"Ngerti abahh, yaudah Nono mulai sekarang ya abah dadahhh" lamabaian tangan itu pertanda mereka berpisah dan memulai kegiatan mereka masing masing, di jalan Nono memunguti barang bekas seperti kardus,botol kosong, atau perabot dapur seperti wadah-wadah yang tidak terpakai seharusnya. Di saat sedang asyik-asyik nya melipat kardus menjadi lipatan yang lebih kecil ekor mata nya melihat suatu keluarga, disana ada Ibu Ayah dan satu anak laki-laki yang berada di pelukan Ibu nya.
Terlihat anak kecil itu sedang menangis karena ia terjatuh saat bermain tadi, dan Ibu nya menghampiri anak nya dan mengelus kepala anak nya dengan kasih sayang, Nono iri? jelas dia juga ingin di peluk Ibun nya tapi itu tidak akan mungkin terjadi.
Kepala nya menunduk, hidung nya mulai menarik ingus yang terus keluar lalu mata sipit nya mengeluarkan air bening yang cukup deras. Ia menangis dalam diam tidak ada seorang pun tau dirinya sesenggukan hebat, kaki kecil nya berlari menjauhi tempat pembuangan sampah yang biasanya ia mencari barang bekas sambil tergopoh-gopoh membawa kardus bekas tadi.
Dirinya berjongkok di samping tong sampah, mukanya ia telungkup kan di lipatan kedua tangannya. Nono menangisi takdir nya yang seperti ini, kenapa harus ia yang kehilangan Ibun nya? kenapa tidak orang lain saja yang tidak menyayangi Ibu nya sendiri? Nono jelas menyayangi Ibun nya walaupun sudah meninggal.
"Ibunn Nono merindukan ibun lagi..... padahal kita tadi bertemu di makam..... Ibun Nono ingin sekali merasakan di peluk Ibun saat Nono kedinginan" ucap Nono di dalam tangis nya, kenapa ini rasanya sakit sekali. Tangannya sesekali mengusap lelehan air bening itu dengan kasar.
"Nono juga ingin merasakan di kecup Ibun, selama ini saat bertemu hanya Nono saja yang mengecup ibunnn.. "
"Ibunnn Nono merindukan Ibunn, Nono ingin bertemu dengan Ibun di surga nanti"
Cukup lama ia menangis sekarang ia sudah tidak menangis lagi, walau bajunya basah karna terus-terusan mengelap air matanya yang sedari tadi tak mau berhenti untuk jatuh membasahi wajah manisnya.
Ia berdiri melihat sekitar sudah mulai siang dan ia masih mendapatkan satu kardus, dengan tergesa-gesa ia mencari barang bekas yang terlihat di matanya itu. Ia harus cepat-cepat mencari barang bekas di sini, nanti kalau terlambat pasti anak-anak nakal itu akan mengambil barang bekasnya dan sudah sangat di pastikan ia akan mendapatkan sedikit barang bekas.
"Heh! bocah ga punya ibu!!" kan sudah ia duga pasti bocah nakal itu akan datang dan akan mengambil hasil barang bekas nya yang sekarang sudah sedikit agak banyakan di keranjang tasnya.
"Heh anak piatu! ga denger ya kuping nya?!!" mendengar itu Nono lantas berbalik badan dan anak-anak nakal itu pun menghampiri Nono sambil mendorong bahu kecil Nono sampai terjatuh ke belakang.
"Jangan kak.. Nono baru dapat segini jangan di ambil barang bekas nya...." lirih Nono sambil memeluk erat kardus bekas carian nya.
"Berani banget nyuruh-nyuruh, kamu itu lebih muda dari kita jadi gausah banyak omong lagi deh.... kalian ambil semua barang bekas nya dia kita bawa ke bos pasti kita dapat uang banyak" ucap anak-anak nakal itu sambil merebut paksa kardus dan botol bekas dari tas keranjang Nono.
"Kak jangan kak.... nanti Nono ga dapat uang kalo semuanya di ambil sama kakak-kakak...." Nono merengek sambil memegangi tangan yang lebih tua berharap ia bisa mempertahankan kan hasil kerja keras nya hari ini.
"Halah! bocah kaya kamu tuh ga pantes dapat uang tau gak! dasar miskin ga punya Ibu" ejek yang paling tua disana di antara anak-anak nakal itu, seakan di beri perintah anak-anak yang lain pun ikut mengejek Nono juga.
"Yaaa ga punya ibu...siapa nama nya?!!"
"Nonoo!!!" ujar si bocah nakal sambil mendorong kepala Nono pelan ke belakang."Siapa disini yang paling miskinnn?!!"
"Nono!!! " anak-anak yang lain pun ikut serta dalam mengejek Nono, bagi mereka itu termasuk hiburan gratis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si kecil Nono dan Abah Hozhar
RandomBocah laki-laki yang hidup bersama abah nya dengan perekonomian yang sulit, di caci maki sudah makanan sehari-hari mereka. Walaupun seperti itu mereka tetap bersyukur dengan keadaaan dimana mereka masih bisa merasakan nasi putih di mulut, ntah lah t...