"Kamu sangat beruntung. Bahkan jika kamu berlari sambil membawa sebilah pisaupun, kamu akan tetap berakhir dengan selamat. Sedangkan saya? Saya akan tetap mati walau tidak ada pergerakan sedikitpun. "
.....
"Mas, ucapan mama kamu ada benarnya. Kenapa kamu memilih bertahan bersama wanita yang mungkin tidak akan pernah memberi keturunan? Mas, aku gagal, aku wanita yang gagal."
Deswita menangis sejadi jadinya dalam dekapan Tian.
"A-aku, aku gak tau apa yang harus aku lakuin mas. Aku gak paham kenapa tuhan tidak percaya jika aku bisa mengurus seorang anak, kenapa tuhan tega sekali kepada kita."
"Kita ini salah apa si mas?"
Tian semakin mengeratkan peluk nya. Dia tidak tau harus menjawab seperti apa, dia juga tidak tau, mereka tidak tau kenapa takdir bisa sekejam itu terhadap mereka.
"Aku izinkan mas menikah kembali, tapi dengan syarat kamu tidak boleh menceraikan ku. Aku, aku bisa saja mati jika kamu ninggalin aku mas"
Tian terkejut kala mendengar saran dari istrinya.
Deswita menatap mata tian "aku tidak boleh egois kan mas?"
Ditatapnya mata deswita dan mata itu tidak sedang memancarkan cinta seperti yang tian lihat disetiap hari nya, kali ini, mata itu dipenuhi oleh kesedihan.
"Kamu bisa mempunyai seorang anak jika kamu menuruti perintah mama dan kehidupan kamu juga akan lebih bahagia mas" ucapnya sambil mengelap sisa air mata diujung mata indahnya itu.
"Silahkan kamu cari wanita yang mampu memberi bahagia yang teramat sangat untuk mas, karena aku, aku tidak akan pernah mampu memberi hal itu" kali ini deswita tidak berani menatap wajah suaminya
"Aku ikhlas mas." Finalnya.
"Sudah?" Deswita mengangguk
"Lihat dulu kesini" deswita berusaha menatap mata suaminya "siapa bilang kamu tidak mampu?"
"Bahagia tidak selalu di ukur dengan seberapa sempurnanya keluarga des. Mas sudah cukup bahagia dan mas tidak mau serakah, mas rasa dengan mas bisa menghabiskan sisa hidup bareng kamu saja sudah lebih dari cukup." Tia menatap deswita
"Jangan berbicara seperti itu sayang. Kita tau seberapa gigihnya usaha kamu demi memiliki seorang anak, mas juga tau seberapa kencangnya doa kamu, mas tau usaha kamu sayang." Ucapnya sambil membelai halus pipi deswita
"Mas tidak pernah mempunyai sedikitpun niat untuk mencari kebahagiaan diorang lain. Bahagia mas ada di kamu dan selamanya akan tetap seperti itu"
Tian mengecup bibir deswita "mas sayang banget sama kamu des."
Pertahanan deswita runtuh kembali. Ia tau jika suaminya sangat menyayangi dirinya, tapi deswita tidak mengira jika rasa sayang tian ke dia bisa sehebat ini. sekali lagi, deswita merasa sangat beruntung karena mempunyai tian dihidupnya.
Jika tian dan deswita sedang saling menguatkan, lain dengan keluarga jovan. Saat ini mereka justru sangat bahagia.
Kue matcha bertuliskan happy birthday serta beberapa hiasan sederhana yang dilengkapi balon berwarna warni menjadi pelengkap.
Serta riuh suara tawa menggema disetiap penjuru ruangan, bersorak berbahagia sambil merapalkan satu bait lagu yang sesuai dengan tema
Happy birthday mama...
Happy birthday mama..
Happy birthday mama en..
Happy birthday mama...
KAMU SEDANG MEMBACA
Felicity
FanfictionHarsa anak kami, sengaja saya beri dia nama harsa karena "harsa" memiliki arti kebahagiaan dan benar saja, hadirnya harsa mampu membuat hidup kami menjadi sangat bahagia. harsa bukan anak kandung kami, tapi kami berani menaruhkan apa saja untuk dia...