part 13

108 4 4
                                    

malam ini pukul 20.30 disebuah ruangan dengan infus yang sedang terpasang dibagian tangan kiri seorang pria tua. terdengar suara pintu yang terbuka menampilkan seorang anak perempuan yang begitu cantik tidak lupa dengan menampilkan senyuman membuat dirinya semakin cantik.

 terdengar suara pintu yang terbuka menampilkan seorang anak perempuan yang begitu cantik tidak lupa dengan menampilkan senyuman membuat dirinya semakin cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tersenyumnya anak perempuan tersebut, membuat pria tua yang sedang terbaring itupun membalasnya dengan senyumannya yang hangat.

"ayah.." panggil anak perempuan tersebut. "bagaimana kabar ayah sekarang? apa sudah enakkan atau masih sakit?" sambungnya dengan pertanyaan yang bertubi-tubi.

"masih saja seperti kemarin" balasnya dengan sedikit menggelengkan kepala. "iish jawab dulu pertanyaan giska, ayah" celetuk anak perempuan ini dengan menyilangkan kedua tanganya di dada"

"baiklah, ayah baik-baik saja kamu tidak perlu secemas ini sama ayah" balasnya lembut. 

"tentu saja giska sangat mencemaskan ayah, sedangkan ayah keluarga giska satu-satunya setelah ibu meninggal" ucap giska.

 "ayah, giska mohon sama ayah berhenti untuk mabuk-mabukkan lagi, berhenti melakukan hal yang bisa merugikan diri ayah sendiri. ini bukan kali pertama ayah masuk rumah sakit tapi, sudah sangat sering" lanjutnya membuat ayahnya bungkam seketika.

"apa ayah tidak kasihan melihat giska? jika ayah tidak kasihan sama giska setidaknya ayah kasihan pada diri ayah sendiri. ayah tidak muda lagi seperti anak-anak remaja diluar sana tapi usia ayah sudah cukup tua melakukan hal yang seperti kemarin" jelas giska.

"lalu jika ayah sakit kamu tidak ingin merawat ayah? begitu maksudmu?" balasnya dengan nada sedikit dingin. "bukan seperti yah, tapi giska han.." belum sempat giska melanjutkan perkataannya ayahnya sudah lebih dulu mendahului perkataannya.

"sudahlah, kau tau apa tentang kehidupan kau hanyalah anak kecil yang tidak mengerti akan kehidupan" ucap sang ayah.

"jika kau kesini hanya menceramahi ku lebih baik kau pulang saja" sambungnya.

giska tak membalas apa-apa lagi, ia lebih memilih diam daripada bertengkar lagi dengan ayahnya. hampir setiap hari ia bertengkar dengan ayahnya dengan berbagai macam masalah namun, ia lebih memilih mengalah daripada keadaan semakin memburuk.

"seandainya ayah tahu, hampir setiap hari giska dibully disekolah karena sikap ayah yang seperti ini giska takut yah, giska takut dengan orang-orang yang menganggap giska sebagai anak yang terlahir dari keluarga pembawa sial. itulah yang mereka katakan pada giska, yah" batinnya menatap ayah yang masih terlihat marah pada dirinya.

_manusia diluar sana kejam, yah mereka tidak akan segan-segan menghakimi ku sampai aku tidak tahu bagaimana cara untuk membela diri_

...

malam begitu hening dengam kelamnya warna langit tanpa memperlihatkan cahaya bintang diatas sana walau hanya satu saja. samar-samar terdengengar suara yang tak asing dari arah langit seperti memberitahukan bahwa sebentar lagi akan ada rintikan air yang turun dari atas sana.

suasana hening tadi berubah begitu saja dengan suara rintikan air yang menyentuh tanah dan batu-batu yang berada dibawah sana, serta angin malam juga turut hadir malam ini membuat suasana semakin dingin.

suasana hening tadi berubah begitu saja dengan suara rintikan air yang menyentuh tanah dan batu-batu yang berada dibawah sana, serta angin malam juga turut hadir malam ini membuat suasana semakin dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

semuanya seperti kebetulan, hati yang terasa sedih dengan pikiran yang berkecambuk memikirkan sesuatu yang belum tentu kebenarannya, namun bisa membuat pikiran begitu berisik.

"akankah, ada berita baru setelah hari ini? aku tidak khawatir dengan keadaan yang akan datang nantinya. tapi aku khawatir jika tubuh ku ini tidak sanggup menerima keadaan itu. "

"entah sebesar apa masalah yang akan datang nanti, siap tidak siap aku harus meyiapkan diri, sanggup tidak sanggup aku harus sanggup. tapi bisakah aku mengatakan bahwa aku manusia biasa yang sedikit goyah bisa jatuh"

"sama seperti manusia normal diluar sana, tubuhku juga bisa merasakan lelah dengan keadaan yang selalu datang menghakimi tubuh yang hampir tidak sanggup lagi untuk berdiri"

"ini benar-benar tidak adil untuk ku, tapi aku bisa apa? tak banyak yang bisa ku lakukan orang yang tak perlu ku jelaskan terus bertanya, namun yang ingin ku ajak bicara tak mau mendengarkan ku"

monolog vhi ditengah turunnya hujan dimalam ini, entah ke khawatiran apa yang tengan ia pikirkan. sebegitu tidak adilnya dunia untuknya sampai ia tidak merasakan rasa sakit ditanggannya yang sudah mengeluarkan banyak darah segar.

sedari tadi dia bermonolog tak sengaja tangannya menyentuh laci kecil meja belajar yang berada dikamar tersebut. Dengan perlahan ia membuka laci itu dan mengambil sebuah pecahan kaca .

yang entah dari kapan ia menyimpan barang tersebut. sampai vhi menyayat tangannya sedikit demi sedikit tanpa mendesis kesakitan.

bukan malah kesakitan dan khawatir atas luka yang sengaja dia buat, vhi malah dengan santainya menampilkan wajah seperti tidak terjadi apa-apa bahkan bibirnya nampak sekilas melebar menatap tangannya mengeluarkan darah.

_akankah kehidupanku berakhir ditangan ku sendiri setelah malam
ini?_

...

(Tinggalin komen & vote nya dong)

(Bantu support author dengan ninggalin jejaknya☺️)

Terimakasih untuk readers yang udah mampir, semoga ceritanya nyambung ya..

Jan lupa mampir juga ke
Tiktokku @fit_hoseok🐿️
Instagram @fitrirmdni_02

Terimakasih...

sebuah rinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang