1. Pertemuan Rutin

35 6 30
                                    

HAPPY READING!

Langit sudah gelap tetapi, itu tidak membuat Dazaina pergi dari sana. Dirinya menunggu seseorang yang tidak kunjung datang. Nyamuk yang ada di sana juga senang bisa antri untuk menghisap darah dari tubuh Dazaina karena perempuan itu menggunakan celana pendek sekarang.

"Dia enggak mungkin lupa, kan ? Datengnya lama banget." Dazaina atau biasa dipanggil Ina mendumel sendiri sembari mengambil bebatuan di sana dan melemparkannya ke dalam danau yang airnya tampak tenang.

Seseorang di sana berdiri di belakang Dazaina dengan napas yang agak tersenggal rasanya hampir mati karena dirinya hampir telat satu jam untuk mendatangi kekasihnya itu.

"Maaf," ujarnya kemudian duduk di sebelah Ina yang tampak cemberut perempuan mana yang tidak kesal kalau pacarnya terlambat hampir satu jam dari jam perjanjian ? Ina sangat marah kalau boleh jujur.

"Enggak dimaafin." Ina menjawab dengan jutek sementara laki-laki itu melepaskan topi dan kacamatanya itu tampak sedih kemudian memegang lengan Ina dengan manja kemudian mengucapkan kata-kata manis yang bisa membuat kekasihnya itu tersenyum tidak tahan.

"Dasar raja akting," komentar Ina setelah hatinya berhasil luluh karena rayuan dari sang kekasih.

yang diolok pun hanya nyengir kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam jaketnya memberikannya tepat di depan wajah Ina membuat Ina membulatkan matanya senang. Gantungan kunci berbentuk beruang berwarna cream membuat Ina senangnya kepalang bukan main.

"Hadiah karena hari ini kamu cantik banget." Drana tersenyum Ina membalas Drana dengan pelukan kemudian Ina juga ikut mengeluarkan sesuatu sebuah gelang tali dengan bandul berbentuk bulat berwarna putih bening dengan tali berwarna hitam terkesan simpel dan memberikannya kepada Drana kemudian membuka lengan jaketnya sendiri dan menunjukkan bahwa dirinya mempunyai gelang yang sama hanya berbeda di warna bulatan dan talinya. Tali miliknya dengan warna putih dan bulatan berwarna hitam.

"Couple ?" tanya Drana tidak percaya kemudian tersenyum senang saat menerimanya. Ina mengangguk senang ketika mendengar respon dari pacarnya.

Terbesit sesuatu di pikirannya ketika melihat gelang mereka. Ina cemberut. Drana menyadarinya kemudian melihat ke arah pacarnya itu dengan penuh tanda tanya.

"Kenapa, In ?"

"Aku lupa kamu artis jadi enggak bisa pake gelang couple ini, kan ?" tanya Ina membuat Drana jadi memahami pemikiran Ina sekarang. Laki-laki itu tersenyum kemudian mengacak rambut Ina dengan gemas.

Langit sudah bertambah gelap tetapi tidak membuat mereka berdua ingin pulang atau keluar dari danau tersebut. "Aku pake, walaupun aku presiden sekalipun aku bisa pakai sesuatu yang aku pengen." Jawaban Drana membuat Ina bahagia memang kekasihnya itu selalu bisa menyenangkan hatinya.

"Lagi akting, ya ?" tanya Ina memasang wajah kesal. Dirinya ingin menggoda Drana. Laki-laki itu tanpa kata menyerahkan gelang itu kembali ke Ina. Ina menarik salah satu alisnya.

"Pasangin." Ina ber 'oh' ria kemudian dengan perlahan memasangkannya ke tangan Drana dalam sekejap gelang itu sudah bertengger di lengan Drana.

Ina menidurkan kepalanya di pundak Drana dengan posisi mereka yang bersebelahan dan menatap langit yang sama. Selalu sama karena setiap bulannya dirinya hanya bisa bertemu dengan Drana secara bebas hanya ada di sini.

"Rasanya mau berhentiin waktunya di hari ini biar sama kamu terus, In." Drana bermonolog. Tidak ada jawaban dari seseorang yang dia ajak bicara. Drana melirik ke sampingnya. Ina sudah menutup matanya dan terlelap ke alam mimpi.

"Good night, sayang." Kemudian mengecup singkat di dahi Ina menunjukkan rasa sayangnya.

***

My Backstreet Boyfriend Kejebak di TVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang