sebuah rindu

106 7 0
                                    

part 6

bel sekolah pun berbunyi, siswa dan siswi smp ini bergegas untuk pulang. begitu juga dengan vhi dan teman-temannya.

"vhi, kamu pulang bareng siapa? aku atau sama altaf?" tanya langit pada vhi.

"aku pulang sendiri saja, kalian pulanglah dulu". tolak vhi

"apa kamu yakin?" sekarang altaf yang bersuara.

"iya, aku yakin kalian pulanglah dulu. Aku ingin kesuatu tempat" ucapnya.

"baiklah, ayo" ucap langit merangkul vhi dan altaf juga ikut merangkul bahu vhi.

"kemana?"

"menemanimu lah kemana lagi"

"tapikan aku menyuruh kalian pulang terlebih dahulu. kenapa kalian tiba-tiba ingin ikut dengan ku?"

"bagaimana bisa kami membiarkan kamu pergi sendiri ke makam seokjin hyung" ucap langit.

"benar, kami tidak akan membiarkan sahabat kami ini pergi sendiri kesana untuk sekedar melepas rindu dengan kakaknya mungkin saja bisa lebih dari melepas rindu. berbagi keluh kesah minsalnya" jelas altaf pada vhi sehingga membuat vhi kaget dengan ucapan yang altaf lontarkan.

dari mana mereka tau jika dirinya sering berkunjung ke makam kakaknya hanya untuk berbagi masalah dan ucapan kerinduan dirinya pada sang kakak.

"darimana kalian mengetahui jika aku sering kesana bahkan kalian juga tau aku sering berbagi keluh kesah dengan seokjin" ucap vhi.

"apa kalian mengikutiku?" sambung vhi.

"maaf, aku tidak sengaja melihatmu waktu itu sedang menangis di depan makam seokjin hyung karena kebetulan aku juga sedang berada dipemakaman, makanya aku mendengar semua perkataanmu" jelas langit.

ya, beberapa minggu lalu langit sedang mengunjungi makam neneknya. ketika ia ingin pulang langit tidak sengaja melihat vhi yang sedang menangis dimakam kakaknya dan ia juga tidak sengaja mendengar percakapan vhi.

"kenapa kamu menyembuyikan masalahmu dari kami? kamu bisa berbagi masalah mu dengan kami atau kamu tidak menganggap kami ada?" ucap langit.

"maafkan aku, aku tidak bermaksud menyembuyikan masalah ku pada kalian tapi hanya saja aku tidak ingin kalian juga terseret ke dalam masalahku" ucap vhi.

"lalu apa gunanya teman jika bukan untuk tempat berbagi keluh kesah hem? kita sudah berteman sejauh ini tapi kamu masih saja seperti ini tidak menganggap kami ada." ucap altaf.

"kami tidak akan merasa terbebani atau merasa kamu menyusahkan kami jika kamu bercerita, kami dengan hati mendengar semua keluh kesah mu karena itulah gunanya sahabat saling memberi rumah tempat untuk bercerita jika rumah tempat mu bercerita sudah hancur." jelas langit.

"maafkan aku". balas singkat vhi.

hanya kata maaf yang bisa vhi ucapkan pada sahabat ini, entah dia bersyukur sekarang memiliki sahabat seperti mereka entah bagaimana?

...

suasana malam hari ini, masih sama seperti malam-malam sebelumnya tidak ada yang istimewa bahkan perkataan dari kakeknya semakin membuat hatiya sakit. kakeknya selalu merendahkan dirinya dan bundanya walalu bundanya ini anak kandung dari kakeknya ini.

entah kakeknya demdam pada bundanya entah bagaimana ia pun tidak mengetahuinya sampai sekarang. kadang ia selalu berpikir apa salahnya, apa salah bundanya dan apa salah keluarganya sampai kakeknya ini begitu membenci mereka.

dulu masih ada neneknya yang membela bundanya, tapi sekarang sudah tidak ada lagi bukan, tidak ada yang membela mereka namun sekarang kondisi neneknya sedang sakit bahkan sakit neneknya sudah bertahun-tahun lamanya.

berjalan pun neneknya tidak bisa apalagi membela mereka. hampir setiap hari neneknya ini dibantu oleh kursi roda. ya neneknya mengalami strok semenjak seokjin meninggal, karena neneknya ini sangat menyayangi seokjin dan ketika seokjin meninggal menjadi beban pikiran oleh neneknya sehingga dia mendapatkan penyakit strok, mungkin karena usia neneknya sudah tidak muda lagi.

sudah bertahu-tahun neneknya duduk dikursi roda karena penyakit yang ia derita sehingga ia harus dibantu oleh kursi roda.

"kamu tau tidak, sebenarnya apa yang dibanggakan dengan vhi itu bukan malah membanggakan tapi malah menyusahkan dan membuatku rugi." ucap sang kakek pada istrinya.

"mending mati saja tidak ada gunanya juga anak seperti itu dibesarkan tidak ada untungnya juga. dan bundanya itu selalu membangga-banggakan anaknya itu. aku yakin dia tidak akan tamat sekolah jika bukan karna uang ku ini"

sementara itu vhi yang mendengar semua ucapan kakeknya dari dalam kamar tanpa bersuara sedikitpun. sakit? bahkan begitu sakit hatinya di anggap remeh seperti itu apalagi yang mengatakan dari mulut keluarganya sendiri.

sedangkan neneknya yang mendengar hanya bisa diam tanpa membalas.

"lihat saja nanti sampai dia berlutut pun untuk meminta uang padaku untuk sekolahnya tidak akan aku memberikannya, aku tidak peduli jika dia tamat sekolah atau tidak." lanjut kakeknya

sedangkan dikamar vhi.

"apakah seburuk itu aku dimata kakek? sampai kakek berkata seperti tadi? sakit, hatiku begitu sakit kek aku tak apa jika orang lain yang mengatakan semua itu aku masih bisa menahannya tapi ini keluarga ku sendiri"

"begitu sakit rasanya. jika kakek tidak mengingikan ku hidup tapi setidaknya jangan melukai hatiku denga perkataan yang kasar bahkan sampai menyumpahi ku mati. apa semenyusahkan itu aku dimata kakek?". jelasnya sambil meneteskan air mata.

...

(kalau ada yang typo maklumi ya, belum sempat baca ulang)

yuk ramaikan..
Vote dan komentar nya jangan lupa ya
Yg mau mampir ke tiktok ku silakan
tt. @fit_hoseok🐿️
Ig. @fitrirmdni_02
Terimakasih...

sebuah rinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang