FLASBACK ON
"Rinnie maaf ne aku sepertinya tidak bisa menemanimu membeli buku sampai selesai hari ini," ucap Sehun tanpa mengalihkan pandangannya dari HP.
"Waeyo?" tanya Chae Rin lesu.
"Seulgi, dia membutuhkanku,"
"Seulgi yah,,," ulang Chae Rin sembari tersenyum miris.
"Dia hanya sahabatku Rinnie, kau tau itu kan?"
"Hmm, pergilah. Aku bisa membeli buku sendiri. Mungkin Seulgi memang lebih membutuhkanmu" ucap Chae Rin.
"Kau tidak apa-apa kan ku tinggal Rinnie?" tanya Sehun meyakinkan.
"Pergilah,"
Awalnya Sehun ragu meninggalkan kekasihnya itu, namun ketika handphonenya kembali berdering, keraguannya itu hilang. Tanpa merasa bersalah ia pergi berjalan meninggalkan kekasihnya. Menyisakan sang kekasih yang memandang punggungnya sendu.
"Aku memang tidak terlalu berharga bagimu Sunshine. Apakah kau mendekatiku hanya karena rasa penasaranmu," ucap Chae Rin yang memilih berbalik arah meninggalkan tempatnya tadi berdiri.
"Princess? Bukannya lo tadi pergi sama Sunshine buat beli buku? Lo gak jadi beli,?" tanya Kai yang melihat adiknya pulang ke rumah dengan tangan kosong.
"Gw udah gak mood beli buku, gw mau tidur aja," balas Chae Rin lesu.
"Kenapa? Perasaan tadi lo seneng banget pas dijemput Sunshine. Kok sekarang lesu banget si. Kenapa hmm?" tanya Kai tak mau menyerah.
Chae Rin yang notabennya tak bisa berbohong langsung saja memeluk kakaknya itu. Sebuah isakan kecil terdengar seiring air mata yang keluar dari mata indah Chae Rin. Kai tau itu, namun dia hanya diam memberikan adiknya waktu untuk menenangkan diri.
"Kita ke kamar oppa nee. Jangan menangis disini. Nanti daddy dan hyung melihatmu menangis,"
Dengan perlahan, Kai membawa Chae Rin yang ada dalam pelukannya ke kamar. Tak dipungkiri semenjak kecil Chae Rin sangat dekat dengan kakak keduanya itu. Walaupun sering mengajak bertengkar, Kai lah yang bisa memahami isi hati Chae Rin. Tak heran, Kai yang selalu melihat sisi menyedihkan adiknya itu.
"Lo kenapa hmm, cerita ke oppa ya.. Biar hati lo lega. Siapa tahu, gw bisa bantu kan," ucap Kai sesampainya di dalam kamar.
Chae Rin pun menyamankan dirinya di dekapan sang kakak sebelum memulai ceritanya. Dengan sesenggukan ia menceritakan apa yang terjadi di antara dia dan kekasihnya. Kai yang mendengarnya hanya diam dan sesekali mengelus punggung adiknya menyalurkan ketenangan. Walaupun dalam hatinya Kai pun mengumpati kekasih sang sang adik yang telah membuat permata di keluarganya tersakiti.
"Oppa, Rinnie harus gimana? Rinnie sangat mencintainya, tapi disini Rinnie merasa hanya Rinnie yang berjuang. Hanya Rinnie yang memprioritaskan dia. Sedangkan dia, Rinnie semakin hari semakin ragu. Dia selalu saja mengutamakan sahabatnya itu. Bukannya Rinnie tak pengertian, tapi Rinnie juga punya perasaan oppa. Rinnie kesal, Rinnie cemburu," adu Rinnie mengakhiri ceritanya.
Setelah mendengar semua keluh kesah sang adik, kai melepaskan dekapan sang adik. Dia memandang adiknya lekat. Tak lupa senyuman yang ia sunggingkan untuk menenangkan sang adik. Berusaha mengesampingkan rasa kesalnya pada orang yang dicintai adiknya itu.
"Rinnie,,, Rinnie mau mendengarkan oppa?"
"Nee,"
"Sekarang Rinnie tidak boleh bersedih. Rinnie harus menghapus air mata yang tadi membasahi pipi Rinnie. Rinnie harus tenang okey," ucap Kai sembari menghapus jejak air mata di pipi sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In School
Teen FictionKisah ini berawal dari seorang gadis cantik yang memutuskan pindah sekolah karena melihat pacarnya berciuman dengan wanita lain. Hubungan yang hampir berjalan 3 tahun semenjak SMP, harus pupus begitu saja. Inilah kisah cinta Chae Rin si anak jenius...