"Mataku terasa begitu berat, sangat berat… kenapa? Kenapa harus aku?" Gumam Valerie dengan kedua sudut matanya mengeluarkan bening air.
Hening. Itulah yang terasa di ruangan operasi saat Valerie terbaring tak berdaya di atas meja operasi. Cahaya terang dari lampu operasi menyinari tubuhnya yang pucat, sementara tim penelitian bergerak cepat dan efisien, tiap gerakan mereka terkoordinasi dengan baik.
"Tuan Kenshin," kata salah satu anggota tim penelitian gabungan dalam melakukan replika genetika yang bekerjasama dengan Kenshin. "Kami siap untuk transfer embrio."
Kenshin yang berdiri di samping Valerie, mengangguk. Wajahnya tegang, tapi penuh harapan. "Lakukan," ujarnya dengan suara yang hampir tidak terdengar.
Kini Tim peneliti bersiap untuk melakukan prosedur terobosan-memasukkan sel embrio hasil kloning ke dalam rahim Valerie. Kenshin, didorong oleh keinginannya yang kuat untuk menghidupkan kembali orang tuanya yang telah meninggal melalui kloning genetik, dengan cemas, dia menyaksikan pemandangan itu terbentang di hadapannya. Setiap detik terasa seperti jam, setiap gerakan mereka terlihat seperti ddalam Slow Motion.
Kenshin menatap Valerie, matanya berkaca-kaca penuh harap. Berharap, jika Valerie adalah wanita terakhir yang bisa melahirkan Ayah—Ibunya. "Ini dia. Puncak dari penelitian dan kerinduan selama bertahun-tahun. Jika embrio ini berhasil membuahi dan berkembang menjadi bayi hasil kloning dari orang tuaku... Aku bahkan tidak tahu harus merasakan apa." gumamnya penuh kekhawatiran.
Kenshin segera menuju ke arah monitor. Di sana, dia menatap layar monitor yang menunjukkan gambar Ultrasonografi dari rahim Valerie. Jantungnya berdebar kencang saat dia melihat embrio itu ditempatkan dengan hati-hati di dalam rahim Valerie.
Seorang pendamping yang bernama Dr. Carter, menghampiri Kenshin sambil menepuk lembut pundak pria yang pandangannya terus tertuju ke layar monitor.
"Kenshin, kami memahami beratnya harapan Anda dan pentingnya momen ini. Tim kami telah bekerja tanpa lelah untuk menyempurnakan proses kebangkitan genetik. Kami memiliki harapan besar untuk keberhasilan prosedur ini."
Kenshin menyimak dengan matanya tidak pernah berpaling dari layar monitor. "Ya, Ini adalah perjalanan yang ditandai dengan harapan dan ketidakpastian. Tapi aku tidak bisa mengabaikan kerinduan yang mendalam dalam diriku untuk membawa kembali orangtuaku, meskipun itu melalui kloning." katanya, dengan suara yang penuh harapan.
"Kenshin, kami di sini untuk mendukungmu selama proses ini. Namun, aku ingin mengingatkan kepadamu. Bahwa, anak yang dihasilkan akan memiliki susunan genetik yang unik. Meskipun mereka akan membawa aspek DNA orang tuamu, mereka juga akan dipengaruhi oleh kontribusi genetik dari Valerie," ucap Dr. Carter.
"Aku mengerti, Dr. Carter. Anak ini tidak akan menjadi replika yang tepat dari orang tuaku, tetapi jika mereka membawa sedikit pun esensi mereka, itu akan membuatku terhibur. Aku hanya berharap, jika Valerie dapat menjalani prosedur ini dan menyediakan makanan yang dibutuhkan untuk perkembangan embrio, nantinya." jawab Kenshin penuh tekad.
***
Valerie berjuang untuk membuka matanya, seolah-olah berat badan dunia menindih kelopak matanya. Tubuhnya terasa nyeri dan lemah, dan dia bisa merasakan rasa sakit yang menusuk-nusuk di bagian bawah perutnya.
Dia mencoba bergerak, tetapi menyadari bahwa kedua kakinya dan tangannya masih terikat. Valerie mengalihkan pandangannya dan jantungnya berhenti sejenak saat melihat Kenshin berdiri di samping tempat tidurnya.
Kini wajah Kenshin Pucat dan dingin, mata yang biasanya penuh harapan kini tampak kosong dan sendu saat wanita Valerie melihat keadaan Kenshin.
"Tu—Tuan... apa yang kamu lakukan padaku?" bisik Valerie, suaranya serak dan penuh ketakutan.
Kenshin menatapnya, dengan ekspresinya yang datar. "Aku telah melakukan apa yang seharusnya aku lakukan, Valerie," jawabnya, suaranya datar. "Aku telah memindahkan embrio sel kloningan orang tuaku ke dalam rahimmu."
Valerie merasa nafasnya tercekat. "Kenapa anda melakukan ini, Tuan?" tanyanya, suaranya penuh dengan rasa takut dan kebingungan. "Apa yang akan terjadi padaku setelahnya?" suaranya mulai terisak dengan mata berkaca-kaca menatap ke arah pria iblis itu.
Kenshin menatapnya sejenak sebelum menjawab, "Kita hanya bisa menunggu dan melihat, Valerie. Semuanya sekarang tergantung pada bagaimana tubuhmu merespon."
Mendengar penuturan Kenshin, membuat Valerie merasa marah karena Kenshin telah melanggar hak dan kebebasannya sebagai individu. Dia merasa diperlakukan secara tidak adil dan tidak etis oleh ilmuwan yang seharusnya menjaga kepentingan pasiennya.
"Kau... Memang pria yang tidak punya hati. Kau tidak berotak! kau gila, Tuan!" serunya, suaranya penuh dengan kemarahan dan ketakutan. "Kau tidak punya hak untuk melakukan ini padaku! Ini sungguh tidak beretika!"
Kenshin hanya menatapnya dengan dingin. "Ya… Kamu benar, mungkin aku gila, Valerie," katanya, "Tapi aku akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuanku. Dan sekarang, kita hanya bisa menunggu dan melihat apakah ini berhasil. Kau tahu sendiri, aku suka wanita yang patuh. Jaga sel yang berada di dalam rahimmu dengan hati-hati. Jika kau tidak ingin tubuhmu berakhir di tabung Eksperimenku!"
Valerie menatap Kenshin dengan rasa takut dan kebencian di matanya. Dia merasa tubuhnya bergetar, baik dari rasa sakit maupun dari rasa takut. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya ketika dia mengandung.
***
Enam bulan telah berlalu sejak Kenshin menyuntikkan sel embrio bayi kloningan ke dalam rahim Valerie. Perut Valerie terus membesar, menandakan bahwa embrio tersebut berkembang dengan baik.
"Lepaskan aku! Biarkan aku pergi! Aku tidak ingin melahirkan anak terkutuk di dalam perutku ini!"
Valerie meronta di atas tempat tidur saat kedua kaki dan tangannya terikat rantai besi. Sejak proses pemindahan Embrio, Valerie tidak pernah sudi melahirkan anak yang dianggap anak pembawa sial. Sebab, baru menjadi Embrio saja, dia harus terjebak di dalam kediaman yang dipenuhi manusia tak beradab.
"Valerie, tolong tenang. Jika kau membuat Embrio di rahimmu gagal berkembang, kau akan tahu kosenkuesinya, " ucap Kenshin dengan pandangan dingin ke arah Valerie.
Dengan penampilan urakan, rambut kusut, disusul tatapan benci, Valerie berikan kepada Kenshin. "Terkutuk! Hatimu sudah tentu dimakan anjing! Caramu ini melanggar hukum!" Valerie memekik.
Kenshin membuang nafasnya kasar. Dia, mempunyai respect kepada Valerie karena Valerie memiliki kondisi tubuh yang kuat. Wanita-wanita sebelumnya, mereka tidak beruntung karena mengalami infeksi rahim. Dengan terpaksa, Kenshin mengawetkan mereka dalam cairan "Tembung" mereka tidak mati hanya saja sedang Berhibernasi. Di dalam fiksi ilmiah, ini sering disebut "Reanimasi"
"Valerie, Tindakan berbahaya yang kamu lakukan bisa membahayakan kesehatanmu sendiri, baik secara fisik maupun mental. Dan kau akan mungkin mengalami komplikasi saat melahirkan atau mengalami trauma emosional yang berkepanjangan. Selagi, aku masih baik-baik, tolong jaga kandungan itu!" Ujar Kenshin penuh penekanan.
Valerie terdiam, memikirkan semua yang diucapkan oleh Kenshin. Ya, selama masa kehamilan, Valerie begitu ketakutan. Hingga dirinya ingin membunuh janin yang dianggap kutukan. Namun selama masa kehamilan, Kenshin tidak pernah menyentuhnya atau berlaku kasar.
"Apakah bayi ini begitu penting baginya?" Gumam Valerie sambil berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Violet Infected (Sequel Of Clones)
Science FictionKenshin, yang memiliki kemampuan luar biasa dalam bidang kloning DNA, mengambil risiko besar dengan menciptakan dua replika kloningan dari orangtuanya yang sudah meninggal. Dia berharap dapat menciptakan keluarga yang lengkap dan mempertahankan hubu...