sebuah rindu

181 10 0
                                    

Part 2

Belasan tahun silam, yang menjadi awal sebuah kehidupan yang penuh dengan teka-teki, menjalankan kehidupan dengan berbagai ujian agar tubuh menjadi kuat dan terbiasa.

Malam terus berganti siang, begitupun cuaca kadang menjadi hujan dan kadang menjadi sangat panas. Seperti alam semesta tahu bagaimana rintihan hatinya. Seakan terbaca oleh alam bahwa hatinya tidak baik-baik saja.

Awan pun ikut berubah menjadi kelam pekat menandakan akan turunnya rintikan bening dari atas langit. Ya, langit pun ikut menangis menyertai air mata yang tidak kunjung berhenti.

"Apakah aku boleh menyerah? Sungguh, ini sangat menyakitkan." Isaknya tanpa berhenti menatap ke atas langit berharap tuhan membalas perkataannya.

Sudah beberapa jam dia menangis sampai akhir pandangannya berubah menjadi buram serta mata yang mengeluarkan buliran bening tadi ikut layu dan tertutup dengan rapat.

Ya, dia tertidur sekarang setelah lelahnya mengeluarkan air mata dan isak yang sedari tadi di tahannya agar tidak terdengar oleh orang-orang yang berada diluar kamarnya.

Apa yang sedang dialami nya sehingga dia ingin menyerah? Apa yang sudah terjadi pada dirinya? Bagaimana keluarganya? Apakah mereka tahu dia menangis dan menahan rasa sakitnya sendiri?.

Tidak terasa malam yang penuh dengan kesakitan serta isakkan. Kini, sudah berganti dengan cahaya yang menusuk kelopak mata pria tampan ini. Sehingga perlahan mata itu terbuka dan sedikit menyeringai karena sinaran yang membuat matanya sedikit sakit.

Oh, ternyata cahaya pagi yang telah mengganggu kedamaian tidurnya. Tidak terasa malam sudah berganti siang, dan kelam pekat itu berubah menjadi berwarna.

Seperti baru beberapa menit ia tidur namun sudah terlihat matahari saja. Tak apa, walau baru semalam ia menangis. Tak akan dia perlihatkan bagaimana kesedihannya semalam.

Dengan hati yang gembira dan senyuman yang terukir diwajahnya yang tampan itu menandakan dia sangat gembira hari ini. Oh apakah secepat itu pria ini melupakan kesedihannya semalam?

"Bun, aku izin berangkat sekolah dulu. Ingat pesanku jangan terlalu kecapean, uang bisa dicari namun tenaga bunda tidak bisa dikembalikan". Ucap pria ini pada bundanya. Apakah dia begitu menyayangi bundanya ini?

"Kamu tenang saja sayang, bunda tidak lelah bunda bisa menjaga kesehatan bunda. Sekarang berangkat lah, serius lah dalam menuntut ilmu agar keluarga kita tidak dipandang sebelah mata oleh orang-orang." Ucapan inilah yang selalu membuat dirinya tidak menceritakan bagaimana dirinya begitu lelah diluar sana.

"Pasti bun, aku akan selalu mengingat perkataan bunda yang ini". Ucapnya tak lupa sambil mengukir senyuman yang begitu indah dibibir miliknya itu

"Ya, berhati-hati lah doa bunda selalu menyertai mu".

"Belajar untuk kuat mungkin, hal yang tidak bisa dilakukan setiap orang. Tapi aku akan berusaha memperlihatkan bagaimana kuatnya diriku"

...

Bantu ramein yaa...
Bisa mampir juga ke akun tiktok ku @fit_hoseok
Ig @fitrirmdni_02
Terimakasih...

sebuah rinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang