f

121 19 0
                                    


First Kanaphan. Salah satu murid pindahan yang langsung populer di hari pertamanya sekolah. Hari ini dia dibolehkan pulang lebih awal setelah penyerahan kunci apartment dari sekolah barunya.

Sebagai murid di kelas A+, fasilitas utama yang diterima adalah satu murid satu apartment. Dimana apartment itu sendiri tidak jauh dari sekolah meraka.

First membuka pintu apartment yang diatasnya bertuliskan nomor 404. Dia meneliti seluruh sudut.

Sangat luas untuk ditempati seorang diri, pikirnya. Segera ia menyusun barang barang yang sebenarnya tidak begitu banyak.

Setelah perjalanan panjang yang ia lalui kemarin, rasanya badannya butuh istirahat lebih. Ia berencana hari ini ingin berbaring saja hingga hari berganti.







.......










Beberapa jam kemudian, tidur First harus terganggu oleh deringan ponselnya sendiri. Ia melirik sekilas. Ternyata alarm pengingat untuk mengunjungi perpustakaan. Alarm itu dia setel sewaktu masih di sekolah lamanya. Kalau disini dia belum tau kegiatan apa saja yang bisa ia isi setiap hari.

Dulu dia sibuk ini itu, maka kali ini dirinya hanya ingin fokus pada pelajaran. Paling diselingi kegiatan eskul sesekali. Itupun jika ada yang dia minati.

First meregangkan otot-ototnya. Diliriknya jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 4 sore.

Beruntung First terbangun sekarang, jika tidak maka dia akan tidur hingga hari berganti sesuai dengan keinginan konyolnya.

Dia berjalan menuju balkon. Menatap luas keramaian kota dari atas.
Berganti tempat, berganti suasana. Jelas harus menyesuaikan diri secepat mungkin.

Tiba tiba lamunannya terhenti.

"AAAAAAAARGGGGG" teriakan keras itu berasal dari apartment sebelahnya.

Rasa penasaran First membawa kakinya mendekat di samping balkon. Matanya memicing, meneliti keadaan ruang sebelah lewat jendela balkon yang sebagian tertutup gorden. Sulit untuk mengetahui apa yang terjadi dibalik sana.

Tak ingin ambil pusing, dia mengabaikannya. dia orang baru disini, jangan sampai terlibat dengan orang yang tidak tidak, pikirnya.

Tak berapa lama kemudian terdengar suara benda berjatuhan. First yang awalnya ingin melanjutkan aktivitasnya memandangi kota harus teralihkan lagi. Ia kembali menoleh. Tepat saat itu juga kaca jendela besar yang menjadi penghalang teras balkon dan kamar dalam di ruang sebelah hancur berantakan.

First membulatkan matanya. Keterkejutannya terus berlanjut ketika tiba tiba ia melihat sosok remaja seusianya tak sadarkan diri di dalam kamar itu.

Dia panik, merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu. Beruntung balkon mereka terhubung satu sama lain hanya ada pembatas yang tidak terlalu tinggi serta beberapa pot tanaman mini yang menghiasi atasnya.

Saking paniknya, First langsung melompat ke balkon seberang. Dimana kakinya sukses merusak beberapa pot. Disaat seperti ini siapa yg peduli akan hal itu.

Dia berhati hati melangkah, melewati banyaknya pecahan kaca. Matanya fokus pada satu titik. Orang itu harus mendapatkan pertolongan, hanya itu yang berputar di otaknya sekarang.

Semakin dekat, dia semakin merasa tidak asing dengan orang itu. Dan benar saja.

"Khaotung" ucapnya ragu, berusaha mengingat.

First berusaha mengangkatnya dan membawanya ke ranjang. Memperhatikan seluruh tubuh. Tidak ada luka yang serius. Hanya saja punggung tangannya berdarah, seperti habis meninju sesuatu dengan keras.

First mencari p3k, mengobati luka orang itu dan segera pergi dari sana secepatnya sebelum pemiliknya sadarkan diri. Dia tidak mau terjebak dalam situasi yang sama sekali tidak menguntungkannya.














............







Sehari berlalu. First tidak pernah melihat lagi murid baru yang berbarengan dengannya pindah ke sekolah ini. Karena sekolah lama mereka berbeda jadi dia tidak tau apa apa tentangnya. Hanya tau namanya saja. 'Khaotung Thanawat'.

Tak dipungkiri ia penasaran dengan kejadian sore itu. Tentang apa yang dihadapi oleh khaotung serta alasan dibalik dia melakukan hal berbahaya waktu itu. Tapi back to reality, mereka tidak saling kenal.

"cukup fokus pada pelajaran" reminder first untuk dirinya sendiri. Manatau dia lupa alasan dia pindah ke sini.





























Tbc.

awal awal chap gini dilarang mikir keras dulu. takut pertengahan pada stress😌

TEMPORARY (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang