4 [Empat]

133 46 57
                                    

Holaaa Nono kembali nihh :) maaf update nya lama ini juga lagi tahap revisian sebenernya pengin banget cepet selesai biar bisa promosiin doang juga biar gada hutang di sini....  soo selamat membaca kalian jangan lupa klip bintang pinggir bawah yaaa, satu vote dari kalian sangat berharga buat 😁💓🦕

























Jam sudah menunjukan 10.32, itu artinya Nono masih setia mencari barang bekas di pinggir jalan sebelum kembali ke sawah. Semilir angin menerpa poni cepak milik Nono dengan pelan, matanya memperhatikan tempat sampah yang tak jauh dari tempat nya berdiri, sesekali kepala nya menoleh ke belakang melihat isi keranjang nya.

"Kenapa hari ini panas sekali sihh!, kan Nono jadi berkeringat giniii" monolog Nono dengan kesal.

Bibir nya berucap mengeluh saat merasakan hari ini sangat panas yang mengakibatkan Nono berkeringat banyak, tapi tangan dan kakinya tidak berhenti untuk mencari barang-barang bekas yang terlihat oleh bola mata kecilnya.

Kaki itu terus berjalan sampai ke bawah jembatan, menelusuri tempat-tempat yang sekiranya Nono pikir akan ada kardus bekas yang banyak untuk di bawa pulang ke tempat setoran Om Joseph. Di saat ia sedang asyik-asyik nya mencari barang yang ia butuhkan, dengan tidak sengaja kaki nya menginjak suatu benda yang sangat asing di matanya.

"Ini apaa yaa?"

"Loh bisa berpindah-pindah tempat? hebat sekali."

"Nono bawa pulang aja dehh, mau tanya sama Abah nanti" sekali lagi Nono berbicara sendiri sambil mengamati benda ajaib yang ia temukan tadi, lalu tak lupa ia juga memasukan nya ke dalam tas keranjang untuk di tanyakan benda apakah itu nama nya kepada Abah.

___________________________________________

"Abahhh!"

"Abahh liat Nono bawa sesuatu?! " teriak Nono dari kejauhan sambil berlari kencang menuju sang Abah.

"Nono hati-hati nak, nanti jatuh jangan la-" ucapan Abah terpotong, karena sebelum ucapan nya selesai anaknya sudah jatuh terlebih dahulu. Dengan cepat dan rasa khawatir Abah berlari menghampiri keadaan si anak sambil membolak balik kan badan Nono, takut ada lecet di salah satu bagian tubuh anak itu.

"Nak gapapa kan kamu? mana yang sakit? makanya kalo Abah bilang tuh di dengerin nak! jangan lari-lari bandel sih kamu ini," Abah berceloteh dengan asyik sendiri sampai tak menyadari, bahwa kelopak mata kecil si anak sudah berkaca-kaca menahan tangis.

"Huwaa! Abahh.... lidah Nono kegigitttt," Pecah sudah tangisan Nono yang ia tahan sejak tadi, niat hati untuk tidak menangis tapi saat mendengar suara Abahnya yang sedikit meninggi seperti sedang memarahi nya membuat Nono tak bisa lagi menahan tangisan itu.

"Ehh cup cup, coba buka mulut nya sini biar Abah liat," ucap Abah sambil menenangkan anaknya yang menangis, tangannya mengarahkan untuk Nono buka mulut dan ternyata tidak sampai berdarah hanya tergigit biasa.

Setelah memastikan anaknya sudah tenang dan tidak menangis lagi, abah menggandeng tangan Nono dan berjalan pelan. memangku sang anak sambil sesekali mengelus kepala bagian belakang, ternyata anaknya belum sepenuhnya tenang Nono masih sesekali sesenggukan pelan akibat kecelakaan kecil yang ia buat sendiri.

"Heee udahan dong nangis nya, masa jagoan Abah cengeng sihh? " tidak ada jawaban dari manusia kecil yang masih anteng duduk di pangkuan nya, tak kehabisan akal Abah mencoba untuk menarik perhatian sang anak lagi. Saat berlari tadi anaknya berucap jika ia membawa sesuatu, apa itu?

"Tadi Nono bilang bawa sesuatu? apa itu?" Tanya Abah mencoba memancing kembali semangat si anak.

"Ohh!? tadi pas Nono lagi nyari kardus bekas Nono nemu ini Abah... tapi Nono gatau namanya apa," jawab si anak dengan ceria sambil memperlihat kan benda asing itu ke depan wajah abah.

Si kecil Nono dan Abah HozharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang