pintu keluar yang berada di pojok ruang santai kamarnya, kebetulan kamar jihoon berada di lantai dua jadi ada puluhan anak tangga yang harus jihoon lewati untuk mencapai lapangan ksatria.

Karena terlalu tak sabar untuk berlatih pedang, jihoon lalu menduduki dirinya pada pegangan tangga, membiarkan tubuh mungil itu merosot dengan cepat tanpa harus merasa lelah menuruni tangga.

Begitu kakinya menginjak lapangan, jihoon dengan segera merebut sebuah pedang dari tangan kstaria lain,lalu menodongkan nya pada beberapa kastria muda yang tengah berlatih.

" Ada yang ingin bertarung dengan ku ? " Tantang jihoon.

Seluruh pasang mata kini tertuju pada pemuda mungil bersurai putih itu, bahkan para ksatria remaja telah menghentikan pertarungan nya, semuanya saling melempar tatapan satu sama lain sebelum lapangan kastria itu di penuhi dengan gelak tawa.

" Kenapa kalian tertawa ? Aku serius !! " Kesal jihoon saat semua ksatria mengabaikan ucapannya.

" Oh astaga tuan muda jihoon, terimakasih telah menghibur kami dengan lelucon mu," Ucap salah seorang sembari menghapus jejak air mata yang mengalir di ujung matanya.

" Ini bukan lelucon !! Aku benar-benar ingin bertarung dengan kalian, jadi katakan siapa yang melatih kalian ? " Tanya jihoon.

Semua saling berpandangan, sebelum suara seorang pria  menjawab dengan lantang pertanyaan jihoon.

" Aku, aku yang melatih mereka," Ucap seseorang.

Jihoon menyipitkan matanya begitu melihat seorang pemuda dengan tubuh besar dan tegap berjalan ke arahnya, bisa jihoon lihat di sekelilingnya para ksatria tengah membungkuk hormat sambil membuka jalan untuk pemuda besar itu.

" Jika kau ingin bertarung dengan ku, maka kau harus mengalahkan bawahan ku dahulu, "

Dua orang pria yang memiliki tubuh yang sama besarnya berjalan ke arah jihoon, perbedaan tinggi dan besarnya tubuh, membuat salah satu dari ketiga pria itu terkekeh lantaran harus bertarung dengan seorang pria mungil yang kini menjadi kandidat calon istri putra mahkota mereka.

" Wonwoo Kau bercanda ? kau meminta kami untuk bertarung dengan pemuda mungil ini ? " Tanya salah satu dari kedua pemuda itu.

" Ladeni saja junhui," jawab wonwoo ketus.

Pemuda yang di panggil junhui memutar bola matanya malas lalu bersidekap dengan angkuh, menatap remeh pada Jihoon.

" Suruh saja Seokmin, aku tidak punya waktu untuk meladeni anak kecil sepertinya,"

" Aku bukan anak kecil," Teriak jihoon," Aku Lee jihoon, aku akan menjadi ksatria seperti mu ! " Ucapnya dengan penuh keyakinan.

Sontak Suara gelak tawa kembali memenuhi lapangan, bahkan jihoon bisa melihat jika kedua pria itu Seokmin dan junhui tengah memegangi perutnya yang sakit karena tertawa.

" Oh ayolah jihoon, jangan berkhayal terlalu tinggi, kau membuat kami benar-benar terhibur hari ini, " Ucap seorang pria tinggi dengan hidung mancung serta rambut pirangnya.

" Aku tidak bercanda, aku akan mengalahkan kalian berdua, jika aku kalah, kalian boleh meminta apapun padaku, tapi jika aku menang izinkan aku berlatih bersama kalian " Ucap jihoon.

My Queen is a Knight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang