"Setiap hubungan pasti ada yang namanya pertengkaran, pertengkaran inilah yang membuat Nisa kecewa dan hancur karena Senja yang mengingkari janjinya, baru satu bulan mereka menjalani hubungan Nisa dibuat kaget dan kecewa oleh senja dan ini menjadi akhir dari mereka menjalani hubungan..."
Seperti apa kejadiannya??? Yups terus simak kelanjutannya
Pagi hari yang bercampur rasa dag Dig dug rumah berwarna cat oranye itu nampak lenggang, gadis berusia 20 tahunan nampak sedang mempersiapkan diri dan segalanya untuk wisuda nanti. Pria berusia 45 tahun tengah berdiri di teras, wanita berusia 40 tahunan tengah sibuk dengan urusan dapur, Nisa dari tadi yang selalu mondar mandir sana sini dengan ini itu tengah sibuk dengan persiapannya nanti.
Pukul 06:00 gadis itu berangkat menuju kampusnya disanalah dia akan wisuda dan mendapat gelar sarjana, dengan motor yang ia tumpangi menerabas kemacetan lewat selah selah kendaraan gerimis turun rintik air perlahan membasahi kota, ya itu hal yang disukai Nisa sejak kecil(HUJAN). Rintik air kian banyak jatuh membasahi hiruk pikuknya kota membuat Nisa berfikir bahwa ia akan terlambat ke wisudanya, tak butuh waktu lama akhirnya kekhawatiran itu menghilang dan Nisa sampai di kampus tepat sebelum acara dimulai.
Dengan menggunakan kebaya dan menggunakan sanggul membuat keanggunan gadis itu kian merajalela, Seorang pria yang gagah menggunakan jas berwarna hitam dan kacamata tengah menunggu disana, ya itu Senja. Laki laki yang ia cintai, mereka berdua berjalan kedalam bagaikan raja dan ratu bermahkota yang ada di istana raja.
"Cantik amat hari ini kamu Bisa."
"Mulai deh ngerayu."
"Hahaha emang nyatanya gitu, udah ayo masuk."
2 jam duduk di kursi giliran Nisa maju ke depan untuk mengambil Samir, seorang gadis berkulit sawo matang berjalan dan duduk tepat di samping senja. Menggenggam tangan senja dan begitu sebaliknya Nisa membalikkan badannya untuk turun dari panggung betapa terkejutnya Nisa mengetahui hal itu. Yang saat itu Nisa masih belum mengerti dan masih bertanya kepada dirinya sendiri. ”Siapa perempuan itu?.” gumam Nisa.
Nisa berjalan menghampiri senja. Belum sempat bertanya Seorang perempuan yang tengah menggenggam tangan senja menyerobot berkata.
”Ini perempuan yang kamu cintai Nja?.” Tanya Perempuan itu terhadap Senja.
”Engga aku cuma nipu dia aja dikala kamu tidak ada aku cuma memanfaatkan dia aja.”
Nisa terkejut mendengar itu semua mata Nisa terlihat seperti tidak akan bisa membendung air matanya yang semakin menderu untuk menetes, rasa kecewa bercampur amarah menjadi satu dalam dirinya. Wisuda yang seharusnya menyenangkan berubah menjadi sebuah tragedi yang menyedihkan bagi Nisa.
”Jadi kamu selama ini cuma memanfaatkan aku Nja? Kenapa Kamu gak bilang dari awal Nja? Kamu tau selama ini aku bener bener tulis sama kamu, aku dengan gampangnya menaruh kepercayaan ke kamu, tapi ternyata kamu biadab Nja biadab!!.”
”Terserah deh lue mau ngomong apaan, makanya jadi orang jangan polos, percumah cantik tapi polos. Sekarang tau kan aku udah ada dia disamping aku, Jadi sekarang kamu bukan siapa siapa aku lagi bye anak kampung.”
”Nja sumpah ini ga lucu Nja i***.”
”Dasar cewe kampung mendingan pergi aja sono gangguin cowo aku aja.”
”Nja tolong Nja jangan bercanda.” tanya Nisa kembali
”Kamu punya mata? Bisa liat kan? Apa aku bohong Nisa!? Jawab senja membentak.
Nisa yang dari tadi menahan air mata untuk keluar akhirnya Nisa tidak bisa lagi menahan air mata yang dibendung, menangis lah Nisa didepan Senja dan perempuan yang didepan nya tak mempedulikan sekitar Nisa menangis dan mencoba menerima ini semua walaupun sebenarnya ini sangat sakit dan sangat sakit, bagaimana tidak Nisa yang sedang dalam dalamnya mencintai senja di tinggalkan begitu saja tanpa alasan.
”Yaudah Nja aku memang anak kampungan, aku dari keluarga sederhana aku ga punya apa apa, gak pantes buat kamu yang serba berkecukupan, kalau memang ini udah jalannya aku terima ini semua nja.”
”Yaudah bagus dong kamu sadar itu.” Jawab senja dan perempuan itu sangat ketus.
”Tapi ingat Nja, senja adalah orang yang sangat Nisa cintai, sungguh sebelum aku pergi keluar dan menangis bersama hujan aku nitip pesan ke kamu. ”Tolong jangan kecewakan dia, cukup aku aja yang kamu kecewakan”.
”Iya!! Udah sono pergi.”
Nisa keluar gedung menangis, sakit bercampur amarah dan kekecewaan yang begitu sangat besar terhadap Senja. Tidak disangka orang yang selama ini dia cintai menjadi penghianat dibalik ini semua. Nisa menangis di taman gedung memeluk boneka beruang cokelat yang dibelikan Senja untuknya. Memeluk erat sambil menangis ditengah gerimis..Ya itu merupakan hal yang disukai Nisa (HUJAN) ketika ia menangis selalu bersama hujan. Nisa pergi meninggalkan taman dan gedung untuk pulang bukan dengan wajah gembira namun sebaliknya Nisa berjalan ditengah terpaan hujan.
”Ini menyedihkan sekali setidaknya hujan membantu membasahi tubuhku sehingga tak ada orang yang curiga kalau aku menangis, biarkan boneka ini basah diguyur hujan, perlahan juga akan pudar bagaikan kenangan Bersama senja” Gumam Nisa sambil terus menangis..
Nisa mengatakan bahwa Senja adalah sebuah ”Nama Yang Tak Dirindukan”
”Dari cerita ini kita sama sama belajar bahwa setiap menjalani hubungan maka jalanilah itu dengan serius, jika kita mengecewakan maka sama saja kita mengkhianati perasaan. Sekian dari cerita ”Nama Yang Tak Dirindukan”.
Mohon maaf apabila didalam cerita ada yang kurang atau tidak sesuai saya pribadi memohon maaf..Tunggu lanjutan kedua di "Nama Yang Tak Dirindukan part 2.”
Terimakasih yang sudah mampir baca, jangan lupa beri vote dan komen yakk😊
KAMU SEDANG MEMBACA
NAMA YANG TAK DIRINDUKAN
TienerfictieApa mengenal Cinta itu asik? Ya itu asik tapi bukan pada diriku ini,aku hanya seseorang yang kau tinggalkan disaat aku sedang dalam dalamnya mencintai kamu.