Dua lelaki dengan tinggi yang hampir setara itu baru saja turun dari pesawat yang mereka tumpangi. Keduanya nampak tampan dengan kacamata hitam yang bertengger di wajah keduanya. Tak lupa senyum menawan yang sedari tadi terumbar tanpa henti dari bibir keduanya.
"Apakah daddy dan princess belum sampai?" tanya pemuda yang lebih jangkung ke orang satunya.
"Sepertinya belum,"
Lelaki yang lebih tinggi yang tak lain adalah Kim Chanyeol. Siapa yang tak kenal dengannya. Di usianya yang baru menginjak 21 tahun, ia telah menyelesaikan kuliahnya dan kini menjadi CEO di perusahaannya sendiri. Selain itu, dia juga menjadi guru di sekolah adiknya.
Selain kesuksesannya itu, Chanyeol juga memiliki paras yang hampir sempurna. Bahkan ia pernah menjadi idola cilik pada masanya. Sifatnya yang humoris dan mudah bergaul membuatnya semakin terkenal dan memiliki banyak relasi. Namun, dia merupakan seorang kakak yang sangat posesive terhadap adik-adiknya.
Dan di sebelahnya ada sang adik yang tak lain adalah Kim Jong In atau sering kali dipanggil Kai. Pria berkulit tan yang sangat manis. Di umurnya yang sudah 19 tahun itu, ia telah meraih berbagai mendali dan piala yang ia sumbangkan ke sekolahnya.
Keduanya baru saja pulang dari New York. Tak lain dan tak bukan karena sang adik, Kai kembali diminta sekolah sebagai perwakilan lomba cerdas cermat internasional mewakili negaranya. Dan sebuah keberuntungan kali ini ia mampu menggaet juara 3 di kancah dunia dan mengharumkan nama negaranya.
"Oppa!"
Sebuah teriakan mengintrupsi perbincangan kedua kakak beradik itu. Tak jauh dari keduanya seorang gadis Tengah berlari dengan begitu kencang. Hingga senyum pun terukir di bibir keduanya tatkala gadis tersebut semakin dekat.
"Yeollie oppa!"
BRUK
Gadis itu menubruk Chanyeol hingga mundur beberapa langkah karena tak mampu mengimbangi tubrukan itu. Chanyeol sendiri hanya terkekeh gemas dan membalas pelukan sang gadis. Sedangkan Kai memutar bola matanya malas merasa diabaikan.
"Apakah kau hanya rindu pada Yeollie oppa mu itu Rinnie? Kau tidak merindukanku rupanya," ucap Kai mendramatisir keadaan.
Gadis itu Chae Rin, si putri bungsu keluarga Kim. Anak kesayangan dan permata berharga di tahta kekeluargaan Kim. Ia hanya tersenyum polos dan melepas pelukannya pada sang kakak sulung.
" Oppa, aku tidak bermaksud seperti itu... Hanya saja,"
Chae Rin tak melanjutkan ucapannya. Ia justru menunduk dengan memainkan kedua tangannya, kebiasaanya ketika ia gugup. Itu semua tak luput dari kedua lelaki jangkung di depannya yang kini menatap gemas sang adik.
"Uuuu kau sungguh menggemaskan princess,"
Tanpa ijin Kai mencubit pipi tembam adiknya itu sampai si korban mengaduh kesakitan. Chanyeol sendiri hanya memperhatikan interaksi kedua adiknya itu dengan tawa yang menghiasi wajahnya.
"Daddy dimana Rinnie?"
"Daddy tadi masih di belakang. Tadi Rinnie berjalan dulu karena daddy berjalan begitu santai,"
"Itu daddy,"
Kai dan Chanyeol pun langsung menghampiri sang ayah dan memeluknya. Kedua mengacuhkan Chae Rin begitu saja. Membuat sang adik mengerucutkan bibirnya kesal.
"Adik kalian itu benar-benar hyperaktif. Daddy memintanya menunggu daddy malah dia berlari begitu kencang," omel Jun Myeon sembari menatap Chae Rin.
Chae Rin yang ditatap dan mendapat protesan dari sang ayah hanya tersenyum kikuk sembari menggaruk belakang lehernya yang tak gatal. Chanyeol dan Kai sendiri hanya geleng-geleng kepala memaklumi protesan sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In School
Teen FictionKisah ini berawal dari seorang gadis cantik yang memutuskan pindah sekolah karena melihat pacarnya berciuman dengan wanita lain. Hubungan yang hampir berjalan 3 tahun semenjak SMP, harus pupus begitu saja. Inilah kisah cinta Chae Rin si anak jenius...