45. Rewrite The Story

791 99 16
                                    

Ada banyak cara untuk menggapai cinta. Banyak yang menggapainya dengan mudah, lancar bahkan tak merasakan jerih payah sema sekali. Ada juga yang harus jatuh bangun, berdarah-darah dan babak belur demi menggapai satu cinta untuk selamanya. Namun, ada kalanya tidak ada jalan sama sekali untuk menggapai cinta yang diinginkan. Segalanya terasa tidak mungkin, tidak ada satupun jalan yang bisa ditempuh. Tidak akan ada keberhasilan meski dengan berbagai usaha yang dilakukan.

Cinta yang terasa tak mungkin bisa digapai ini telah menghampiri dua pemilik hati. Keduanya sama-sama mendamba cinta, keduanya sama-sama ingin mendekap rasa, tetapi ada garis yang tak bisa mereka langgar dan jika mereka melanggarnya akan ada banyak perasaan yang dipertaruhkan.

"Kerja bagus hari ini!" Teriak sang sutradara sambil berdiri dari kursinya.

Sang aktor yang selesai mengambil gambar tersenyum puas sambil beberapa kali membungkuk mengucapkan terima kasih.

"Kyungsoo-ssi ini pengambilan gambar terakhir untukmu. Kau bisa ambil libur sekitar tiga hari sampai adeganmu berikutnya selesai dipersiapkan," jelas sang sutradara.

"Terima kasih. Aku akan memanfaatkan ini dengan baik."

"Iya kau harus beristirahat dan makan makanan yang lezat."

Sutradara tadi menepuk pundak Kyungsoo lalu beranjak pergi untuk menuntaskan pekerjaannya. Sementara Kyungsoo berjalan meninggalkan lokasi pengambilan gambar untuk menghampiri mobilnya.

"Sudah selesai?"

"Sudah hyung," jawab Kyungsoo.

"Joy! Kyungsoo sudah selesai!" Pria yang tadi sedang asik merokok itu mematikan rokoknya lalu berteriak pada sekumpulan wanita di ujung sana.

Satu dari wanita tadi segera berlari ke arah mobil tempat Kyungsoo sedang menyandarkan punggungnya.

"Oppa selesai lebih cepat. Tadi pak sutradara bilang bisa dua jam, tapi ini baru satu jam," ungkap Joy yang baru memasuki mobil dan bersiap menghapus riasan Kyungsoo.

"Itu karena Kyungsoo ini aktor hebat. Dia bisa melakukan semuanya sekali tanpa perlu berkali-kali mengulang." Pria yang tadi memanggil Joy ikut masuk dan duduk di kursi kemudi.

Kyungsoo tak menjawab, ia memejamkan matanya lalu bersandar pada kursi. Joy yang melihat bosnya ini tidak merespon akhirnya mulai membersihkan riasan di wajah Kyungsoo.

"Kwangsoo hyung, aku dapat libur tiga hari. Laporkan ke big bos kalau aku pergi ke rumah nenekku di Sokcho," ungkap Kyungsoo dengan mata masih terpejam.

"Jangan pakai alasan melihat nenekmu. Bilang saja jika kau memang ingin liburan. Alasan itu lebih aman," jawab Kwangsoo.

"Joy. Ambil saja libur, bilang saja aku yang memintamu. Kwangsoo hyung juga ambil saja libur." Kyungsoo kembali berbicara.

"Jika kau yang bicara aku yakin agensi tidak akan banyak membantah. Kau sumber pemasukan terbesar, jadi tenang saja. Kami berdua akan libur dan bersikap tidak tahu apa-apa," ungkap Kwangsoo.

"Iya oppa, jangan khawatir. Kami tidak akan mengatakan apapun yang tidak boleh kami katakan," ucap Joy menambahkan.

"Terima kasih." Kyungsoo masih terpejam, tetapi bibirnya tersenyum tipis.

Usai membersihkan riasannya, Kyungsoo diantarkan oleh Kwangsoo ke apartemennya. Setelah berpisah dengan manager serta makeup artist-nya itu Kyungsoo langsung bersiap pergi lagi.

Mengendarai mobil pribadi miliknya, Kyungsoo meninggalkan Seoul untuk menuju Pohang. Perjalanan yang memakan waktu berjam-jam tersebut tak melelahkan sama sekali bagi Kyungsoo. Bahkan senyumnya sudah mengembang sejak tadi, mengingat akan wajah seseorang yang akan ia temui di sana.

Story of ChansooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang