Tanpa membalas sepatah kata pun Chae Rin pergi meninggalkan teman-temannya itu. Namun, baru saja berjalan beberapa Langkah, seseorang menghalangi jalannya.
"Rinnie, please dengerin penjelasan aku dulu!"
Langkah Chae Rin terhenti tatkala seorang siswa menghalangi jalannya. Ia hanya bisa menatap tajam siswa itu. Seandainya tatapannya itu mampu membunuh seseorang, siswa yang menghalangi jalannya itu sudah dipastikan tewas di tempat.
"Rin-ah, please dengerin penjelasan aku Rin!" ulang siswa itu.
"Gak, yang gue liat waktu itu udah cukup menjelaskan semuanya Oh Sehun," balas Chae Rin sinis.
Ya siswa itu Oh Sehun si siswa pindahan. Dia merupakan mantan kekasih primadona di sekolah itu. Orang yang sangat dihindari oleh Chae Rin. Namun sayangnya, orang itu terus mengikutinya.
"Itu semua gak seperti yang kamu lihat Rin-ah," kekeh Sehun sembari memegang pergelangan tangan Chae Rin.
"Terus apa? Lo mau bilang yang gue liat itu salah gitu.. Lo pikir mata gw bermasalah? Lo pikir mata gw picek? Gak Sehun, gw liat semuanya, dan gw percaya sama apa yang gw liat,"
Chae Rin menghempaskan tangan Sehun kasar lalu pergi begitu saja. Meninggalkan Sehun yang memandang pujaan hatinya itu dengan tatapan sayu dan menyesal.
Kedua kakak Chae Rin yang melihat kejadian itu hanya memutar bola mata malas. Sedangkan teman-teman Chae Rin lebih memilih mengejar sahabat mereka itu. Tentunya mereka sangat tahu, kalau Chae Rin kini berada dalam mood yang tidak baik.
"Sabar ya Sunshine, lo tau kan Chae Rin itu sulit digapai. Makanya jangan pernah nyakitin dia. Sekarang lo tau kan akibatnya gimana. Usaha yang dulu lo lakuin sia-sia," ucap Chanyeol sinis.
"Sunshine? Emangnya dia masih pantas dipanggil sunshine hyung? Kayaknya lebih cocok kalau sekarang dia dipanggil Darkshine deh hyung," ucap Kai mengejek.
Setelah puas mencela mantan kekasih adik mereka dengan kata-kata tajam, Chanyeol dan Kai pergi dengan smirk andalan mereka. Meninggalkan Sehun yang tengah memendam kekesalan dan penyesalan dalam waktu bersamaan.
"Gw gak akan nyerah," monolog Sehun sebelum beranjak dari tempat itu.
Disisi lain, Chae Rin dkk telah berada di kelas. Seperti biasa, mereka tengah melakukan rutinitas pagi mereka yang tak lain bergosip ria. Sembari menunggu bel masuk berbunyi tentu saja.
"Rinnie, lo baik-baik aja kan?" tanya Seung Min hati-hati.
"Gw, fine-fine aja kok.. Emang gw kenapa coba?" balas Chae Rin sembari tersenyum tipis.
"Ya kita liat tadi lo sama Se..,"
"Udah jangan dibahas. Gw gak mau memperburuk hari ini Cuma karena orang brengsek itu," sela Chae Rin.
"Oh okey.. Gw yakin lo pasti bisa lupain dia secepatnya Rin,"
"Gw udah lupain dia,"
"Serah lo deh,"
Bel tanda masuk kelas, telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Hampir semua kelas telah terisi guru yang tengah mengajar. Namun sepertinya tidak dengan kelas XI IPA 2. Kelas itu masih saja ramai karena sang guru sepertinya tidak memasuki kelas.
Keramaian itu tidaklah berlangsung lama, beberapa saat kemudian seorang guru piket memasuki kelas itu. Kelas yang awalnya ramai itu kini sunyi seketika.
"Pagi anak-anak,"
"Pagi Bu,"
"Benar hari ini Pelajaran Fisika?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In School
Teen FictionKisah ini berawal dari seorang gadis cantik yang memutuskan pindah sekolah karena melihat pacarnya berciuman dengan wanita lain. Hubungan yang hampir berjalan 3 tahun semenjak SMP, harus pupus begitu saja. Inilah kisah cinta Chae Rin si anak jenius...