18. Kebohongan Ardan

4 1 0
                                    

HAPPY READING!

Diffuser cantik berwarna biru laut dengan wangi yang membuat seluruh ruangan menjadi segar dan seseorang laki-laki yang sedang menikmati hari liburnya dengan berbaring santai sembari meneguk air putih di gelas dan memainkan ponselnya dengan asik. Laki-laki dengan kaos rumahan dan celana santai di rumah tersebut sedang melihat timepedia-nya dengan santai film yang dia bintangi kemarin sudah selesai dan banyak diperbincangkan oleh netizen-netizen yang tampaknya sangat suka dengan alur cerita tersebut.

Jemarinya berhenti di suatu gambar postingan akun gosip yang membuat pria yang sedang meneguk air jadi menyemburkannya ke udara saking terkejutnya. Rumor bahwa dia dan Lyra cinta lokasi membuat dia jadi pusing sendiri walaupun kalau Ardan mendengar dia pasti akan senang karena itu artinya film mereka akan naik kembali dan lebih banyak ditonton oleh orang-orang.

Drana meletakkan ponselnya dan mengambil tisu di dalam laci dan mengelap lantai yang tadi terkena semburan naga Drana kemudian kembali duduk dan menatap diffuser yang ada di sampingnya. Diffuser ini pemberian sang kekasih saat pertemuan rutin mereka setiap bulannya.

"Cantik kayak yang ngasih." Laki-laki dengan rambut acak-acakan tersebut kemudian tersenyum membayangkan kekasihnya yang cantik dan manis itu. Kekasihnya kini pasti sedang bekerja memasak menu makanan dengan ahlinya. Membayangkan Ina yang sedang memasak membuat dia lapar juga. Drana mengecek kulkas yang selama ini amat sangat jarang Drana perhatikan karena kesibukannya.

Laki-laki itu mendengus begitu melihat kulkas besarnya tidak ada isinya sama sekali alias kosong melompong. Hanya ada air putih yang memang dia masukkan ke dalam agar dia bisa minum air es.

"Gue jual juga ini kulkas kalau cuma buat pajangan." Drana menendang udara dengan sebal kemudian kembali berbaring di sofanya dan mendumel. Dia menghindari pesan online karena takut rumahnya akan diserang oleh fans-fans aneh. Drana akhirnya menelepon sang manager, namun tidak diangkat. Drana benar-benar kesal.

"Atau gue keluar ke minimarket, ya?" Drana bermonolog kemudian memutuskan untuk pergi saja daripada dirinya mati kelaparan sekarang bisa-bisa dia tewas.

***

"Saya sengaja ke sini karena kamu sudah hampir sebulan tidak memberikan laporan lagi tentang Drana. Kamu tidak lupa, kan tentang kesepakatan kita?" Suara mencengkram membuat laki-laki berkacamata itu bergetar ketakutan.

"Saya sudah memberikan laporan yang anda minta setiap harinya dan saya tidak lupa dengan kesepakatannya," jawab Ardan dengan nada yang terlihat yakin dan cukup tegas. Dirinya menganggap sang kakek tidak tahu tentang Ina dia harus melindunginya.

"Saya paling tidak suka orang yang tidak jujur. Ardan kalau kamu mau mengaku sekarang akan saya maafkan. Informasi apa yang tidak kamu sampaikan kepada saya?" tanya sang kakek yang duduk di seberangnya dengan nada mengancam membuat Ardan panas dingin dan ketakutan.

"Saya sudah memberikan semua infor-" ucapan Ardan terpotong dengan suara sang kakek.

"Siapa Ina? Kamu tidak menyampaikan informasi tersebut kepada saya." Kakek tua itu mengubah posisi kakinya kemudian menatap orang yang ada di seberangnya dengan tatapan yang lebih tajam daripada sebelumnya.

"Saya sudah bilang kamu tidak boleh berbohong tentang apapun. Sekarang jawab saya siapa Ina?" tanya kakek kembali setelah dirinya tidak mendapatkan jawaban dari mulut Ardan sama sekali. Ardan berpikir keras dia tidak boleh membiarkan sang kakek tahu bahwa Ina adalah pacar dari Drana.

"Ina ... Pacar ..." Suara sang manager yang lirih dan terbata-bata membuat sang kakek menaikkan satu alisnya dengan tatapan bingung.

"Pacar Drana?" tanya sang kakek tepat sasaran. Ardan langsung menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

"Pacar saya dan kebetulan dia sangat suka dengan film yang dibintangi oleh Drana jadi saya meminta tolong kepada Drana untuk makan siang bersama dengannya." Ardan merangkai kebohongan dengan cepat membuat sang kakek masih menatap curiga ke arahnya.

Ardan benar-benar tidak tahu harus menjawab apa hanya itu satu-satunya yang terpikirkan olehnya saat ini. Dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia meminta maaf kepada Drana dan Ina karena merasa bersalah.

"Bukan pacar Drana?" tanya sang kakek memastikan. Ardan langsung menggelengkan kepalanya dengan kuat.

"Tidak mungkin, masa selera Drana bukan dari kalangan artis juga." Ardan tidak tahu harus menjelekkan Ina apa lagi agar sang kakek percaya. Dia benar-benar merasa bersalah dengan Ina yang dia jelek-jelekkan.

"Benar juga. Saya peringatkan lagi agar tidak ada kejadian yang salah paham seperti ini. Jangan sesekali kamu membohongi saya karena saya punya koneksi yang tidak kamu ketahui Ardan." Sang kakek berdiri dan meninggalkan Ardan yang bergeming dan diam sampai sang kakek hilang dari pandangannya.

Ardan harus berbicara dengan Drana sekarang. Iya, Drana harus ke apartemen Drana dan berbicara dengannya. Ardan keluar dari sana dan segera masuk ke dalam mobil menuju ke lokasi.

***

Laki-laki dengan jaket dan menutupi badannya dan kacamata hitam yang sudah bertengger di hidungnya serta topi dan masker yang menyamarkan mukanya masuk ke dalam minimarket dan berjalan masuk ke dalam mengambil beberapa makanan yang bisa dia habiskan dalam sekejap dan beberapa roti serta es krim yang bisa dia gunakan untuk mengisi kulkasnya yang kosong melompong.

Drana mengecek dompetnya takut kalau ternyata dia tidak membawa uang sama sekali. Pasalnya, memang Drana tidak pernah membayar apapun lagi karena selalu Ardan yang siap sedia untuk membayarnya. Entah kemana sang manager sampai tidak ada kabar sampai sekarang.

"Totalnya tiga ratus ribu sembilan puluh rupiah. Butuh kantong plastik, kak?" tanya sang kasir dengan nada ramah. Drana hanya menganggukan kepalanya barang bawaan sebanyak itu tidak ada kantong plastik bagaimana coba cara membawanya kasirnya sangat tidak jelas pikir Drana mengomel dalam hati.

Drana memasukkan semua barang-barang yang dia beli ke dalam mobil setelah membayar dan mendapatkan struk belanja tentunya. Laki-laki itu masuk ke dalam mobil dan melepas jaket yang dia pakai dan topinya tanpa melepas masker dan kacamata hitamnya takut kalau ada orang yang mengenalinya dan mengikutinya. Drana sudah trauma dengan hal yang serupa dia sampai harus pindah apartemen yang dia beli sendiri hanya untuk menghindari orang aneh yang mengekorinya.

Di sisi lain Ardan sudah sampai di dalam apartemen Drana dan tidak menemukan batang hidung laki-laki tersebut. Dirinya frustrasi sendiri saat tidak menemukan sang artis. Ardan duduk di dalam sofa di sana dan berbicara sendiri mendumel sendiri dengan frustrasi.

"Anjing! Gue kira ada maling masuk ke rumah!" Drana mengumpat sembari masih menggunakan kacamata hitam dengan maskernya setra tangannya membawa dua kantong plastik besar hasil belanjanya tadi.

"Bantuin gue beresin ini makanan. Biar kulkas gue hidup enggak cuma buat pajangan dong." Artis papan atas itu melepaskan maskernya dan kacamatanya dengan santai dan meletakkannya di atas meja ruang tamu. Drana menyisir rambutnya dengan jari jemarinya karena rambutnya terasa lepek.

"Ina sekarang pacar gue." Ardan berbicara dengan lantang membuat Drana berhenti menyisir dan menatap sang manager dengan tidak percaya.

"Maksud lo?"

***

11 Desember 2023



My Backstreet Boyfriend Kejebak di TVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang