"Kenshin, bangun Sayang. Ada badai, Laboratorium kita terbakar!"
Kenshin terlonjak kaget. Nafasnya memburu saat Ibunya membangunkannya. Dengan separuh kesadaran diri, Kenshin menatap Ibunya nanar. Sedangkan di luar, suara gemuruh dan api yang berkobar tampak menggila saat si jago merah itu dengan ganas menjilati setiap dinding-dinding bangunan.
"Mama, apa yang terjadi?" tanya Kenshin panik.
"Ayo, kita segera keluar dari Mansion sebelum api datang menyamar!"
"Bagaimana bisa kebakaran, Mama? Apakah tidak ada pengawasan-"
"Jangan dulu berdebat, ini begitu mendadak. Ayo!" ajak Aiko, sang ibu.
Kenshin turun dari tempat tidur. Aiko segera meraih mantel anti panas, dia membalut tubuh Kenshin dengan mantel yang Aiko ambil. Dengan cepat Anak-Ibu itu berlari. Setiap melewati lorong, para pekerja dan pengawal berlari mencoba memadamkan api yang kian menggila.
Kenshin menatap nanar, bagaimana bisa tidak ada pesawat pemadam dan para pemadam yang datang? Setiap melangkah, Kenshin menatap ke arah dinding, dan jam menunjukkan pukul 02.45 dini hari. Sungguh masih sangat pagi.
"Mama, dataku dan hasil riset-riset aku, bagaimana? Aku sudah berjuang sejauh ini, Ma. Bagaimana bisa Ken menghidupkan Papa jika semua data Ilmiah Ken ikut terbakar?" Kenshin yang tiba-tiba mengingat data-datanya yang belum dia selamatkan.
"Kenshin, jangan pikirkan halitu. Sekarang, kita harus menyelamatkan diri dulu," ucap Aiko.
Kenshin menghentikan langkahnya. Menatap dalam manik mata Ibunya yang sendu memerah. "Mama, Mama pergi terlebih dulu dan selamatkan dirimu, Ma. Ken akan menyelamatkan apa yang bisa Ken selamatkan."
"Tidak Kenshin, kita harus sama-sama. Kau tahu, Mama hanya mempunyai dirimu. Jika kita tidak keluar bersama-sama, dan terjadi sesuatu denganmu, bagaimana bisa Mama menjalani kehidupan ini?" pungkas Aiko.
Kenshin tampak meragu. Data-data beberapa tahun yang Kenshin kumpulan apakah harus lenyap begitu saja? Tapi ... Data bisa di rekap ulang. Namun ketika kamu kehilangan nyawa, kamu harus dibeli nyawa tersebut dimana? Jika salah satu diantara mereka menghilang, Kenshin harus bagaimana? Kenshin sudah tidak ingin kehilangan orang yang terpenting dalam hidupnya. Hanya Ibunya-lah yang Kenshin punya saat ini.
Kenshin merangkul pundak Aiko, menyelimuti tubuh wanita yang dikasihinya itu dengan mantel. Bersama-sama mereka berdua melangkah keluar mansion sambil menutup hidung mereka. Sesampainya di luar Mansion, sebuah helikopter mengudara.
"Bantuan sudah datang. Mansion kita akan selamat, Ma-"
Aiko tiba-tiba mendorong tubuh Kenshin agar menjauh dari bangunan. "Kau harus hidup, Nak!" seru Aiko. Ketika Aiko menyadari dan melihat sebuah benda Kosmik dijatuhkan dari helikopter yang tengah mengudara di atas bangunan.
DUAR! BAM! CRACK!
Terjadi ledakan luar biasa. Membuat tubuh Kenshin terpental beberapa meter hingga punggungnya terhantam oleh batang pepohonan yang pada akhirnya, tubuhnya itu mendarat di atas tanah.
"Uhuk-uhuk!" Kenshin terbatuk dengan darah yang menyembur dari mulutnya.
Dia mengangkat wajah, sontak membuat pelupuk matanya bergetar dengan hebat ketika melihat Mansion dan Laboratoriumnya kini sudah rata dengan tanah. "Ma...," panggilnya lirih dengan bibir bergetar. Seakan penampakan tersebut hanyalah sebuah ilusi.
"MAMA...!" Kenshin menjerit histeris.
Kenshin terlonjak, dia terbangun dari tidur disertai peluh kini membasahi dahinya, nafasnya tersengal berat saat dia memimpikan malam memilukan itu. Kenshin pun duduk sambil mengusap wajahnya kasar dengan amarah yang bergemuruh di dalam dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Violet Infected (Sequel Of Clones)
Science-FictionKenshin, yang memiliki kemampuan luar biasa dalam bidang kloning DNA, mengambil risiko besar dengan menciptakan dua replika kloningan dari orangtuanya yang sudah meninggal. Dia berharap dapat menciptakan keluarga yang lengkap dan mempertahankan hubu...