3

9 3 0
                                    

"Kamu tidak dapat menolak. Sebagai balasan dari pembebasan mu, maka berikan rahimmu dan kau harus mengandung janin dari Ayahku dan juga Ibuku."

Valerine terjebak dalam labirin kebingungan. Jalan mana yang harus dirinya ambil? Saat ini, dia bahkan tidak tahu dirinya berada dimana dan dengan siapa dia berbicara. Bernegosiasi? Tampaknya, pria di samping Valerie bukanlah pria yang mudah untuk bekerja sama.

"Tu---Tuan, aku bukan binatang. Mana bisa aku mengandung Embrio dari sel orang tua, Tuan, dalam satu rahim. Bu---bukankah, itu sangat bertentangan dengan... Dengan norma yang berlaku?"

Prang!

Valerie tersentak kaget dengan kedua pundak terangkat bersamaan kedua matanya tertutup, saat Kenshin membanting gelas yang pria itu genggam.

"Kau ingin mengajariku? Seharusnya kau bersyukur karena rahimmu terpilih untuk menggandung sel ayah-ibuku! Dan kau samakan orangtua ku adalah binatang? Lancang!" murka Kenshin.

Tubuh Valerie gemetar hebat. Dia hanya tidak ingin menjadi subjek dari pria tidak waras di depannya. Tidak menyangka jika Kenshin begitu murka. Bisa-bisanya ada manusia yang ingin menyalahi aturan dan kuasa Tuhan.

"Bu---bukan maksudku begitu, Tuan. Aku hanya tidak ingin--"

"Tuan, ruangan sudah disiapkan."

Ucapan Valerie terhenti ketika Felix datang memberitahukan jika semua prosedur untuk melakukan pemindahan Embrio sudah selesai.

Valerie, wanita itu gemetar, rautnya memperlihatkan dengan jelas bagaimana rasa takutnya. Dia segera berdiri dari duduk dan berlari.

"Tangkap wanita itu!"

Felix dan bawahan lainnya segera mengejar Valerine. Langkah panik dan frustasi menerjang dalan diri Valerie. Tidak peduli, dia terus berlari menulusuri ruas bangun kediaman Kenshin.

"Aku tidak ingin menjadi kelinci percobaan! Tidak akan aku biarkan dia menangkapku---"

"Aaa .....!?" Valerie berteriak di saat berlari, kakinya tersandung dan jatuh tertelungkup.

Valerie membalikan badannya. Dan dirinya sudah dikepung oleh bawahan Kenshin. Valerie menangis sambil kepalanya menggeleng kasar. "To---tolong, bebaskan aku. Kalian bisa menggunakan rahim babi, sapi, atau kambing untuk menciptakan sesuatu yang gila. Jangan kepadaku!" Valerie mengiba dengan air mata yang luruh begitu saja.

Felix dengan wajah datar tanpa ekspresi itu pun menjawab. "Maaf, perintah Tuan adalah mutlak!" Felix menarik rambut Valerie dengan kuat.

"Aaa .... Tolong, jangan lakukan ini!" Valerie menjerit ketika Felix menarik rambut wanita itu dengan tidak beradab.

Siapa peduli? Felix acuh dan terus menyeret wanita yang menjerit itu ke ruangan eksperimen.

Sesampainya di depan pintu ruangan, Felix menekan beberapa kode sandi digital dan pintu tembaga mengkilat itu terbuka. Felix menghempaskan tubuh Valerie dengan kuat ke dalam ruangan.

"Aduh... Pelan-pelan, tidak bisakah kalian berlaku lembut kepada wanita? Sepertinya, kalian ini memang terlahir dari rahim binatang!" cerca Valerie sambil menggosok sikunya yang sakit. Sambil mengedarkan pandangannya ke ruangan tersebut.

Deg!

Valerie sungguh tercengang saat sorot matanya mengamati ruangan tersebut. Dia terkejut dan begitu shock sampai-sampai, lehernya seperti tercekik hingga tidak dapat bernafas.

"Aaaaaa!" Valerie menjerit nafasnya sesak. Apa yang dia lihat benar-benar menakutkan dan mengerikan.

Di ruangan itu, terdapat sejumlah tabung kaca yang berisi wanita-wanita dengan perut terbelah dengan isi perut yang sudah terkoyak, juga ada embrio-embrio janin yang gagal terlihat mengambang di dalam cairan tabung tersebut. Wajah dan tubuh wanita-wanita di dalam tabung itu, pucat-putih dengan ekspresi yang memilukan.

Valerie mengalami Panic-Stricken. "Oh tidak, aku harus pergi dari sini! Ini---ini neraka!" Dia berbalik-berdiri dan berusaha melarikan diri.

"Ohh... Ya Tuhan!" Valerie terkejut hingga jantung yang berada di rongga dadanya ingin melompat keluar saat Kenshin sudah berdiri mencegat tubuh Valerie.

Valerie, dengan nafas tersengal dan gemetar, merasa frustasi saat berjalan mundur ketika Kenshin mendekatinya. Wajah Kenshin benar-benar menakutkan, seringingai pria itu membuat Valerie benar-benar ingin menangis karena frustrasinya.

Valerie terus berusaha menghindar dari pria gila psikopat yang terus berjalan mendekatinya.

Kenshin menatap Valerie dengan hasrat. Hasrat ingin sekali membelah perut wanita yang kini menghindarinya. "Jangan terlalu berharap bisa lolos, Valerie. Kamu tidak akan bisa melarikan diri dari sini tanpa konsekuensi."

"Tolong! Ada yang mencoba menghancurkan hidupku! Aku tidak ingin menjadi korban eksperimenmu yang gila!" merasa frustrasi, Valerie berteriak karena tidak ada yang bisa dirinya lakukan selain berteriak.

Kenshin senyum sinis melihat Valerie yang begitu ketakutan. Hasrat semakin menggebu melihat keputusasaan wanita itu. "Hahaha... Kamu lihat, Valerie, kamu sudah mengetahui terlalu banyak. Kamu punya dua pilihan: mengandung bayi kloningan ayah-ibuku, atau... menjadi satu di antara tabung-tabung itu." Kenshin memberikan penawaran.

Kenshin menatap wanita-wanita yang berada pada tabung Eksperimennya dengan pandangan seperti seseorang yang sedang berpikir. "Hmmm... Sepertinya, tabung untukmu belum aku siapkan." Kenshin membuang pandangannya ke arah Valerie yang sudah beringsut ketakutan di sudut pojok ruangan. "Jika kali ini gagal, kau... Akan menjadi wanita ke-seratus yang akan bergabung dengan mereka di dalam tabungku! " seringai Kenshin ia perlihatkan kepada Valerie.

Valerie berusaha mempertahankan diri, mencoba kuat di sela ketakutannya. "Apa yang kamu lakukan di sini adalah mengerikan dan melanggar segala etika! Aku tidak ingin menjadi subjek baru dalam eksperimenmu! Aku tidak ingin mati! Dasar pria gila!"

Kenshin melipat tangannya di dada, menatap dengan pandangan mengejek kepada Valerie. "Jangan terlalu takut, Valerie. Tentu saja aku memahami kekhawatiranmu. Kamu adalah subjek terpilih ku, dan takdirmu telah terikat dengan eksperimen ini. Jika kamu berhasil mengandung bayi kloningan orang tuaku, kamu akan terjamin. Kau tentu akan ku sayang seperti Anakku sendiri. Karena aku ingin kau menjadi boneka yang penurut, hihihi... Tentu itu tawaran yang menggiurkan, bukan?"

"Tidak, aku tidak sudi menjadi korban selanjutnya, tolong! Aku benci ini! Aku hanya ingin hidup normal, tidak seperti ini! Tolong bebaskan aku!"

Kenshi mulai jenggah dengan sikap Valerie yang keras kepala. Apa susahnya hanya mencoba? Bukankah jika perempuan itu mati akan menjadi sejarah sebagai pahlawan wanita yang memperjuangkan kehidupan? Tentu tidak mati dengan sia-sia.

"Jangan membuat segala sesuatu terlihat membosankan, Valerie! Jangan salahkan aku!" Kenshin memutar tubuhnya dengan wajah yang sontak berubah menjadi beku. "Bawa wanita itu ke meja operasi. Segera pasung kedua tangan dan kakinya. Lalukan anastesi, keluarkan inti selnya dan lakukan pembedahan untuk meletakkan Embrio!" perintah Kenshin penuh penekanan.

Valerie yang mendengar perintah Kenshin kepada bawahannya, segera berlari dengan cepat untuk menghindari beberapa pengawal Kenshin yang datang menghampirinya. Dia merasa sangat ingin keluar dari ruangan Eksperimen yang menyeramkan itu.

Namun, segala usaha Valerie terasa sia-sia. Akhirnya, dia tertangkap dan dibawa ke meja operasi. Valerie meronta dan menjerit ketika kedua tangannya dan kakinya terpasung pada meja Eksperimen tersebut.

"Tolong! Biarkan aku pergi! Jangan lakukan ini!" Valerie menangis dan berteriak.

Namun, pemberontakan Valerie tidak berarti apa-apa. Dia merasa putus asa ketika melihat seseorang mendekatinya dengan alat suntik yang penuh dengan cairan misterius.

Dengan suara gemetar, Valerie mengiba dengan lirih. "Jangan... Aku tidak mau mengandung."

Tanpa kata-kata, orang tersebut menyuntikkan cairan tersebut ke dalam tubuh Valerie. Sensasi dingin dan kelelahan segera merasuki tubuhnya. Valerie merasa semakin lemah dan akhirnya kehilangan kesadaran, tenggelam dalam kegelapan yang mencekam.

The Violet Infected (Sequel Of Clones)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang