"Ada seorang insan yang diusap kepalanya, tapi malah runtuh air mata nya"
......
Jovan sudah mengenal tenderlova dengan sangat baik, jika sampai saat ini seorang ten masih belum berbicara dan tatapan matanya sarat akan kekhawatiran dan rasa bersalah, maka kesalahan yg ten perbuat cukup fatal menurut dirinya sendirim
Sampai detik ini, Ten masih belum beranjak dari duduknya, menatap harsa yang masih berbaring sembari menutup mata seakan enggan untuk bangun.
Tapi ten bisa bernapas dengan sedikit lega saat dia merasakan jika anaknya tidak sepanas sebelumnya
"Makan dulu yuk, kamu belum makan dari siang" ajak jovan pada ten dan ten cuma menggelengkan kepalanya
"Setidaknya isi dulu perut kamu sayang, kamu mau jika harsa bangun dan melihat mama en nya pucat karena belum makan sedari siang, kamu mau membuat anak kesayangan kamu sedih?" Ten masih diam
"Sayang, makan dulu yuk! Kamu harus sehat supaya bisa menjaga anak kita."
Mendengar ucapan suaminya, ten berpikir dan akhirnya menyetujui ajakan jovan. Benar kata suaminya, dia harus tetap kuat agar bisa melindungi orang orang terkasihnya.
Dan disini mereka sekarang, di cafetaria yang memang sudah disediakan rumah sakit. Ten menyendok makanan nya dengan tidak bersemangat, memasukan sesuap demi sesuap sampai makanan yang ada dipiring nya tandas menyisakan wortel nya saja. Jovan tersenyum kala melihat ten menghabiskan makanan nya, dia bersyukur karena istrinya tidak keras kepala.
"Kamu gak makan mas?" Ten akhirnya menyadari keberadaan jovan
Jovan menggeleng "ini saja sudah cukup" ucapnya sambil menunjukan segelas kopi yang sebelumnya sudah ia pesan.
"Tapi kamu tetap harus makan!"
Jovan lagi lagi tersenyum "dengan melihat kamu menghabiskan makanan kamu saja sudah membuat mas merasa kekenyangan" ucapnya sambil mengusap pucuk kepala ten
Ten terdiam dan endung dipelupuk mata seorang tenderlova malah terlihat kembali. Jovan yang tidak tau apa penyebabnya pun di buat panik kala ten sudah benar benar menangis
"Eh... kenapa?"
"Gak tau" ten menggeleng sambil mengelap air mata nya
Jovan semakin dibuat bingung kala ten belum juga menghentikan tangisnya
"Aku gak tau kenapa aku nangis, aku cuma mau nangis aja"
Jovan menggeleng gelengkan kepalanya tidak mengerti dengan pola pikir istrinya itu, ten yang seperti ini memang selalu berhasil membuat jovan kegemasan dan lihatlah cara ten menarik ingusnya, sangat lucu sekali, jovan tersenyum lalu memeluk ten dengan penuh kehati hatian.
"Cup.. cup.. cup.. Masa manusia laba laba nangis si" goda jovan pada ten yang sudah menghentikan tangisnya
"Kamu ini!" Jovan meringis kala ten mencubit pinggangnya, mungkin Ten- nya kesal dengan ledekan yang sudah dia lontarkan barusan
Senang sekali melihat ten-nya sudah bisa tertawa dan bahkan sekarang dia juga sudah bisa melakukan KDRT padanya, jovan senang istrinya sedikit melupakan masalah nya.
......
Sesaat setelah mereka beranjak dari cafetaria dan kembali ke ruang rawat harsa, mereka dikejutkan dengan satu sapaan riang serta senyuman yang mereka rindukan
"Mama...."
Tanpa pikir panjang lagi, ten langsung berlari memeluk harsa yang sudah terduduk diranjang sambil tersenyum senyum girang karena ia melihat mama dan papa nya yang ada disana.
"Gak ada yang sakit kan nak?" Harsa menggeleng "maafin mama, mama keterlaluan" ten kembali memeluk harsa
Harsa menggeleng dan mencium pipi mama nya "no, no, ya mama! Mama gak boleh minta maaf, adek yang salah jadi harusnya adek yang minta maaf"
"Pinter banget, jagoan siapa si ini?"
"Jagoan PAPA!"
"Oh, jadi adek bukan jagoan mama?" Ten pura pura merajuk
"Aaaaa.. bukan begitu, adek kan kesayangan nya mama"
"Bisa aja kamu" jovan mengusap pucuk kepala harsa karena tidak tahan melihat tingkah menggemaskan dari harsa.
"Tapi beneran tidak ada yang sakit kan? Kepalanya masih pusing nggak?" Kali ini jovan yang bertanya
"Tidak papa, adek kan kuat jadi adek gak ngerasain apa apa" ucap nya sembari mengangkat satu tangan seperti ingin memperlihatkan otot tangan nya yang sangat samar sekali.
Dan perlu di ingatkan kembali jika seorang Tenderlova Nyimas Arumi tidak akan bisa tahan jika melihat sesuatu yang gemas, jadi tentu saja kali ini harsa lah yang menjadi korban dari ten.
Harsa yang malang itu harus merelakan pipi tembam nya diuyel uyel oleh mama nya sendiri.
"Mama, hentikan! Geli!!" Dan tidak lama ten menghentikan kegiatan nya dan sekarang ten sudah beralih dengan memeluk harsa seperti tadi.
Pelukan yang tidak terlalu kencang, tidak pula terlalu longgar. Pelukan itu selalu pas
Dan..
Lagi dan lagi, jovan hanya tersenyum sembari ikut masuk dalam pelukan hangat anak dan istrinya.
Hangat..
Bahkan pelukan ini benar benar sangat hangat..
Dan sekali lagi jovan memohon pada tuhan agar kehangatan ini tidak cepat berlalu dari keluarga kecil milik jovan. Jovan menginginkan kehangatan ini berlanjut selamanya..
Tapi jov__
Iya, jovan sudah tahu, didunia ini tidak ada yang benar benar bertahan selamanya, tapi setidaknya dia ingin semua ini bertahan lama dan itu lebih dari cukup untuk dirinya.
......
"Sayang, kalau saja anak kita masih hidup, mungkin usia nya akan sama seperti anak kecil yang mengejutkan ku dengan katak yang dia bawa ditangan nya ya?"
(Hayoloh, kira kira ini siapa?)Wow, lama ya? Maaf ya soalnya emg lg disibukan sama kerjaan yang sangat banyak ini, jadi.. sampai berjumpa di bab selanjutnya ya !!

KAMU SEDANG MEMBACA
Felicity
FanfictionHarsa anak kami, sengaja saya beri dia nama harsa karena "harsa" memiliki arti kebahagiaan dan benar saja, hadirnya harsa mampu membuat hidup kami menjadi sangat bahagia. harsa bukan anak kandung kami, tapi kami berani menaruhkan apa saja untuk dia...